Chapter 9

1.7K 233 9
                                    

Aku mendatangi kamar Melisa, Ibunya Margaritha. Tujuanku menemuinya yaitu untuk komplain mengenai tidak adilnya keluarga ini.

Tapi aku juga memiliki tujuan lain yaitu untuk memberitahukan mengenai aku yang membawa masuk anak kecil ke dalam rumah ini.

Bagaimanapun aku harus tahu diri. Jangan bersikap seenaknya, karena sekarang aku hidup sebagai 'Margaritha'

°°°

Tok..
Tok..
Tok..

Setidaknya aku harus memiliki tata krama yang baik dengan cara mengetuk pintu terlebih dahulu.

Benar, sekesal apapun aku sekarang tetaplah harus ingat kata-kata dari Tina.

Aku harus jaga sikap karena aku ini bukanlah Nona Bangsawan sembarangan.
Yah, walaupun peranku dusini hanyalah seorang figuran.

"Ini saya Ritha, bolehkah saya masuk?!"

Setelah lama tidak ada sahutan suara dari dalam kamar Melisa. Aku berniat untuk pergi saja karena mengira bahwa mungkin Melisa sekarang sedang tidak ada di kamar.

Tapi ketika sudah berbalik badan akan pergi, aku mengendengar sebuah suara.

"Masuklah!"

Kenapa lama sekali dia menjawabnya. Semakin membuatku kesal saja.

Huh! Tarik Nafas! Ayo Stok Sabarnya makin diperbanyak!

Aku masuk ke dalam kamar Melisa dengan wajah tersenyum gaya Nona bangsawan lainnya. Ya, tersenyum dengan anggun.

"Ada apa kamu mendatangi Ibu tanpa pemberitahuan sebelumnya?!"

Huh! Aku belum duduk dengan benar. Orang tua ini sudah menanyakan pertanyaan saja.

"Maaf jika saya menggangu waktu Ibu."

"Tapi saya datang kemari karena ada hal yang ingin saya katakan pada Ibu."

"Apa itu hal yang penting?!"

Mau penting atau tidak. Bukannya seorang Ibu akan selalu menganggap penting semua hal jika sudah menyangkut anaknya ya?!

Tapi ini kenapa malah begini. Luar Biasa!Aku sampai tak bisa berkata-kata.

"Saya ingin kembali ke akademi bersama Kak Erik dan Kak Lily."

"Maksudmu kamu juga ingin kembali ke akademi?" Tanya Melisa.

"Ya, kenapa?!"

"Apa aku tidak boleh kembali ke akademi?!" Tanyaku lagi.

"Bukan sepeti itu, hanya saja apa kamu bisa menunda kepergianmu."

"Apa maksud Ibu?!"

"Kamu baru sadar setelah terbaring tak sadarkan selama 4 hari."

"Lalu, Ibu dengar juga kamu mengalami hal yang tak mengenakan juga kemarin."

"Itu bukan masalah besar. Aku tidak apa-apa."

"Tetap saja, Ibu khawatir."

Ah, rasa kesal ini sudah sampai puncaknya.

Kenapa dia terus mengatakan kata 'Ibu' beberapa kali. Itu membuatku muak.

"Jadi kenapa kamu ingin kembali ke akademi secepatnya?"

"Aku tidak nyaman di kediaman ini."

Ya, itu alasan yang bagus. Karena 'Margaritha' yang asli juga tidak pernah tinggal lama di rumah ini. Dia tinggal disini juga sampai berumur 7 tahun.

MargarithaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang