Sesuai janjinya kemarin. Kelana menemani Nakula kelas musik hari ini.
"Gue mau nyanyi lo mau dengerin ngga?"
"Jangan entar gue sakit perut!"
"Apaansi dih!".
Nakula duduk di depan piano hitam. Tangannya mulai menjamah di atas tuts hitam dan putih.
"This song for Kelana.."ucapnya lembut.
Sial. Kelana tersenyum. Ia tak kuat menahan detakan jantung dan jeritan hati.
"Bapaku kawin lagi.. Ibuku diduain. Ibuku minta cerai.. Tapi di pukulin,"
Seketika senyuman manis Kelana tenggelam. Ia melempar tas ransel milik Nakula pada sang pemilik. Tepat mengenai wajahnya.
"Aduh, apasi?! Suara gue terlalu bagus ya? Oh jelas!"
"Bisa ngga kalau mau nyanyiin orang tuh yang jelas! Gue udah serius nih!"
"Baper ya??"
"Ish kepedean lo kak! Siapa juga yang baper!".
Nakula tertawa renyah melihat semu merah di pipi Kelana. Ingin rasanya ia mencubit. Gemas.
"Kali ini beneran deh. This song for my beban. Kelana Ranai Suci,"
Bibir Kelana tertekuk.Alunan merdu melodi piano menyapu telinganya. Tatapan Nakula seolah membiusnya. Membuatnya tak sadar dengan keadaan sekitar, dan terpaku diam.
Lemah lembut lelaki dihadapannya bernyanyi. Lubuk hati Kelana seketika hanyut dalam lantunannya. Kedua retinanya berkaca kaca. Lelaki itu tak berhenti fokus padanya sedari tadi. Ia lemah. Senyum manis Nakula membuatnya jatuh.
♪Kamu..
♪Tlah mengisi lubuk hatiku..
♪Jauh dalam relungku..
♪Pernahkah, kau merasakannya?
♪Cinta...
♪Kini hanya engkau yang bisa
♪Buatku merasa bahagia
♪Apa kau pun merasakannya, dan memeluknya?
♪Ku menangis tertahan..
♪Ingat kau tak lagi bersamaku..
♪Ku teriris terdiam..
♪Berharap kebahagiaan datang...
"Buat gue kak?"
"Buat dia si perebut kebahagian.."
"Gue kira buat gue,"
"Makannya jangan baperan! Repot kan lo udah berharap!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Diverso ma uno
HumorMereka yang bersama tak harus selalu sama. Ada kala dimana mereka harus hidup dengan dunia masing masing. "Kak Dewa pulang ya?" "Nggak!" "Gue takut.." "Lo udah gede nggak usah manja!". Dunia selalu sulit di tebak. Mereka yang kini di naikan hingga...