[1] Bus dari seberang ✔

602 106 25
                                    

Kendaraan adalah hal yang sangat di perlukan oleh manusia, untuk berpergian.

Tapi kalau kendaraan tersebut dari seberang? Wah itu sih ngeri ya...

Salah - salah, bukanya di antar sampai rumah justru mereka membawa mu ke dunia seberang dan tidak akan pernah membawa mu kembali.

Karena itu...


























































"Makanya, jangan meremehkan mereka. Mereka itu ada, hanya saja kita yang tidak menyadari nya"














Huang Renjun, pemuda itu baru saja menyelesaikan jadwal kuliah nya tepat pada pukul 9 malam.

Pemuda itu tengah menunggu bus untuk mengantarnya pulang, tapi ia sudah satu jam duduk di halte bus namun tidak ada satupun bus yang lewat.

Ia bisa saja memesan taksi online, tapi entah kenapa ia merasa tidak perlu untuk memesan taksi seakan ada sesuatu yang membuat nya terus bertahan disini.

Entah apa itu, tapi itu semua ia alami.

Renjun menoleh ke samping, ia melihat sebuah bus berwarna biru abu - abu melaju ke arah nya. Tidak ada yang aneh, hanya saja kenapa jalanan terasa sangat sepi? Bukanya tadi masih banyak mahasiswa yang berkeliaran?

Tunggu, ia melihat ke seberang dimana ada satu halte bus lagi yang terletak agak jauh dari tempat nya menunggu. Disana ramai, tapi kenapa ia merasa sangat jauh?

Mencoba tetap berfikir positif, Renjun melangkah masuk ke dalam bus. Tidak ada yang aneh, didalam pun ada beberapa orang yang duduk di dalam bus.

Pemuda itu memilih bersandar di kursi dengan kedua telinga tersumpal earphone.

Ia tidak takut, hanya saja ia merasa beda.

Berbeda dalam artian itu.

15 menit berlalu tidak ada yang aneh, semua berjalan dengan semestinya. Beberapa penumpang sudah turun dari bus menyisakan dirinya dengan seorang nenek tua, dan sang supir.

Renjun menatap nenek tersebut lamat - lamat, entah perasaan nya atau tidak tapi ia tidak bisa melihat kaki nenek tersebut.

Seolah kaki nya memang sengaja tidak di perlihatkan.

Oh, ia baru sadar...

Jangan pernah sekalipun untuk menaiki bus dengan angka 137, angka itu yang akan membawa mu ke dunia seberang.

Tubuh Renjun mematung, pemuda itu menelan ludah nya susah payah saat sebuah suara dengan nada rendah terdengar di telinga nya. Kalimat itu terus terngiang - ngiang di kepala nya bak kaset rusak. Ia sempat melihat sekilas nomor bus itu, sama persis dengan nomor yang dibisikan padanya. Pemuda itu menoleh ke belakang, dan betapa terkejut nya ia melihat asap mengepul di belakang, di samping nya terdapat rentetan orang yang berjajar rapi.

Tidak, mereka bukan orang mereka mahkluk dari seberang... Itu artinya ia melewati dunia seberang dengan bus ini.

Ingin mual melihat penampilan mahkluk aneh itu, semua sangat menyeramkan baginya.

Apakah ini akhir dari hidup nya? Apa mereka mengincar dirinya?

Oh tidak ini buruk.

Bus berhenti tidak lama kemudian, Renjun dengan cepat berdiri dari duduk nya ia mencoba menompang tubuh nya yang terasa lemas.

Ia baru sadar, supir itu tidak memiliki kepala.

Dan nenek tadi, nenek tadi memiliki luka lebar yang menganga di bagian perut nya.

Setelah sampai di luar, bahu Renjun merosot ia terduduk di pinggir jalan dengan penampilan acak - acakan. Tubuh nya bergetar pelan, dan berkeringat dingin rasanya seluruh tenaga nya terkuras habis.

"Renjun, lo gak apa - apa?" Renjun mendongak menatap Jaemin yang kini menatapnya bingung.
"Na...

"Ya?"

"Bawa gue pulang"

"Oke, lagian lo ngapain sih di kuburan? Gue takut tau gak tadi!" tubuh Renjun menegang, pemuda itu menoleh ke belakang dan benar saja ia ada di depan sebuah tempat pemakaman.

"Lo kenapa sih? Kok ketakutan gitu?" Renjun tidak menjawa pemuda itu mendorong Jaemin untuk pergi.

"Na ayo pergi dari sini, ada yang ngawasi kita di sini" Jaemin hanya mengangguk patuh, pemuda itu menaiki motor nya dengan Renjun yang duduk di jok belakang.

"Emang kenapa sih lo? Kok lo panik banget?"

"Tadi gue salah naik bus,

"Terus?"

"Dan bus itu, bus itu dari dunia seberang Na"

"Oh ya? Tapi gue liat tadi lo di jemput kak Jaehyun kok"

"Tapi Na, kak Jaehyun ada kerjaan di luar kota"

Ini tidak benar, kenapa semua yang terasa nyata justru tidak nyata?

Sepertinya mereka benar - benar marah...

Lalu apa yang harus mereka lakukan untuk melawan kemarahan mereka?

Kan sudah di bilang....

































"Jangan pernah meremehkan mereka, mereka itu ada hanya saja kita yang tidak menyadari, nya"

Note :
Kiw cerita baru.
Moga sukak ya ehe.
Oh ya aku peringatin, kalau kalian nemu cerita yang mirip kaya gini aku bilangin ya, aku gak pernah sekalipun plagiat cerita orang, kalaupun sama ceritanya itu aku juga gak tahu. Karena aku bener - bener bikin ini cerita pake pemikiran ku sendiri.

Jadi semisal kalau ada yang marah karena ceritanya sama, aku minta maaf karena ini bukan salah ku, ini real pemikiran aku sendiri. Aku gak mau ya sampe ada masalah cuman gara - gara ada kesamaan, aku punya hak buat bikin cerita ku sendiri dengan pemikiran ku sendiri.

Jadi aku minta, kalau ada yang sama tolong bicarain baik - baik :) aku tahu kok ceritaku gak sebagus itu tapi ini cerita ku, ini hak ku.

Sekian terimakasih.

See you~♡

Trough The Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang