I

0 0 0
                                    

Aku di bekap dan di bawa paksa oleh beberapa pria berjas rapi ke dalam sebuah mobil lalu semua menggelap tak tau apa yg terjadi. Ketika terbangun sudah berada di sebuah ruangan yg terlihat seperti kamar, bagitu asing bagiku karena kamar ini begitu elegan dan mewah membuatku merasa semakin khawatir dengan tempat ini.

"Bagaimana perasaan anda nona?" Tanya seorang pria kelala 4 bicara sopan padaku.

Merasa tak sopan bicara denhan yg lebih tua namun aku masih terduduk di atas ranjang akupun beranjak menghampirinya ingin menanyakan keberadaanku saat ini.

"Maaf ini dimana ya? Dan anda siapa?"

"Pertama perkenalkan saya jhon yg akan membantu anda. Saat ini anda sedang berada di prime tower, mari ikuti saya keruang sebelah" jawabnya sambil berjalan menggiringku ke arah pintu.

"Aku Nayyana"

"Tunggu untuk apa aku di prime? Apa kalian tak salah orang?" Tanyaku was-was.

Bukan tanpa alasan aku begitu karena prime adalah perusahaan bersar di berbagai bidang, produk mereka juga terkenal di luar negri memang kebanyakan produk makanan dan juga pakaiannya tapi tak main-main jakauan expor mereka.

Aku ingat betul tak punya masalah apapun yg berkaitan dengan prime juga tak ingat pernah bertemu dengan salah satu dari mereka sebelumnya. Ini sangat membingungkan.

"Tidak nona, kami tidak salah orang, benar anda Nayyana Meriane kan?" Tanyanya dan ku jawab anggukan kepala.

"Nama anda unik jadi tak banyak yg memiliki nama serupa, dan lagi benar anda sedang magang di sebuah Asosiasi Travel?" Terusnya.

"Benar lalu apa hubungnnya? Aku tak pernah buat masalah selama berkerja disana seingatku"

"Untuk itu saya tidak bisa menjawab. Baiklah mari perkenalkan ini jazz yg akan membantu anda bersiap" tiba-tiba sudah ada seorang pria berdandanan necis yg feminim.

"Jazz, nona manis mari ikuti kami"

"Tunggu-tunggu ini berisap untuk apa?" Tanyaku saat dua orang wanita membawaku paksa.

"Stt stt stt tetap tenang dan nikmati saja atau nanti makeup anda hancur nona" pringat jazz dengan seringai menakutkan.

———————————————————

Tak menjawab aku hanya diam menurut di makeup, manicure and pedicure, rambut di blow dan terkahir memakikanku baju. Sungguh rasanya melelahkan ini seperti aku boneka yg sedang di mainkan oleh anak-anak untuk dirias sesuka mereka.

 Sungguh rasanya melelahkan ini seperti aku boneka yg sedang di mainkan oleh anak-anak untuk dirias sesuka mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pakaian yg disiapkan untukku

"Sudah selesai nona?" Tanya jhon padaku.

"Kita akan kemana sekarang?" Tanyaku padanya.

"Mari acara sudah di mulai kita ke rapat sekarang" jawabnya saat ini kami di dalam sebuag lift sebelumnya aku tak tau di lantai berapa namun sepertinya rapat berada fi lantai 25 tertera di lift bahwa lantai tertinggi bangunan ini di lantai 30.

"Rapat apa yg sedang berlangsung? Kenapa aku harus kesana?" Tanyaku penasaran.

"Nanti ada yg akan menjawab rasa penasaran anda nona" jawabnya santai.

Setelah beberapa lama akhirnya pintu terbuka terlihat ada beberapa karyawan yg hilir mudik membawa banyak berkas.

"Mari masuk nona" jhon mempersilahkanku masuk duluan dan di iringi oleh dirinya masuk ke sebuah ruangan dengan pintu besar.

Benar rapat sudah di mulai dengan seorang pria sedang mepresentasikan hasil kerjanya di ujung ruangan. Ruangan ini begitu besar dengan meja membentuk sebuah lingkaran oval karena ruangan ini memanjang.

Saat masuk kami sempat menjadi pusat perhatian karena masuk di tengah rapat berlangsung mereka melihatku dari atas sampai bawah, bahkan yg sedang presentasi sempai berhenti bicara. Hingga seorang pria memerintahkan untuk melanjutkannya.

"Siapa yg suruh berhenti?! Lanjutkan!" Tegurnya dengan tegas.

"Tuan, nona Nayyana telah tiba" jhon bicara dengan hormatnya pada pria tersebut sepertinya ia yg memilih kuasa disini, aku harus hati-hati dalam bicara.

"Beri kan dia kursi di sampingku" titahnya.

Memang di sekitarnya tak ada kursi seperti ada jarak antara dirinya dengan peserta rapat lainnya. Tapi kalau aku duduk berdua dengannya akan sangat canggung. Bagaimana ini?-batiku

Aku di persilahkan duduk, sudah di siapkan minuman, laptop, alat tulis dan beberapa tumbuk berkas sepertinya itu bahan rapat saat ini.

"Maaf sebelumnya tuan, jika terkesan tidak sopan, apa sebelumnya saya pernah bertemu anda?" Tanyaku hati-hati.

"Kau tak ingat denganku? Kita bertemu pada event travel internasional bulan lalu" jawabnya santai hanya melilirku.

"Mmm lalu ada perlu apa orang penting seperti anda sampai membawa saya kemari?" Tanyaku lagi.

"Hah, kau benar-benar lupa padaku ternyata" sahutnya menghela nafas.

"Perkenalkan aku Andre, Andreas Damian Abyantara presdir dari Prime Group. Aku juga yg namawarkan pekerjaan padamu saat itu dan kau menolaknya tanpa alasan jelas! Aku tak peduli kau harus bekerja denganku" jawabnya dengan nada marah membuatku tercekat kaget.

Flasback

Ingatkan kejadian bulan lalu mulai terputar di kepalaku saat ini, dimana event besar itu terjadi aku hanya di tugaskan menunggu di stand yg telah di sediakan dan menyambut para pengunjung untuk sekedar melihat atau mengajak kerjasama.

Ya sebenarnya tak jauh berbeda sengan sels marketing tapi ada kejadian tak terduga saat acara berlangsung. Saat itu aku sedang menyampaikan informasi mengenai asosiasi serta trevel yg menaungi kami hingga ada seorang pria dengan pakaian casual serta topi menutupi kepala ikut bergabung dengan kami.

Sekedar informasi bila ada pengunjung lain yg datang aku akan menjeda penuturanku untuk memberikan kartu nama serta brosur milik asosiasi dan sedikit berkenalan lalu di lanjutkan kembli menjelaskan tentang asosisasi atau travel yg bekerja sama dengan kami. Saat selesai beberapa dari mereka akan bertanya, memberikan kartu nama milik mereka atau perusahaannya atau langsung pergi begitu saja.

Aku menjawab semua pertanyaan yg di ajukan pengunjung dengan ramahnya hingga pria asing tadi mulai mengajukan pertanyaan lain di luar asosisasi, ia bertanya tentang berapa besar potensi terhadap kepemilikan travel saat ini. Negara mana saja yg saat ini sedang di minati. Ada rekomendai travel yg ingin di jual atau tidak. Membahas tentang ekonomi negara dan beberapa perusahaan besar dengan potensi yg sebeneranya masih banyak namun di abaikan. Kami terus mengobrol hinggal beberapa saat sebelum di akhir kata ia dengan santai berkata bila aku harus bergabung dengannya membangun perusahaannya sendiri.

Ketika mendengarnya aku sedikit bingung membangun yg dia maksud itu apa. Dari nol atau membangun kembali. Karena saat itu kami berbincang santai jadi aku menanggapinya dengan menolak halus, setelahnya dia lansung pergi begitu saja.

Off

Nayya POV

"Astaga tuan yg waktu itu? Saya kira itu candaan, maaf karena saat itu anda tidak meninggalkan kartu nama sama sekali jadi saya kita itu hanya candaan saja" sahutku merasa tak enak.






















Jadi disuruh ngapain disini?-nayya











TBC

Thank You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang