06

108 44 70
                                    

Hai sist call me Jeje....

Gimana kabar nya?sehat? aku up nih ... jangan lupa vote and comment my story sist

Happy reading

Aluna mendudukan dirinya disamping Sabrina yang masih mendiaminya sejak pagi tadi

"Sab..."

"Gua masih marah ya Lun! jangan panggil panggil" ujarnya ketus

"Yaelah kan gua udah minta maaf nyet"

"Lo si ngeselin! gua nungguin lo dua jam, sampe lumutan gua nungguin lo!"

"Yee kambing, kan gue lupa, ya maaf deh"

"Malesin banget lo"

"Gue teraktir deh sebagai permintaan maaf" rayu Aluna

Sabrina nampak berpikir sejenak,kemudian ia mengangguk dengan mata berbinar "BU MIE AYAM, BAKSO, ES TEH DUA GELAS, SOSIS BAKAR, KRIPIK KENTANG, BATAGOR, SIOMAY, NASI GORENG, SUSU PISANG 4 KOTAK, SAMA SOTONYA YA BU. ALUNA YANG BAYAR" teriak Sabrina memesan hampir semua yang ada dikantin fakultas.

Aluna membelalakkan matanya kaget, ia menatap Sabrina yang tersenyum tanpa dosa ingin rasanya Aluna mencakar wajah cantik Sabrina saking gemasnya.

"Bangke lo Sab, lo mau makan apa nguli, banyak amat?"

Sabrina cengegesan seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal "Bayarin gue makan ga bakal buat lo miskin kali Lun"

Aluna menghela nafasnya, sahabatnya yang satu ini memang berbeda dari yang lain, fyi Aluna dan Sabrina sudah bersahabat sejak mereka duduk dibangku SMP, awal pertemanan mereka juga cukup unik.

Kala itu Aluna tengah makan dikantin sekolahnya seorang diri, sedang asik menikmati makananya tiba-tiba seorang gadis dengan tak tau dirinya datang dan langsung menyerobot minuman Aluna tanpa meminta ijinnya

Terjadi perdebatan kecil antara Aluna dengan gadis tersebut. Namun, sejak saat itu Aluna dan Sabrina semakin dekat. Hingga sampai kuliah pun mereka mendaftar dan mengambil jurusan yang sama.

Oke, back to topik

"Ini neng, pesenanya" Ucap mbak Tati ramah

"Makasih mbak" serempak Aluna dan Sabrina

Mbak Tati hanya menganggukkan kepalanya "saya permisi ya" ucapnya berlalu pergi

"ASTAGA.."

uhuk uhuk

Sabrina tersedak kuah baksonya kala mendengar pekikakan Aluna, "sialan lo,kaget gue anjir!" sinisnya

"Hehe.. gue hampir lupa kasih ini.." ucapnya seraya menyodorkan kartu undangan pernikahannya dengan Gavian "dateng ya, lo harus temenin gue Sab" lanjutnya sendu

Sabrina mengambil undangan dari tangan Aluna, ia menatap Aluna dengan sorot mata sendu "aaa Alunanya gue udah gede, udah mau jadi istri orangg" ucapnya mendramatisir

Pletak

Aluna menjitak dahi Sabrina dengan keras "ngapain jadi melow gini si anjir"

Gavian  (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang