Tandai jika terdapat typo😊Happy reading💜
Bel istirahat baru saja menggema, membuat banyak siswa keluar kelas menuju kantin, tempat favorit para siswa. Banyak yang rela berdesak-desakan mengantri hanya untuk mengisi perut laparnya. Banyak juga siswa yang malas ke kanti, seperti Caya misalnya. Kini Caya hanya berdua dengan Argi di kelas.
Tadinya Melly dan juga Melody memaksanya untuk pergi ke kantin bersama namun Caya tolak dan akhirnya mereka berdua pergi ke kantin.
"Lo ga ke kantin?" tanya Argi pada Caya.
"Lo ga liat gue ada di sini?!" ketus Caya.
"Ke kantin yuk!" ajak Argi namun caya menolaknya.
"Gak!"
"Ayolah gue yang traktir deh," ajaknya lagi namun Caya masih diam tidak menggubrisnya.
"Ayo Cay, nanti lo sakit kalo ga makan!" peringat Argi.
Tanpa aba-aba tangan Argi menggenggam tangan Caya dan membawanya menuju kantin. Argi hanya tidak ingin Caya sakit.
Caya terlalu membiasakan diri untuk menjadi asing. Caya terlalu takut untuk melihat dunia dan keramaian, karena ujungnya Caya akan mengingat kembali kenangan-kenangan yang membuatnya sakit hati lagi. Argi tidak menginginkan itu, Argi hanya ingin menunjukan pada Caya bahwa keluar dari zona masa lalu itu penting agar tidak tenggelam dalam rasa sakit.
"Kalo lo pengin semuanya terlupakan lo harus lawan apa yang buat lo ga nyaman." Kata Argi yang masih menggenggam tangan Caya.
Entah mengapa kalimat yang barusan Argi keluarkan membuat Caya sedikit berpikir. Apakah Argi sedang menyidirnya? Atau malah memperlihatkan kepeduliannya?
Caya melihat tangan yang digenggam oleh Argi, rasanya nyaman sekali. Entah mengapa saat di dekat Argi dirinya merasa aman dan tentunya ada sesuatu yang menghangat di dalam hati Caya.
Caya sadar banyak yang melihat keduanya dengan tatapan yang mungki susah diartikan. Caya pun segera melepas genggaman itu, namun tangan Argi menggenggamnya lebih erat. Dan itu membuat Caya susah melepasnya.
Suasana kantin hari ini lumayan ramai. Banyak siswa yang sedang menikmati makanannya masing-masing. Pandangannya tertuju pada Melly dan juga Melody, sadar ada yang sedang menatapnya Melody pun mengedarkan pandanganya dan menemukan Caya. Melody pun memanggil Caya untuk bergabung dengannya.
"Caya!" panggil Melody pada Caya.
"Ayo sini!!" ajaknya lagi. Caya ingin melangkahkan kakinya menghampiri Melody, namun ia urungkan. Melody sedang duduk bersama satu meja dengan Sean dan teman-temannya, otomatis di situ ada Bara.
"Kita sama mereka ajah." Putus Argi, Caya ingin menolak namun tidak ada lagi meja yang kosong di sekitarnya, terpaksalah dia menuruti si Argi.
"Kita gabung ya." Ucap Argi yang sudah duduk terlebih dahulu.
"Caya ayo duduk!" perintah Argi. Caya pun duduk dengan rasa yang ragu ia duduk di sebelah Melly yang tak jauh dari Bara.
"Lo mau makan apa? Biar gue pesanin." tawar Argi namun Caya masih diam.
"Caya??" panggilnya lagi.
"Emm gu..gue mau pesan jus mangga ajah," ucap Caya canggung.
Sungguh ia sangat canggung kali ini. Karena Argi dan Bara. Apa yang harus Caya jawab jika teman-temannya bertanya perihal dirinya dan juga Argi. Dan Bara? Dia masih aman, karena Bara belum menunjukan jika Bara mengenalnya bahkan jauh lebih mengenal.
Hening. Seketika tidak ada satupun yang berbicara. Melody dan Melly masih hanyut dalam pikirannya. Mereka masih mencerna adegan barusan. Apakan Argi dan Caya saling mengenal? Namun Caya tidak bercerita apapun.
"Ehemm." Dehem Aldo.
"Napa lo?" tanya Tirta pada Aldo.
"Enggak." Jawabnya santai.
"Nggak jelas lo." Tukas Tirta.
"Biarin, orang pada diem-diem bae." Ucapnya lagi.
"Lo ada hubungan apa sama Argi Cay?" tanya Melly, ia tak tahan denga uneg-unegnya itu.
"Iya, setau gue kalian sama-sama murid baru yang ga saling kenal." Tambah Melody, ia juga penasaran. Dan para team cowo hanya menyimak bermodalkan kuping.
"Gue dan Caya emang saling kenal." Bukan Caya yang menjawab melainkan Argi. Sedangkan Caya masih diam.
"Nih minum!" ucap Argi pada Caya.
"Makasih." Ucap Caya yang hanya dibalas deheman oleh Argi.
Di sisi lain ada seseorang yang jengah melihat kedekatan Argi dan juga Caya, entah ada perasaan apa yang ada pada diri Bara. Ia tak suka dengan apa yang barusan ia lihat. Hatinya masih belum menerima jika Caya sudah menjadi orang lain dihidupnya. Tanpa pedulikan tatapan yang temannya tunjukan. Bara langsung pergi begitu saja, dengan wajah yang suram.
"Kenapa tuh bocah?" tanya Aldo
"Ga tau, akhir-akhir ini dia aneh." Ucap Dirga, ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Bara mengenai Caya. Ia dapat melihat perubahan sikap Bara semenjak Caya datang.
********
"Lo pulang bareng gue!" ucap Argi pada Caya.
"Gue bisa sendiri." Jawabnya Caya.
"Pokoknya lo sama gue." Paksa Argi.
"Lo bisa ga sih jangan ganggu gue sebentar ajah!!" ketus Caya dan pergi mendahului Argi. Argi sadar ia telah memaksa Caya dan membuat cewe itu marah padanya.
"Caya.. Oke gue minta maaf udah paksa lo, tapi lo jangan marah sama gue." Sarkas Argi dengan berjalan di samping Caya.
"Gue anter ya,"
"Gue bilang ga usah! Rumah gue deket!" ucap Caya.
"Ya udah deh lo hati-hati." Ucap Argi menyerah, dan Caya langsung saja pergi tanpa pamit dengan Argi. Baginya itu tidak lah penting.
Dari pada Caya memikirkan Argi. Lebih baik ia segera pulang dan istirahat, hari ini cukup membuatnya lelah, terlebih dengan kedatangan Argi itu membuat Caya pusing untuk menyikapinya.
Namun entah mengapa kedatanga Argi membuatnya sedikit senang. Garis bawahi Sedikit! Dengan adanya Argi Caya masih mempuai teman bukan hanya Melody dan juga Melly.
********
Pilih Bara atau Argi??
Vote and comentnya jangan lupa😚
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERYDAY
Teen Fiction"Lo ngapain sih ngikutin gue mulu!!" sinis Caya pada cowo di sebelahnya. "Gue 'kan udah bilang, gue bakal selalu ada buat lo kapanpun lo butuh gue." Ucap cowo tersebut. "Gue bisa tanpa lo dan gue ga butuh bantuan dari lo!" "Tapi gue ga bisa tanpa l...