Awalnya, semuanya memang terasa asing dan terkesan sangat terpaksa. Namun, seiring berjalannya waktu, kata terbiasa itu akhirnya ada juga.
Pernikahan konyol yang katanya karena keterpaksaan, justru sekarang berubah menjadi sebuah kebahagiaan.
Yang awalnya begitu mencintai, sampai tak sadar melukai. Kini masih sama dengan perasaannya, hanya saja kata melukai sudah berubah menjadi menjaga dengan sepenuh hati.
Yang awalnya begitu membenci bahkan sampai tak sadar menaruh dendam, kini justru paling cinta dan takut kehilangan.
Tidak ada yang menyangka jika pernikahan mereka bisa bertahan sampai sekarang, bahkan saat diterpa badai hujan, keduanya masih saling mencintai. Kekuatan cinta memang tak ada tandingannya.
"Makasih ya, anak kita lahir dengan selamat dan sehat. Kamu perempuan kuat yang selalu berhasil buat aku takut, Ren." Largas mencium kening istrinya cukup lama.
Proses persalinan anak ketiga mereka benar-benar membuat Largas tegang dan takut jika kejadian dulu kembali terulang. Namun, nyatanya Lauren berhasil melalui semuanya dengan lancar.
Perempuan itu tak lagi takut dan luka yang dulu katanya sangat membekas, kini perlahan sembuh, meski bekasnya tidak akan hilang bagaimanapun juga. Tetapi Lauren sudah berhasil melawan ketakutannya.
"Bunda! Dedeknya kenapa cowok sih?! Linka 'kan maunya cewek, biar ada temen main!" teriak anak perempuan yang tak lain adalah Linka seraya mengerucutkan bibirnya kesal.
Ya, Lauren memang melahirkan anak laki-laki setelah cukup lama penantian panjang serta melawan rasa takutnya.
"Terus Abang bukan temen main kamu, gitu?" tanya Lintang terdengar sewot.
Linka hanya menyengir dan melanjutkan langkahnya menghampiri ranjang pesakitan sang bunda.
"Kalian sama siapa ke sini?" tanya Largas heran, pasalnya saat Lauren hendak melahirkan tadi, kedua anaknya ini sudah terlelap nyenyak dan ia bingung kenapa tiba-tiba mereka bisa sampai ke rumah sakit.
"Sama Nenek, Kakek."
Mendengar jawaban dari si sulung Lintang, spontan Largas langsung menatap ke arah pintu masuk yang terlihat sepi, tidak ada siapapun di sana.
"Nenek sama Kakeknya udah pulang, katanya besok ke sini lagi," tambah Lintang memperjelas.
"Ih, kamu serakah banget nyusunya!" celetuk Linka seraya memperhatikan bayi kecil yang terlihat begitu menikmati asi Lauren.
Lauren dan Largas kompak tersenyum.
"Kamu mau juga?" tawar Lauren berniat menjahili anak perempuannya itu.
"Mau!" jawab Linka cepat berhasil mendapat pelototan mata dari Lauren.
"Bunda bercanda Linka, kamu 'kan udah besar."
Linka semakin mengerucutkan bibirnya, "Tadi nawarin."
"Dedeknya dikasih nama apa Bun?" tanya Lintang penasaran. Meski saat Lauren hamil anak itu tidak begitu menginginkan adik lagi, tetapi sepertinya setelah melihat betapa mengemaskannya bayi kecil di kendongan sang bunda, ia terlihat bahagia.
"Lingga Zidan Mikael Alfaska," jawab Largas cepat dengan senyum semakin lebar. Ia tidak dapat menahan senyumnya, kebahagiaan kali ini rasanya begitu berlipat ganda dan tidak dapat Largas definisikan dengan kata-kata.
Mungkin ada yang berpikir, jika Largas tidak akan berubah dan tetap pada sifat kasarnya. Namun, perlahan semuanya tak lagi sama. Laki-laki itu seperti memiliki diri lain dalam tubuhnya yang memiliki sifat lembut dan penyayang. Sewaktu-waktu ia memang bisa kembali pada sifat awalnya, tapi itu hanya terjadi jika ada yang berani mengusik hidup dan keluarga tercintanya.
Perihal keluarga dan orang tercinta, tentu dia akan melakukan segalanya.
•T A M A T•
Mau nanya lagi dong, ini 'kan udah bener-bener selesai.
Gimana menurut kalian setelah baca cerita ini? Jawab ya:)
Makasih buat semuanya yang udah setia sama PBL? ❤
Jangan lupa mampir ke ceritaku yang lain ya. Aku tunggu kalian di cerita lainnya^^
See you♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho But Love? [SELESAI]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA YA] Sudah Revisi✔ Warning ⚠ Cerita ini mengandung romance, bahasa kasar, kekerasan, humor dan baper. ••• Laurenia Mikaela, tidak menyangka apabila pertemuan yang begitu singkat malah membuatnya terjebak dalam kehidupan seorang...