❝Touch me please, I want to feel you more❞
Joo Yebin tidak pernah menyangka dia akan mencium Atasan nya malam itu. Andai dia tidak mabuk, mungkin Hidupnya tak akan seindah sekarang.
SPIN-OFF DARI [FLIRTY TOUCH-CHOI YEONJUN karya @Lorenza_p]
⚠17+
⚠...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku mencium Atasanku.
Ya!!!!
Aku mencium Tuan Kang!!!!!!!!
Sangking bahagianya, Aku berguling-guling di kasur, memukul-mukuli bantal, dan tertawa puas bagai orang gila.
Bukankah aku wanita yang sangat beruntung?
Aku masih bisa merasakan sentuhannya yang lembut, bibir manis dan dewasa itu juga masih melekat di kepalaku. Apalagi jika teringat bagaimana Tuan Kang memuji permainanku saat kami sedang berciuman, aku benar-benar malu sekaligus bahagia.
Semu merah di pipiku tak mau hilang, aku bahkan tak bisa berhenti tersenyum. Dia membuatku gila. Bagaimana besok aku menghadapinya? Pasti sulit untuk bertingkah normal jika aku terus teringat kejadian tadi.
Tapi ada sedikit pertanyaan di benakku. Kenapa dia mau melakukan itu? Apa karena dia tergoda semalam? Atau dia sudah menyimpan perasaan padaku sejak lama?
Berbagai ekspektasi buruk mulai muncul. Kenapa aku malah kegirangan, ketika aku tidak tahu apa alasan Tuan Kang mau menciumku seperti itu.
Apa perlu ku tanyakan?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dengan demikian, rapat kita akan akhiri. Untuk kegiatan lebih lanjut kita akan membahas tentang proyek pembangunan. Terima Kasih" aku menutup pertemuan penting itu. Akhirnya seluruh pekerjaan sudah selesai, aku hanya perlu menyusun berkas milik Tuan Kang setelah ini.
Aku sangat tidak sabar untuk bermalas-malasan di kasur, sambil menonton drama kesukaan yang sudah aku tabung 5 episode.
Seluruh insan keluar dari ruangan, menyisakan aku dengan berkas-berkas penting yang harus disusun. Setelah selesai berbenah, aku turut meninggalkan ruangan itu. Rasanya melelahkan.
Suara langkah kakiku kini menjadi teman ketika aku berjalan di lorong kantor yang sepi. Sedikit menakutkan memang, suasana sekarang ini cukup gelap. Ada sedikit bayangan-bayangan menyeramkan muncul di kepalaku.
"Kamjagiya" Kejutku ketika merasakan saku jasku bergetar akibat deringan ponsel.
Siapa yang menelpon ku di jam segini, kekesalanku langsung berubah menjadi bingung, takut dan senang. Lebih tepatnya tak tahu perasaan apa ini. Tuan Kang lah oknum yang menelponku.
