Seperti biasa sorry kalo banyak typo.
Semoga suka ceritanya. Happy reading huhu
______
"Ca-Calvin" ucap zeyn dengan lirih.
Dengan gesit Calvin menghajar habis-habisan para gerombolan itu sendirian. Tenaganya cukup kuat untuk melawan mereka sendirian.
"BANGSAT LO!!! Berani nya maen cewe," ujar Calvin dengan emosi yang meluap, tangan nya terus saja meberikan pukulan pada laki-laki itu. Laki-laki itu terkulai lemah,tenaga nya sudah habis.
Disisi lain, salah satu anak buah nya sudah siap akan memukul Calvin dengan kayu dari arah belakang.
"Calvin awas...," teriak Zeyn.
Calvin membalikkan badan nya, dengan gerakan cepat ia menangkis tangan laki-laki itu dengan kakinya,lalu mengambil alih kayu tersebut dan menghajarnya habis-habisan tanpa ampun. Sampai akhirnya gerombolan itu menyerah kalah.
"PERGI LO BANGSAT!! ATAU GUE GA BAKAL LEPASIN LO!! Teriak Calvin.
"Cabut" ujar laki-laki yang memakai bando tadi. Mereka pun menaiki motornya masing-masing dan melajukan motornya, melenggang pergi.
Calvin beralih menatap sosok gadis yang terduduk lemas di tanah. Dengan sekuat tenaga gadis itu mencoba berdiri, melangkah gontai ke arah Calvin. Laki-laki itu masih saja diam kaku, seolah-olah menunggu hal apa yang akan gadis itu lakukan.
Tanpa aba-aba gadis itu memeluk erat tubuh Calvin. Laki-laki itu semakin membeku,ia menelan salivanya dengan kelu. Jantung nya berpacu lebih cepat. Calvin bisa merasakan bahu gadis itu bergetar ketakutan. Ia juga bisa mendengar isakkan gadis itu."Gue takut, Vin"...
Tangan kekar laki-laki itu perlahan mengusap lembut punggung Zeyn, mengelus lembut surai hitam milik Zeyn.
"Ada gue disini," ujar Calvin.
***
Setelah kejadian tadi usai, Calvin menuntun Zeyn dan mengajaknya duduk di kursi taman yang tak jauh dari tempatnya.
"Gue anter lo pulang," tawar Calvin.
Gadis itu masih saja diam sedari tadi, ia meremas kuat kursi yang ia duduki. Ia masih syok dan takut, mulut nya masih terasa kelu walau hanya untuk sekedar mengucapkan kata. Pandangan nya kosong menatap jalanan yang sepi. Calvin menepuk pelan pundak gadis itu, membuat sang empu menoleh padannya.
"Gue anter lo pulang ya?" tawar nya lagi.
Zeyn menggeleng pelan."Ga, gue pulang sendiri aja,"
Calvin berdecak kesal."Lo goblok apa gimana ha? Gue udah bela-belain ngehajar tu orang, sampe gue babak belur,biar bisa nyelamatin lo, dan dengan seenak jidat lo malah nolak tawaran gue buat nganter lo pulang. Terus gimana kalo mereka balik lagi? Terus lo di apa-apain gimana?mampus kan lo,"
Gadis itu masih saja membisu. Pandangan nya masih kosong ke arah jalanan, ia pun menghela napas kasar. Calvin pun membuang napas nya kasar. Ia menyandarkan bahunya di kursi taman. Ia menengadah menatap ke arah langit yang hitam pekat di hiasi dengan bintang-bintang. Tangan nya ia lipatkan di dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALZEYN(Tahap Revisi)
Novela Juvenil"Gue cuman takut Ga. Gue takut di saat dia bikin gue nyaman. Gue takut jatuh cinta sendirian Ga," ujar Calvin. Arga melirik tajam arah Calvin."Sampe kapan Vin? Sampe kapan? Lo sengaja terluka. Hanya karna takut kehilangan," teriak Arga prustasi."Dan...