10||

25 2 0
                                    

"Kemenangan adalah hal yang termanis ketika kamu tahu apa itu kekalahan." 

°
°
°
°
______

Zeyn tengah menatap langit-langit malam yang berhiaskan cahaya bulan yang menerangi nya. Ia menyenderkan dirinya pada jendela yang sengaja ia buka, berharap akan ada angin malam yang masuk membelai dirinya. Tangan nya tidak pernah lepas dari sosok  hitam putih yang menggemaskan ini. Ya, Zeyn tengah memeluk erat boneka panda kesayangan nya itu--Moza.

Jangan salah, gadis ini sangat menyukai sesuatu hal yang berbau panda. Ia suka itu, karena menurutnya panda sangat menggemaskan. Hampir semua aksesoris yang ia gunakan juga dalam bentukan panda.

Bahkan kamar nya saja ia dekorasi dengan tema panda. Menggemaskan.

Lamunan nya tersadar,kala ponsel di atas nakas nya berdering. Ia pun melangkah menuju nakas,dan mengambil ponselnya. Tertera nama Anya disana,ia pun menggeser tombol hijau nya. Dan menempelkan nya di telinga kanan nya.

"Hal---," belum sempat ia bicara, Anya sudah memotong ucapan nya di seberang sana.

"Zeyn,lo gapapa kan? Lo masih sakit? Apa yang sakit? Mau gue jenguk gak?" cerocos Anya di seberang telepon.

Zeyn hanya terkekeh melihat nada bicara Anya yang khawatir."Gue gapapa kali,Nya. Santai aja,"

"Gapapa gimana sih? Ko lo ampe pingsan gitu,"

"Gapapa, cuman kecapean aja kayanya. Besok gue masuk kok,"

"serius? Gak boong kan?"

"iya,Anya. Yakali gue boong,"

"Ya udah oke deh, sekarang lo istirahat ya,Zeyn.

Zeyn tersenyum, meski ia tahu mungkin Anya tidak akan melihat itu."Iya,thanks ya. Sorry gue belum bisa maen ke rumah lo,"

"Santai aja kali,aelahh. Kaya ke siapa aja. Ya udah good night,Zeyn,".

Belum sempat Zeyn menjawab nya, Anya sudah menutup sambungan telepon nya.

Zeyn pun kembali menaruh ponsel nya. Ia kemudian duduk di tepi kasur. Tatapan nya masih tertuju pada langit malam. Ia memejamkan matanya sejenak, merasakan dingin nya angin malam.

***

Calgathear sudah berkumpul di tempat yang bisa di katakan cukup sepi. Calvin dan Nathan sepakat untuk balapan di jalanan yang sepi.

"Gilaa banget anjir, ni tempat sepi bener udah kaya kuburan aja," Theo mengusap-usap tangan nya, bulu kuduk nya berdiri. Merasa merinding dengan suasana yang terlihat mencekam.

"Alay banget lo,Yo. Siapa tahu abis ini lo yang di kuburin," sahut Raga dengan kekehan nya.

"Sialan lo,Ga," umpat Theo.

Arga menatap malas kearah teman nya itu."Berisik lo berdua,"

Calvin hanya diam, ia tidak ikut bicara. Ia menyipitkan mata nya,kala melihat kilat cahaya dari arah berlawanan. Itu pasti Nathan,pikirnya. Dan benar saja, itu memang Nathan. Ia tidak sendiri,ada sosok lain yang bertengger di belakang nya.

"Naura?"

Raga pun turun dari motor nya, di ikuti oleh Arga,dan Theo.

"Ngapain lo bawa si,Naura?" Raga merasa tidak suka melihat kedatangan Nathan dengan Naura. Pasalnya, ia tahu pasti  konsentrasi Calvin akan terganggu.

CALZEYN(Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang