HAIIII. LAMA TAK JUMPA~~~~
Kabar baik kan kalian? Jangan lupa klik vote ya. Makasih ^___^
Happy Reading
**
10 IPS 3 kala itu jam pelajaran kosong. Membuat Nathan, Kavin dan juga Lean memilih untuk ke kantin saja. Awalnya mau di tempat tongkrongan mereka. Tapi gerbang belakang lagi di jaga pengurus OSIS yang bertugas. Pantes classmates, sejak pagi sudah ada razia.
"Lo cari masalah apa lagi sama Reno??" kata Kavin seraya menyedot es jeruknya kala itu.
Lean mengernyit dengan tangan menyomot tempe goreng di atas meja, tak tahu kemana arah pembicaraan itu.
Nathan yang dilemparkan pertanyaan mengendikan bahu acuh, "gue kalem yhe kali ini bukan gue." kata cowok itu membela diri.
"Gue udah liat, yang berani kaya gitu kan cuma lo," kata Kavin menahan diri tidak mendelik.
"Dia nya aja yang baperan," kata Nathan mengangkat kaki ke atas kursi, "lo juga napa gak percayaan amat sama gue?"
Lean mengatupkan bibir rapat melirik kedua temannya di sebrang yang sibuk berbincang, cowok ini tak peduli banyak kembali fokus pada tempe goreng yang menurutnya lebih menarik sambil sesekali mencuri pandang kepada cewek cantik yang keluar masuk kantin.
"Gini loh Tan, lo tuh masih anak baru disini. Reno sama anteknya senior coba tahan diri lo dulu elah. Kalo dia bawa pasukan ngeroyok lo gimana? Kita disini cuma bertiga yang lain pada pencar," Kavin tak mengindahkan es jeruknya, cowok tampan ini meluruskan atensi pada Nathan.
Nathan mendecak kecil, lagi-lagi bahasan tentang Reno (si rivalnya sejak SMP) berkali-kali Nathan tak bisa menahan diri untuk tidak menantang Reno. Membuat Reno si pentolan geng senior selalu geram dengan Nathan dan berakhir dengan adu kekuatan. Dulu di SMP, Nathan juga punya pasukan seperti Reno di Smasa ini. Tapi semenjak kelulusan, pasukan Nathan berpencar tak ikut bersekolah di Smasa.
Kavin hanya takut saja jika Nathan sedang seorang diri malah memberi celah bagi Reno untuk menyuruh anteknya mengeroyok Nathan. Walaupun pasukan Nathan mengatakan jika ingin adu kekuatan mereka harus ikut serta, tapi kalo Nathan terlebih dahulu cidera sebelum tawuran, kan jadi berabe.
"Pokoknya itu bukan gue, kalo dia mau gelut ya ayok dah gue ladenin," kata Nathan dengan intonasi tanpa beban.
"Ya terus siapa anjir kalo bukan lo? Apalagi adminnya Lambe Smasa gercep gitu baru simpang siur aja langsung tau permasalahan inti," kata Kavin sebal mengingat satu sekolah kini sudah tau hubungan Nathan dan Reno di SMP dulu.
Nathan mendelik kecil, "ya nggak tau anjir. Lagian siapa sih adminnya? Kurang kerjaan bener ngurusin hidup orang lain," katanya menggerutu sebal menyedot es teh miliknya, tangannya ingin mengeluarkan kotak rokok tapi langsung mendapat tabokan dari Kavin membuat Nathan mendesah dan kembali memasukan.
"Lo murid sini kalo lupa, bahkan masalah pribadi lo bisa terungkap kalo nggak dijaga."
Perkataan Kavin sukses membuat Lean yang fokus dengan saos sambal menoleh, "ha gimana?" beonya membuat Kavin mengangkat alis.
"Lo juga nggak tau??" tanya Kavin.
Lean menggeleng membuat Kavin mendecak kecil.
Nathan mendengus tak mempedulikan ucapan Kavin, cowok dengan kulit sawo matang ini mengambil permen di salah satu toples mengingat dia tak bisa merokok kali ini.
Lean masih bengong jadi kepikiran sendiri. Kira-kira admin lambe Smasa tau kesukaan Navea tidak ya??
Lean mengeluarkan ponsel kemudian mulai mencari akun yang dimaksud Kavin. Ia menggulir sebentar postingan yang ada kemudian mendongak lagi. "Lo tau admin nya siapa?" tanya Lean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Twilight
Teen FictionLean Jun Darren Cowok tampan yang jago tebar pesona sana sini, hanya untuk mendapatkan degem gemes, walau dirinya juga berada di tingkatan paling junior. Pandai bermain games, tapi juga pandai mempermainkan hati wanita. Memiliki teman berandal, dan...