- Prolog -
Disini. . . dikamar yang sunyi, gelap tanpa penerangan. Sendiri tanpa satupun orang yang peduli bagaimana keadaanku sekarang. Bahkan mereka tidak akan peduli tentang diriku yang masih bernafas atau tidak.
Nenek benar,
bahwa seseorang yang hadir kedunia belum tentu akan sepenuhnya merasakan kebahagiaan yang kadang banyak di impi-impikan oleh semua orang.Aku pernah bermimpi, jika aku besar nanti aku akan membahagiakan kedua orang tuaku. aku hanya ingin melihat senyuman mereka disaat aku sukses nanti.
Namun, semua itu seakan pupus . . .
Semua itu hilang seketika saat sebuah perseteruan terjadi diantara kedua insan yang ku anggap sebagai malaikat baik yang setia menjaga serta membesarkanku hingga saat ini.
Aku tidak tau, apa yang harus kulakukan sekarang.
Orang-orang disekitarku seolah-olah tak ingin memberikan sandaran untukku barang sebentar saja.
Mereka seperti mengagpku tak terlihat.
persis seperti malhluk Tuhan yang tak kasat mata.
Cukup sulit bagiku untuk percaya kepada orang disekitarku.
Bahkan aku pun tak percaya kepada orang tua ku. Begitu sulit rasanya untuk mulai terbuka pada mereka.
Dan memang benar, terkadang tidak ada yang dapat di percaya selain Tuhan, takdir, kenyataan dan diriku sendiri.
Dan dari sinilah sebuah kisah dimulai . . .
~ Happy reading ~
Malam yang dingin disertai hujan lebat diluar sana serta kilatan cahaya petir kadang memenuhi isi kamar yang awalnya gelap dengan sinar pekatnya,
"Aish, kenapa kamarku tiba-tiba jadi segelap ini, persis sekali seperti di film-film horror itu, padahal kemarin biasa saja" ucapnya sambil berjalan kearah saklar untuk menghidupkan lampu kamarnya agar tak terlihat gelap seperti tadi.
Gadis itupun mulai menghidupkan lampu kamarnya.
Saat ingin berjalan menuju kasurnya tiba-tiba langkahnya terhenti dan atensinya teralihkan ke arah balkon.
Entah apa yang membuatnya berfikiran untuk pergi ke arah pintu balkon yang tebuka lebar.
Saat sampai di samping pintu balkon dia melihat bagaimana hujan yang turun sangat lebat membasahi seluruh daerah Daegu.
Untuk sesaat, dia terlena dengan lamunan, karna melihat derasnya hujan hingga sesuatu tiba-tiba membuyarkan lamunannya....
-
-
-
DUAAAAAARR...."Kamchagyaaaaaaa" ucapnya reflek sambil menutup pintu balkon dengan cukup kencang.
"Ku harap petir itu cepat pergi, kalau tidak bisa-bisa aku dibuat jantungan lagi nanti" ucapnya
Dengan tiba-tiba petir menyambar yang kedua kalinya dan membuatnya berteriak disusul dengan suara petir yang semakin keras.
DUAAAAAARRRR. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home & Heart [On Going]
General Fiction《Genre : according to flow》 - ON GOING - || Bahkan kebohongan pun dapat berbalik menjadi fakta dalam sebuah rancangan skenario || Usahakan bisa menjadi pembaca yang bijak ⚠Jangan lupa tinggalkan jejak🖒😙 🚫And no dark readers