Part.2《Dusta》

28 17 1
                                    


~ Happy reading ~

- Pagi -
Daegu, 04:18

(y/n) pov

Teet...teet...teet...

Aku terbangun dari tidurku saat mendengar jam weker ku berbunyi.

Sepagi itu aku terbangun, dan langsung merapikan tempat tidurku, dan lanjut membersihkan diri dikamar mandi.
.
.
.


.
.

- Kamar mandi -

Disini, aku hanya menatap diriku di pantulan cermin.

Dan mengingat betapa payahnya aku.

Seketika sekelebat ingatan kejadian kemarin malam kembali terputar jelas di kepalaku.

Aku memukul kepala ku berulang kali agar ingatan itu seakan tersimpan permanen di kepalaku.

"Aish, kenapa kejadian itu selalu terputar dikepalaku" ucapku kesal.

"Lebih baik aku mandi dari pada malah terus-terusan mengingatnya" lanjutku dan bergegas untuk mandi dan segera turun kebawah.
.
.
.
.
.
.

- Ruang makan -

Sesampainya diruang makan, aku mencari beberapa bahan yang dapat kujadikan bahan masakan untuk membuat sarapan pagi ini.

Dan sayangnya di lemari makanan hanya tinggal ramen saja, dan mau tidak mau aku harus makan ramen dipagi ini. Tak lupa aku pun juga memasak ramen untuk eomma.

Karna aku yakin eomma akan bangun sebentar lagi.

Tak selang lama akhirnya ramen ku pun selesai dimasak, namun, saat akan menyantap ramen buatanku, atensiku teralihkan pada suara decitan pintu yang sepertinya sedang dibuka oleh seseorang.

Ya, ternyata eomma sudah bangun.

Saat melihat eomma, akupun langsung menghampirinya, berjalan kearahnya dan meninggalkan ramen buatanku yang sama sekali belum terjamah olehku.

Saat sampai dihadapan eomma, aku menampilkan raut wajah khawatir agar eomma tidak curiga padaku.

"Eomma" panggiku pada eomma.

Eomma pun melihat kearahku dengan senyuman khasnya yang selalu membuat hatiku tenang saat melihatnya, namun tidak untuk saat ini karna atensiku terfokus pada satu titik, disudut bibir bagian kanan milik eomma.

"eomma gwaenchanha?" Tanyaku pada eomma, namun eomma hanya mengangguk padaku yang berarti dia baik-baik saja.

"Tapi, bagaimana bisa sudut bibir eomma terluka?" ucapku yang dibalas senyuman tipisnya serta elusan lebut disurai rambutku.

"eomma gwaenchanha jagiya, jadi kau tenang saja" jawabnya sambil tersenyum tipis kearahku, namun aku tau itu hanyalah senyum palsu, aku tau apa yang eomma rasakan karna aku juga ada dalam kejadian kemarin malam.

Setelah itu hanya ada keheningan diantara kami,

Tak selang lama, akupun mencairkan suasana.

Broken Home & Heart [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang