Pagi sudah berganti dengan senja sore yang mulai memudar. Hari pun sudah berganti menjadi malam. Matahari sudah menenggelamkan sinarnya dan berganti dengan terangnya sinar bulan.
Kini jam sudah menunjukan pukul 1 malam. Sunyi namun menenangkan dengan udara segar tanpa polusi. Terlihat seorang gadis yang sedang termenung menampakan wajah lesunya. Banyak beban dan pikiran yang menghantuinya.
Arunika Sacaya gadis yang baru menginjak usia 17 tahun harus merasakan pahitnya hidup. Perpisahan antara orangtuanya cukup menyakitkan hatinya. Ia sangat kecewa dengan keputusan yang orang tuanya ambil. Tanpa memikirkan nasib dan perasaan anak-anaknya. Hancur sudah kebahagiaanya. Kekecewaan sudah menguasai hatinya. Sungguh harapannya sudah hilang dan kini ia merasa sendiri tanpa kasih sayang. Tanpa dukungan dan tanpa cinta dari kedua orangtuannya.
Malam ini adalah malam terakhirnya di kasur ini, di kamar ini, dan di rumah ini. Karena besok ia sudah tidak menghuni ruangan ini lagi. Ia harus ikut dengan Kakak perempuanya. Tidak ada pilihan lain selain ikut dengannya. Ayahnya sudah kembali ke kota asalnya tanpa pamit dengan Caya dan Ibunya juga sudah pergi meninggalkan rumah ini dengan membawa Adiknya tanpa pamit.
Drrtr... Drrtt...
Drrrt...Drrrt...Getaran ponsen membuat Caya sadar dari lamunannya. Caya pun melihat siapa pengirim dari pesan tersebut.
Arrghiantooo🙊
Caayyyyaangggg...
Cay!?!
Cay lo pasti belom tidur?
Lo beneran mau pindah besok?
Lo ga kasian sama gue, gue ga bisa jauh Cay dari lo😭
Cayyy...
Brisikk!!
Gue ga peduli , gue jauh lebih tenang tanpa lo!
Arrghiantoo🙊
Cayy jangan gitu dong..
Oke!!
Gue besok ke rumah lo, dan lo harus temuin gue.
GADA PENOLAKAN!!!!
Pemaksa!!
Arrghiantoo🙊
Bodo amat yang penting gue ketemu lo.
TERSERAH!!
Malam semakin larut. Kantuk sudah menghampirinya. Caya pun tertidur. Entahlah fisiknya sudah lelah dengan keadaan sekarang. Apapun yang terjadi besok biarlah waktu yang akan menunjukan padanya.
***********
"Cayaaaa..."
"Assalamualaikum Cayy.."
"Cayaang ini Argi..."
"Waalaikumsalam.." Ucap seorang perempuan pada Argi.
"Eh..Kak Ani, apa kabar Kak?" ucap Argi dan menyalami tangan Ani.
"Alhamdullilah sehat, kamu gimana?" jawab Ani.
"Sehat juga Kak."
"Emm..Argi ke sini mau.."
" ketemu Caya 'kan?"potong Ani.
"Hehe..iya Kak."
"Silakan duduk Gi, kakak panggil Caya dulu,"
Argi dan Ani memang sudah saling mengenal, dengan Ani yang sangat mudah kenal dengan orang baru dan juga Argi seorang cowo yang setiap minggu berkunjung kerumah Caya. Dan setiap Argi datang disitu ada Ani, dan jadilah mereka saling kenal.
"Cay ada Argi tuh," ucap Ani saat melihat adiknya duduk di tepi kasurnya.
"Kurang kerjaan tuh orang,"
"Gitu-gitu juga gebetan kamu Cay, temuin gih!" ucapnya dan meninggalkan Caya.
"Ogah gue punya gebetan modelan Argianto." gerutunya dan melangkahkan kaki menuju ruang tamu untuk menemui Argi.
Ruangan besar bernuansa putih dengan foto keluarga yang tepajang jelas di ruangan tersebut.
Argi memandang foto tersebut, terlihat bahagia namun itu dulu. Senyum yang dulu dipancarkan sekarang sudah berubah menjadi benci pada hati masing-masing keluarga ini.
Argi mengetahui masalah yang sedang Caya alami. Argi mengetahui banyak tentang Caya. Makanan kesukaannya, tempat favoritnya, bahkan tentang keluarganya pun Argi mengetahui itu. Maka dengan itu Argi sangat ingin membahagiakan perempuan yang sudah berhasil menyinggahi hatinya. Walaupun dengan merelakan nyawanya, Argi sangat iklas. Demi Caya kesayangannya.
"Ngapain lo kesini?"ucapnya setelah duduk di sofa sebelah Argi.
"Ketus amat Cay, tawarin minum dulu kek apa tanya kabar gitu."
"Mau minum apa?"
"Eh..eggak usah Cay bercanda gue," balasnya dengan muka-muka tengilnya.
"Gue kesini cuma mau ikut anter lo ke termilnal bus nanti Cay."
"Ga usah Gi, gue ga mau ngrepotin lo." jawab Caya. Sebenarnya ia tidak enak mengatakan itu pada Argi. Mau bagaimanapun hanya Argi yang peduli dengannya. Setelah semua orang justru meninggalkannya.
"Enggak Cay, izinin gue anter lo ya. Buat terakhir gue sama lo, karna gue ga tau kapan gue bisa ketemu lo lagi Cay."
"Terserah lo dah."
********
Setelah Ani membeli 2 tiket untuknya dan juga Caya, mereka pun menunggu bus yang akan dinaikinya.
"Nanti gue ga ada temen buat debat Cay, gada cewe yang bisa gue ajak curhat lagi," ucap Argi sendu.
"Lebay lo, banyak cewe selain gue kali." Balasnya santai.
"Beda lah Cay orang biasa sama orang istimewa," balas Argi yang hanya mendapatkan tatapan dari Caya.
Sekian lama menunggu, bus akhirnya sampai di terminal. Caya pun segera naiki bus dan membawa barang-barangnya ke bagasi bus dan tentu dengan bantuan Argi.
"Gue sayang lo Cay, hati-hati lo. Sampe sana kabarin gue." Ucap Argi yang diacungi jempol oleh Caya.
Hatinya terasa sesak kala melihat orang yang disayang jauh darinya.Tak ada lagi gadis yang akan menjadi bahan gangguannya. Tak ada lagi alasan Argi untuk membolos sekolah saat Caya sakit. Argi rela membolos hanya untuk memastikan Caya baik-baik saja. Walaupun Argi tau meluluhkan hati Caya tak semudah yang orang kira. Namun, Argi tetap akan berjuang untuk Caya. Hanya Caya.
********
Jangan lupa votmenya yaww
Maaf banget kalo banyak kata yang typo
Next part selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERYDAY
Teen Fiction"Lo ngapain sih ngikutin gue mulu!!" sinis Caya pada cowo di sebelahnya. "Gue 'kan udah bilang, gue bakal selalu ada buat lo kapanpun lo butuh gue." Ucap cowo tersebut. "Gue bisa tanpa lo dan gue ga butuh bantuan dari lo!" "Tapi gue ga bisa tanpa l...