0.3

716 96 4
                                    







































𝙉𝙪𝙣𝙜𝙜𝙪𝙞𝙣 𝙮𝙖 𝙝𝙖𝙝𝙖𝙝𝙖𝙝𝙖

















Eugh!!

Memalukan sekalii!!

Aku

Berteriak

Karena melihat pria tampan!!!!

Lelaki itu sama terkejutnya denganku, dia memiliki rambut hitam yang bergelombang dan berkilau berwarna hitam sama sepertiku, mata tegas berwarna abu abu dan wajahnya mirip sedikit denganku. Namun dia terlihat lebih Manly.

Jeremy Mackenzoe Hermendes.

Saudara kembar Madrienne.

"Enne?" Aku tetap terpaku ketika Jeremy memanggil nama antagonis itu.

Su-su-... Suaranya sangat ouuuh.. Astaga aku tidak bis---

"Kamu akhirnya keluar juga!" Jeremy memelukku dengan erat, aroma maskulinnya memenuhi indra penciumanku. Astaga, aku semakin lemas tak berdaya berhadapan dengan pria tampan...

"Kak.. Le-lepaskan." Ujarku kesusahan, dia pun melepaskannya dan menangkup pipiku. Aku tidak ingin kelepasan ya tuhan!!

Jeremy tersenyum lebar, lalu memelukku lagi. Ah kapan ini akan selesai!

Tapi.. Perlakuannya sangat manis! Aku jadi salting. Membuatku semakin meleleh...

"Kakak kira kamu tidak ingin keluar dari kamar.." Lirih Jeremy sedih, namun ada nada bahagia terkandung. Sepertinya Jeremy sangat menyayangi Madrienne.

"Ma-Maaf.." Lirihku tanpa sadar.

Kenapa mulutku bergerak sendiri?!

Jeremy menatapku lembut, "Kenapa kamu meminta maaf? Kamu tidak salah."
Balas Jeremy dengan suara lembutnya.

"Karena aku... Membentak ayah karena hanya ingin bertunangan dengan Theo.." ah mulutku! Dia bergerak sendiri lagi!

Apakah ini... Perasaan asli Madrienne kepada keluarganya saat membentak mereka? Apakah ia merasa bersalah pada keluarganya saat itu?

Jadi di Novel, Madrienne tidak keluar dari kamarnya karena merasa bersalah pada mereka? Tapi kenapa di Novel tertulis bahwa Madrienne sangat membenci mereka?!

Aku seperti nya harus mencari buku harian Madrienne jika ada!!

Banyak pertanyaan yang tidak bisa ku jawab. Jika begitu, hanya diriku sendiri yang bisa mencari jawabannya.

"Itu.. Biarkan lah. Sekarang kamu harus makan." Jeremy menggenggam tanganku dan menuntunku jalan menuju akhirat--- ruang makan maksudnya.

Jeremy, dia sangat menyayangi saudari kembarnya. Madrienne, maaf aku mengambil posisi mu. Tapi takdir sudah membuatku seperti ini.

Aku melirik sedikit pada Jeremy yang fokus pada tangga agar tidak terjatuh.

Dia orang yang sangat perhatian dan lembut. Kakak kembaran Madrienne ini ingin menjadi pelukis juga sama seperti adik kembarnya.

I'll Never Be The Antagonist! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang