prolog

692 98 312
                                    

Seorang gadis telah siap dengan seragam sekolah yang baru. Hari ini hari pertamanya masuk ke sekolah yang baru, dirinya tengah memikirkan bagaimana kehidupan di sekolah-nya yang baru.

"Shamara,,,,cepat turun sudah jam berapa ini !" ucap lelaki paruh baya dari lantai bawah.

"Iya kek shamara turun," ucap gadis yang di panggil shamara itu.

Lelaki tua itu menatapnya dingin "dasar anak muda zaman sekarang memang tidak bisa disiplin," gerutunya.

"Maaf,,,oh iya kek papa mana?"

"Ada sedikit kerjaan di luar kota, tidak lama hanya tiga bulan,"

Gadis yang tadinya tengah asik meminum susu itu seketika menyemburkan minumannya. "kok papa ga ngomong dulu sih sama ara,"

"Sudah sana berangkat ini hari pertamamu masuk sekolah dan kedua orang tuamu tidak tau jika kamu kakek pindah ke sekolah lain, ingat jangan sampai ada yang tau kalu kamu itu Graciela shamara." ucap pria tua itu sengaja menekan nama Graciela Shamara.

"Iya kek ara tahu, ara berangkat dulu ya kek assalamu'alaikum." ucapnya sambil mencium tangan kakeknya itu.

"Hem,"

Ia menghela nafas panjang, hanya tiga huruf itu yang keluar dari mulut kakeknya. Ia tahu kakeknya memang seorang yang sangat disiplin dan sama sekali tidak menyukai anak muda yang kerjaanya hanya menjadi beban orang tua, dia juga selalu mendidik agar anak dan cucunya menjadi seseorang yang sukses dan tidak bergantung dengan orang lain walaupun dengan cara sedikit kasar. Nyatanya beliau sudah membuktikan kebenaran dari prinsip yang telah ia bangun selama ini dengan keberhasilan kedua anak laki-lakinya yang sekarang sudah menjadi sosok yang sangat berpengaruh di beberapa negara besar.

Virendra sosok yang sangat ara kagumi, ya itu adalah kakeknya. Ara selalu berandai andai agar ketika dewasa ia bisa menjadi sosok Virendra versi perempuan.

GracielaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang