Jake menatap Heeseung yang menatapnya tanpa ekspresi, mereka saling menatap satu sama lain dengan ekspresi yang berbeda.
Anak laki-laki bernama Shim Jaeyoon itu pun mendengus, memegang erat penghapus berwarna biru miliknya yang baru saja dibelikan oleh ayahnya kemarin malam.
Tipikal anak-anak yang tidak suka barangnya disentuh orang lain.
"There's no one want that ugly blue thing, Jae." Ujar anak laki-laki lainnya dengan nada dingin membuat Jake mencebik, kesal.
"Enak aja penghapus baru Jae bagus, tauk! Hee yang jelek!" Marahnya.
Heeseung mendengus lalu menaruh kepalanya pada meja, mencoba untuk mengabaikan dan beristirahat sejenak di meja yang ia bagi bersama dengan Jake, teman satu bangkunya sejak kelas satu sekolah dasar. Sekarang mereka sudah berada di akhir tahun sekolah mereka.
Heeseung yang bergerak untuk menyamankan posisi tubuhnya tanpa sengaja mendorong penggaris berwarna kuning miliknya melewati garis yang sudah susah payah Jake buat dengan krayon birunya.
Mata Jake bisa saja keluar dari kelopaknya kalau anak itu tidak berhenti melotot.
"IH! Heeseung! Liat dong, penggaris kamu ngelewatin garisnya, nih!" Hardiknya pada Heeseung yang kaget oleh teriakan teman sebangkunya yang masih heboh dengan meja dan garis yang dilewati.
Heeseung berdecak mengambil penggarisnya, "Maaf, gak sengaja, Jae." Ujarnya malas.
"Awas, ya ... kalau ngelewatin lagi semua benda yang udah masuk wilayah aku bakalan jadi punya aku. Ok?" Jake berseru sambil menebalkan garis di atas meja mereka.
Jake nampak bangga dengan garis biru yang telah ia buat dengan rapi, menaruh krayon biru kesayangnnya pada kotak krayon lalu menepuk-nepuk debu yang mungkin saja menempel di tangannya.
Heeseung menatap Jake sebentar, lalu menaruh kepalanya melewati garis yang baru saja dibuat dengan susah payah oleh Jake.
Melihat itu semakin murka Jake dibuatnya.
"Heeseung! Kok malah kepalanya makin nyusruk ke sini sih?! Jauh-jauh!" Serunya sembari mendorong jauh kepala Heeseung yang dia anggap malah tambah usil.
Heeseung menatap bingung Jake.
"Bukannya apapun yang melewati garis jadi milikmu? Aku sengaja menaruh kepalaku disana agar aku menjadi milikmu, Jae." Heeseung benar-benar mengatakan semua itu dengan senyuman kecil yang membuat siapa saja tak yakin kalau anak ini masih duduk di bangku kelas enam sekolah dasar.
Jake terdiam dengan wajah yang merona, lalu mulai berseru lagi. "Heeseung apa-apaan, sih?!" Jake benar-benar malu hingga menutupi wajahnya buku tulis berwarna biru miliknya.
Heeseung baru saja akan menyuarakan sesuatu, namun dehaman guru Choi sudah terdengar lebih dulu.
"Siapa yang sudah mencoret-coret meja kelas kita ini, Jaeyoon?" Tanya guru Choi pada Jake yang tiba-tiba saja berkeringat dingin, wajahnya agak pucat karena dirinya telah kepergok mencoret-coret aset sekolah.
"Jaeyoon yang mencoretnya, pak Choi." Adu Heeseung.
Jake melotot kearahnya, lalu menatap takut guru Choi yang kini menghembuskan nafasnya.
"Kalian pasti bertengkar lagi, kan? Jam istirahat ke kantor guru sebentar, ada yang mau bapak bicarakan sama kalian berdua dan kamu Jaeyoon Shim jangan coba-coba untuk kabur atau bapak akan menambahkan hukumannya. Kamu mengerti?"
Jake mengangguk pasrah, masih melirik kesal Heeseung yang kini sibuk mengeluarkan buku tulis bersampul warna kuningnya lalu mulai menulis dengan tenang.
"Ihh, awas aja ya, Heeseung! Jake bakalan balas dendam pokoknya. Sebel!" Hati Jake bersuara penuh dendam dan Heeseung yang diam-diam tersenyum melihat wajah gemas Jake dan bibirnya yang sibuk berkomat-kamit. Ah, benar-benar menggemaskan.
Fin :D
IB: someone on IG, lupa namanya, please ... makasih udah kasih gue inspirasi.
Silahkan isi unek-unek kalian tentang buku ini di secreto aku, link di bio. Makasih♥︎
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Go! [Heeseung x Jake]
FanficHeeJake as a couple. Warn! Boy x Boy contents! 2021