3. Perkara Chat

26 21 43
                                    

Lean mengambil ponselnya diatas meja belajar. Sehabis mandi dia jadi gabut mau ngapain, niatnya sih mau main game tapi jadi terkejut sendiri saat mendapat notip baru.

Grup Chat kelasnya.

Lean membuka profil grup, perlahan mencari nama kontak cewek yang duduk sejajar tepat dibelakangnya tadi.

Navea....

Iya namanya Navea. Lean mendecak, teringat seharusnya dia menyimak saat guru tadi mengabsen kelas. Menyesal karena tidak mengetahui nama lengkap Navea.

Alisnya terangkat tinggi saat sebuah nomor baru bergabung di grup itu. Ia jadi membuka dan melihat, tertera jelas nama cewek itu disana.

Sama seperti nickname nya, hanya 'Navea' saja tidak ada nama aneh seperti kontak lain. Membuat Lean langsung bergerak cepat mengetik.

Tanpa sadar, pemuda itu sudah mengeluarkan jurus buayanya.





Lean: Kiwkiw





Masih belum ada balasan, tapi Lean tak patah semangat yang ada malah mengeluarkan smirk andalannya.

Cewek cewek gak tau aja, itu peletnya Lean.




Lean: Na, ini Lean.





Cowok itu melebarkan mata berbinar, langsung ada balasan dari Navea, membuat Lean sumringah sudah cungar cungir sendiri di dalam kamar. Bahkan bunda yang sempat mengintip jadi khawatir dengan Lean, tapi tersadar si Lean emang kerjaannya gitu tiap hari. Jadi udah biasa.




Navea: Apa?

Lean: Save balik nomer gue.

Navea: Iya



Lean diam, memandangi roomchat itu. Ia jadi berpikir sebentar. Kira kira enaknya ngobrolin apa ya??

1 detik

2 detik

Sampai detik ke sepuluh, Lean masih diam.

"Ah sial mana udah ke read lagi." katanya bingung sendiri jadi mikir mau buka obrolan apa.

Lean jadi beranjak membawa ponselnya ke luar kamar lalu bergegas menuju kamar adiknya di sebelah.

"ALEAAAAAA~~"

"BRISIK!!"

Lean mendekat mengacak rambut adiknya. Ini beneran diacak, bukan mengarah ke gemas tapi lebih ke menjahili. Sampai Alea hampir saja menendang Lean jika saja cowok itu tidak segera menjauh.

"BUNDAAA ABANG GANGGU!!"

Teriakan Alea tidak membuat Lean menahannya. Malah dengan santai pemuda itu merebahkan diri di ranjang Alea.

Teguran dari Bunda di lantai bawah masih bisa terdengar dari kamar Alea. Lean tak menghiraukan, dengan santai menarik bantal milik Alea di dekatnya.

Lean masih diam, memandangi punggung adiknya yang kembali merunduk tapi masih dengan mulut mendumel kesal.

"Ya."

Panggilan pertama diabaikan oleh Alea membuat Lean kembali memanggil.

"Aleaku! Adikku! Manisku! Sayang-"

Alea menggeram, "Abang diem, besok Alea ada latihan try out!!" kata Alea hampir mengumpat.

"Ya makanya dong liat Abang, punya Abang ganteng kaya gini dianggurin. Ntar giliran jauh dicariin, huu dasar adik tsundere. Abangnya diambil baru tau rasa lo."

Alea mendecak, sama seperti hari sebelumnya, kakaknya itu jika sedang gabut akan pergi ke kamarnya lalu menjahilinya sampai puas.

Kalo di diemin bakal ngelunjak, biasanya Alea ladeni balas menjahili. Tapi untuk sekarang Alea tidak ingin waktunya terbuang sia sia. Lagipun besok jadwal pelajaran kedua untuk latihan try out.

Iya, Alea Jun Darren ini sudah menginjak kelas akhir di SMP. Sistem di sekolahnya sangat padat. Jadi sedari awal semester sudah diberi waktu untuk banyak latihan ujian. Dari mulai Try Out, UAS, bahkan UN sekalipun. Tidak ada kegiatan ekstrakurikuler di kelas 9 ini, jadi di kelas akhir sekarang hanya diisi kegiatan belajar mengajar.

"Abang kalo gak ada kepentingan mending diem."

Lean mencibir, ingin membalas sewot tapi jadi teringat tujuan kedatangan dia kesini ya karena, "Cewek tuh sukanya bahas apa??"

Alea membelalak, jadi berputar di kursinya menghadap ke Lean kaget. "Maksutnya??" bahkan dia masih bingung.

Abangnya?

Lean Jun Darren??

Nanya kaya gitu???

Waahhh, besok Alea harus syukuran nih sama Kak Nathan tetangganya.

Lean beringsut duduk kemudian menyalakan ponsel ditangan, "target gue kali ini dingin." katanya memberitahu roomchat singkat kepada Adiknya.

Alea membelalak bibirnya terbuka tak percaya memandangi kakaknya. "Bang?? Bener??"

Lean mendelik, sebenarnya rada gengsi juga nanya ke Alea, tau kalo respon adeknya bakal kaya gini. Tapi ya gimana, dia tuh kalo chat cewek jarang banget yang namanya nyari topik. Lah ini, Navea cuek bener. Kan Lean jadi greget.

"Biasa aja kali."

Alea meninggalkan buku latihannya begitu saja. Langsung beringsut duduk di samping Lean jadi memegangi kedua pipi abangnya. "BANG LEAN JADI BENER INI??" Katanya sembari menggerakan lengan. "HUHUHU ABANGKU SUDAH BESAARRR."

Lean menepis tangan Alea, "GUE TANYA GITU AJA NAPA LEBAY AMAT SIH."

Alea mencicit terharu, jadi mesem mesem sendiri mengerling jahil kepada Lean. Membuat Lean mendecak kecil menutupi salah tingkah.

"Sini sini aku ajarin," Kata Alea tertawa.

Alea mengambil alih ponsel Lean. Membuat Lean mendekatkan diri ke samping adiknya. Mengintip kecil apa yang akan dilakukan.

"Hmm......." Gumam Alea membaca chat singkat itu, membuat Lean jadi berbinar menunggu. "Ini temen kelas abang??"

Lean mengangguk menjawab. Alea kembali bergumam, "udah tau belum dia suka apa??"

Lean diam sebentar lalu menggeleng.

Alea berdehem kecil, dengan mata tertutup lalu mengangkat kedua tangan ke depan dengan mulut komat kamit seakan membaca mantra disana, membuat Lean mengernyit dengan delikan aneh. "Jangan gila dulu Ya"

Alea menyuruh Lean untuk diam lewat gerakan tangan, cewek itu seakan menerawang sesuatu belagak ada gambaran di otaknya.

Lean mendecak, tak bisa nahan untuk tidak mengumpat. "BURUAN ITU KEBURU BASI."

"IH BENTAR DONG KAN AKU LAGI NYARI TAU DIA SUKA APA." Seakan buyar begitu saja Alea hampir membanting ponsel Lean.

Lean mendecak kesal, menarik lagi ponselnya lalu beranjak pergi. "GAK GUNA!"

"BUNDA ABANG KASAARR!!"

"NGADU SANA NGADU!!"

"LEAN JANGAN GANGGU ADEKMU!"

Lean mendesis sebal, menatap Alea dengan lirikan tajam, yang cewek tidak kalah maut tatapannya. Membuat mereka saling adu kekuatan mata disana sebelum Lean beranjak dengan gerutuan kesal.

Lean berjalan kembali ke kamar dengan perasaan gondok, tanpa sadar jadi mengetikkan pesan di hapenya.





Lean: LO SUKA APA??

















••

A/n:

Udah lama ya gak ke lapak ini.... Jadi gemes sendiri mau nge up semua.

Behind The TwilightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang