2 • Keluarga Mikael

45.8K 3.7K 211
                                    

Setelah pulang dari sekolah, Lauren bersama Anggi dan juga teman-teman sekelasnya pergi bermain bersama di sebuah mall. Itu semua ide dari sang ketua kelas mereka, Agus.

"Woi udah ngapa, nanti gue bangkrut!" tegas Agus melihat teman-temannya masih asik bermain.

"Salah sendiri pake segala bilang mau traktir kita!" sahut Iza.

"Iya sih, ya udah makan aja yuk habis itu kita balik."

Mereka pun berhenti main dan mengikuti langkah Agus ke sebuah restoran.

"Gus, sering-sering aja ya gini!" ucap Aldan yang diangguki semangat oleh mereka semua, sementara Agus hanya bisa pasrah. Salahnya sendiri juga sudah tahu teman-temannya ini doyan yang gratisan malah di tawarin.

"Agus ganteng deh, gue nambah ya sekalian mau bawa balik juga!" kata Lauren menatap Agus dengan puppy eyes andalannya.

"Astagfirullah Lauren, nggak boleh gitu! Gue juga mau Gus."

Agus kira Anggi beda dengan Lauren ternyata mereka sama saja.

"Dasar nggak modal, masa minta traktir sama anak bawahan bokap lo sih!" ketus Dewi.

"Ya suka-suka gue! Nanti gue bilang sama bokap supaya gajinya dinaikkin beres." Lauren mengedipkan matanya pada Agus yang langsung menganggukan kepala pertanda setuju.

"Idih, sombong amat!"

"Serah gue dong, iri ya." Lauren tak berhenti mengejek Dewi, sampai Dewi diam baru dia akan berhenti juga. Mereka semua kembali makan dengan tenang walaupun kadang-kadang ada saja kebisingan yang menyebabkan pelangan lain merasa risih.

"Aldan kenapa sih ganggu gue mulu!" marah Iza, karena sedari tadi Aldan terus saja menganggunya.

"Iih gemes deh," kekeh Aldan sambil mencubit pipi Iza.

"Lepas nggak!" tegur Iza yang tak juga di hiraukan oleh Aldan.

Plak!

Iza menampar pipi Aldan dengan kuat sampai memerah, mereka yang menyaksikan itu hanya tertawa.

"Rasain lo. Haha makanya jangan digangguin!" kata Agus.

"Sakit Za, ih kasar banget ntar nggak ada yang mau sama lo baru tau rasa!"

"Lo nyumpahin gue?!"

"Hadehh, dah lah yuk kita tinggal aja mereka," ajak Anggi.

Mereka pun meninggalkan Iza dan Aldan yang masih saja bertengkar. Makanan yang mereka pesan juga sudah habis tak bersisa.

"Woi kenapa gue ditinggal, sih!" teriak Iza, lalu ikut menyusul temannya yang sudah duluan pergi. Aldan mengikuti dari belakang masih dengan mengusap-usap pipinya.

Sampai di parkiran mereka berpisah dan pulang ke rumah masing-masing. Anggi ikut dengan Lauren karena ia tidak membawa mobil.

"Ngi, lo yang nyetir ya," pinta Lauren yang bergegas duduk di samping kursi pengemudi.

"Yang punya mobil siapa, yang disuruh nyetir siapa," gerutu Anggi, tapi tetap menuruti keinginan Lauren. Mobil itupun melaju meninggalkan parkiran mall.

"Gue nginep di rumah lo, ya, Ren?" pinta Anggi menatap ke arah sahabatnya sekilas.

Lauren tersenyum sinis. "Mau ketemu Abang gue ya, lo!"

"Hehe, enggak kok." Anggi berusaha menutupi rasa gugupnya, karena Lauren seolah tahu isi pikirannya.

"Iya, serah lo aja deh."

Psycho But Love? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang