Winter sungguh tak menyukai perpisahan meski itu bukanlah perpisahan yang berarti sama sekali tak bisa bertemu kembali. Malam semakin larut, namun seseorang yang berjanji akan menjemputnya belum datang juga. Gadis itu telah berjalan-jalan cukup lama di tepi danau hitam. Beberapa kali ia melihat manusia duyung menyembulkan setengah kepalanya ke permukaan danau. Saat mereka mengetahui bahwa itu adalah Winter, mereka justru menyapa gadis itu lalu pergi. Para manusia duyung selalu baik pada Winter karena mereka tahu bahwa gadis itu adalah adik angkat salah seorang dari mereka yaitu Jaehyun.
Winter membalikkan badannya setelah ia berdiri cukup lama di depan danau hitam. Ia merasa ada seseorang yang melihatnya dari kejauhan. Gadis serba putih itu mengarahkan iris matanya ke kanan lalu ke kiri berulang-ulang. Satu persatu langkah kecil telah dibuat oleh Winter dengan sepasang kakinya yang mengenakan sepatu but berbahan kulit putih selutut, ia memutuskan untuk pulang karena sepertinya temannya sedang memiliki masalah sehingga tak bisa menjemputnya dan jika dia berdiam diri di tempat ini maka bisa jadi ia dalam bahaya.
Sayap putih Winter menyelimuti tubuh bagian atas gadis itu. Gadis berambut sebahu itu semakin menjauh dari danau hitam dan mulai menginjakkan kakinya pada lantai hutan yang memisahkan danau hitam dan jalan menuju desa. Winter mempercepat langkahnya saat ia mendengar suara kaki di balik kegelapan hutan. "Oh tidak. Jangan sekarang, kumohon." Winter semakin cemas saat mutiara miliknya meredup. Ia tahu siapa yang mengikutinya, ia sungguh tahu. Sesuatu di balik kegelapan hutan yang bisa menelan jiwamu, dialah si pemakan jiwa. Orang-orang memanggilnya si Wajah berlubang.
Si Wajah Berlubang berwujud pria dewasa dengan tinggi sekitar dua meter, memakai baju hitam panjang yang ikut terseret saat ia berjalan, bagian wajahnya berlubang sampai menembus bagian belakang kepala dan di atas kepalanya terdapat dua buah tanduk yang menyerupai tanduk rusa yang bercabang-cabang. Ia berjalan pelan namun bisa semakin cepat tergantung rasa takut yang dialami oleh mangsanya, semakin takut mangsanya maka ia bisa berjalan semakin cepat.
Winter mempercepat langkah kakinya, meski begitu ia masih jauh dari jalan desa. Si wajah berlubang pun semakin cepat mengejarnya. Gadis itu berkeringat dingin saat ia berlari dan makhluk menyeramkan itu terus mengikutinya. Di tengah hutan yang gelap itu, mutiara Winter padam. "Tolong aku!" Teriak Winter. Gadis itu terus berlari tak tentu arah sampai sebuah cahaya mutiara menghampirinya. Winter tak sempat berpikir banyak, yang ia tahu saat ini seseorang memeluknya dari belakang dan membawanya terbang.
"Terim-" Ucap Winter sebelum seseorang yang menolongnya melepaskan pelukannya dan membuat Winter melayang di udara. Seseorang itu butuh waktu beberapa detik untuk menyadari bahwa Winter tidak bisa terbang. "Maaf, aku tidak tahu bahwa kamu tak bisa terbang." Ucap seseorang itu saat ia telah memegang kedua tangan Winter. "Tolong turunkan aku, tolong antar aku pulang. Aku takut terbang. Aku tidak melihat apapun, aku tidak melihat darah, sungguh." Ceracau Winter. Seseorang itu akhirnya mengubah posisi gadis itu ke atas punggungnya. "Aku tahu satu tempat yang aman untukmu, setelah kamu tenang, aku akan mengantarmu pulang. Percayalah padaku." Ucap orang itu. Winter hanya diam lalu perlahan ia mengangguk.
Chanyeol mencabut sebuah ranting pohon yang menancap di perutnya. Darah emas keluar dari lubang itu, pria itu nampak kesakitan dan secepatnya ia melepas bajunya untuk menahan darahnya agar tak terus-menerus keluar. Pria itu telah pinsan cukup lama setelah ia terpental jauh dari rumah Tuan Sehun. Ia memutuskan untuk duduk menunggu penyembuhan lukanya selesai karena jika tidak, maka ia akan kerepotan. Penciumannya menangkap bau daging panggang tak jauh dari tempatnya duduk saat ini. Ia bertanya-tanya apa yang terjadi selama dirinya tak sadarkan diri. Beberapa saat kemudian Chanyeol tersenyum ketika penyembuhan lukanya telah selesai, ia hanya butuh kurang lebih satu menit untuk menyembuhkan lukanya yang bisa dikatakan parah.
Pria itu berjalan mendekati rumah Tuan Sehun. Ia seperti tak percaya dengan pemandangan yang ia lihat, sungguh porak-poranda. Dari kejauhan ia melihat adiknya sedang memasukkan kantung racun ular terbang ke dalam mulut pria itu. Chanyeol tersenyum, ia mengira bahwa selama ini Wendy tidak begitu peduli dengan ocehannya yang membicarakan rencana penelitian maupun hasil penelitian yang ia lakukan, ternyata gadis itu menyimaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood Of First King
FantasyMinyak hijau adalah penemuan berharga di zaman ini. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa memakainya karena belum dipasarkan sedangkan orang-orang selain mereka menggunakan mutiara yang bisa mengeluarkan cahaya dari danau hitam. Penambang mutiar...