0.4

514 74 2
                                    

Pov Enne


Wow...

Suasana ini terlalu mencekam untuk seorang gadis imut dan lemah sepertiku.

Aku berada di ruang keluarga, mereka mengelilingi ku dengan tatapan serius.

Apakah sudah saatnya nyawaku di jemput?

Ehem

Ugh.

Seriuskan dirimu Maggie!

Jangan memikirkan hal konyol di saat genting seperti saat ini!

Aku berdehem kecil sejenak, lalu menegakkan tubuhku menatap kearah Ayah bahwa aku sudah siap.

"Madrienne."

Aku menatapnya serius sebagaimana ia juga menatapku seperti itu.

Aku memegang lututku yang sedari tadi tidak berhenti bergetar karena ketakutan.

Yah.. Siapa tahu jika ayah Madrienne berencana ingin membunuhku!

Karena aku..








Bukan anaknya.


Ehem


Maksudku raganya memang anaknya, darah dagingnya, namun jiwanya sudah pergi dan malah jiwaku yang menempati raga yang kosong ini.

Benar benar. Sialan sekali Maddie. Dia bahkan tidak meninggalkan satu ingatan pun tentang dirinya.

Yang aku tahu, Maddie adalah antagonis di Novel. Dan dikelilingi oleh orang yang menyayanginya.

Sepertinya aku harus mencari buku harian Maddie jika memang ada. Atau tidak mencari di Via Chat. Siapa tahu ada informasi yang tidak tertulis di dalam Novel.

Benar benar..

Aduh, kenapa kepala ku rasanya ingin pecah!!!

Juga kenapa---

"Ayah sudah mengajukan pertunangan tersebut pada Alexander."

𝙅𝙀𝘿𝘿𝙀𝙍!

Bagai petir yang menyambar di siang bolong. Jantungku berdegub dengan kencang ketika Ayah sudah mengajukan pertunangan tersebut.

Sialan.

Kenapa dia mengejutkan ku!!

Apakah aku terlalu banyak melamun?!

Huft.....



Kuasai dirimu Maggie..

Jangan sampai meja bundar ini terlempat ke wajah Ayah Maddie.

Aku memainkan jariku sambil menunduk, perasaan gugup menggerogoti diriku, pura pura lebih tepatnya, "Lalu... Mereka menolaknya kan?" Tanya ku dengan pelan dan penuh harapan.

Ku dengar ayah menghela nafasnya, aku mendongak untuk menatapnya.

Kulihat ayah terlihat ragu untuk melanjutkannya, "Mereka.. Menerimanya."

DEGHHHG!!

TIDAK!!!

Hiks...

Harapanku punah!

Bagaimana jika aku membatalkannya?

Itu sangat sulit dibandingkan mengucapkannya!

Bahkan jika aku sampai sujud pun tidak akan di batalkan sampai Theo sendiri yang mengatakannya.

Yah. Aku harus sabar.

Tetaplah berpura pura menjadi Maddie yang cinta pada Theo.

Sampai Masya datang.

Aku akan menunggu Theo sendiri yang jatuh cinta pada Masya.

Menjijikkan jika aku menindas seseorang!

Hmm, ya!

Di dalam novel tertulis jika pertunangan tersebut ada syaratnya!!

Ya, aku harus memastikan ini. Jika aku ingin hidup, karena nyawaku lebih penting dari apa pun.

"Ada syaratnya, kan?" Tanyaku lagi, untuk memastikan.

Ayah menatapku bingung, "Syarat?" aku mengangguk membenarkan kata ayah.

Aduh... Apakah pertanyaan ku sebuah kesalahan?

Sialan!!!!

Ayah meretakkan jarinya ketika itu, lalu menyugar rambutnya sembari menatapku dengan tatapan tajam serta senyuman miring yang menghiasi bibirnya,

Jantungku semakin berdegup dengan kencang. Bukan karena wajah ayah yang tampan, tapi takut ada pisau yang tiba tiba akan menembus jantungku.






"Sepertinya...





anak ayah tahu sesuatu?"

.
.
.
.
.
.




Aku menatap taman indah di depanku, Huaaah...

Sudah lama sekali rasanya tak melihat sebuah taman pusat kota.

Oh ya.

Tata letak dunia ini benar benar berbeda dari dunia nyataku. Taman pusat kota ini begitu indah, tak ada orang norak yang pargoy ataupun pasangan yang Ew.

Jelas, dunia ini berkelas.

Hah, untung saja aku ehem ehem..

Tak berniat sombong, aku ini anak konglomerat terbesar di duniaku, banyak orang-orang norak yang sok asik padaku. Yah jelas sih, aku ini anak siapa.

Sedangkan disini, sangat nyaman. Tak ada gangguan sama sekali. Bagaimana ya artis artis dunia ini?

Apakah anggun? Tak ada yang transgender? Kalau begitu aku bersyukur sekali.

Hmm..

Dan yah.

Tentang ayah Maddie..

Aku belum dapat berkata-kata karena dia sepertinya mencurigai ku mengetahui syarat pertunangan itu

Aku juga saat itu hanya bisa mematung dan itu pun aku langsung berucap,

"Hahaha... ha.. ha... ha. Tidak kok! Aku hanya menebak!"

Saat itu aku tertawa canggung. Oh, takut sih lebih tepatnya.

Siapa sih yang tidak takut berhadapan dengan manusia dingin dan kaku seperti ayah Maddie?

Katakan kalau kau juga!

Haaaaa, disini sangat segar.. padahal ini hampir tengah hari! Biasanya polusi udara sudah menyebar kemana mana.


Yaaaah namanya juga dunia fiksi, tidak ada yang masuk akal di dunia fiksi, bukan?

Aku berharap masuk ke novel tentang kerajaan!! Jadi putri mahkota yang jadi rebutan para pria tampan!

Aaaah kalau tau begini kenapa aku tidak baca novel tentang kerajaan saja!!

Sial sial sial!!

Haaaa tidak ada gunanya juga jika aku memikirkan yang mungkin tidak akan terjadi dan terulang.

Toh, aku sudah ke dunia fiksi ini.

Aku harus merubah nasib Maddie!!!

Tidak akan ku pilih jalan ceritanya bagaimana pun juga!

Demi Uang uang uang! Yeyeyeyeyyyyyy!






















Hai teman teman!! Maaf baru up sekarang😭 karna banyak kesibukan ku sampai lupa kalo aku punya tugas di wattpad hahahhaa.

Maaf part ini gak sampai 1000 kata, karena aku males mikirin alur 😭 nanti aja mikirin konflik nya, nanti aja pas udah pertengahan awkkaowkwo, awal awal cerita gini enaknya bawa santuy dlu gasseeh.

Hahaha babayyy to the next part!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'll Never Be The Antagonist! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang