"Ayah mah gitu, Ayah jahat."teriak Dira dari atas.
"Wkwkwk..."tawa Ayahnya dengar anaknya jengkel
***
Disekolah Dira menjalankan aktifitas seperti biasa. Dan hari ini Dia juga udah janji sama Revan untuk ngajarin pr kemaren yang tak Revan ngerti."Dir, nanti jadikan?".
"Jadi kok, tapi Aku pulang dulu nggak papa kan?."
"Ya nggak papa pulang dulu Gue juga paling nungguin anak-anak dulu. Alamat Kamu dimana?."
"Alamat Aku jalan pratama blok b1."
"Bentar, berarti dekat dong sama Fahri beda blok aja kan ya Ndre?."
"Iya Van, tapi tuh anak mana ya?."
"Rooftop kek nya, kebiasaan kan lagi istirahat juga."
"Nah panjang umurnya?".ucap Andre saat lihat Fahri masuk dan duduk dibangkunya.
"Ntar perginya sama Fahri aja Dir."
"Gue?."tanya Fahri
"Iya, kan rumah Lo sama Dira dekat beda blok aja jadi nanti pergi bareng Dira kerumah Gue".
"Nggak usah Van, biar aku naik taksi aja. Atau nanti sama Rara, ya kan Ra."
"Lo dengar kan?."ucap Fahri acuh tak acuh.
"Ha..hmm iya, Dira ama Aku aja."
"Yaudah kalau emang sama Rara."pasrah Revan padahal niatnya mau dekatin Fahri dengan Dira tapi yaudah lah ya lagipula Dira juga kemaren bilang Dia kagak mau pacar-pacaran tapi Dia yakin kalau sahabatnya tu ada rasa dengan Dira.
"We kok Lo jadi bengong gitu?."tanya Andre ke Revan dan membuat sadar si empu.
"Ha nggak ada." Ucap Revan tapi Andre masih penasaran apa yang membuat sahabatnya tu bengong barusan.
"Ntar Lo cerita ke Gue."bisik Andre ke Revan dan tak lama guru masuk untuk melanjutkan pelajaran lagi.
***
Dira baru saja sampai dirumahnya setelah pulang sekolah. Dan sekarang Dia bersiap-siap untuk kerumah Revan dan tak lupa bawa buku-buku nya yang di perlukan nanti."Bun, Dira pamit ya."
"Iya hati-hati, Rara udah sampai?."
"Bentar lagi kayaknya Bun, Dira tunggu diluar aja biar Rara sampai langsung pergi."
"Yaudah Bunda titip salam sama Rara."
"Oke Bun, assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Setelah pamit, Dira menunggu diluar dan tak lama Rara datang menjemput nya.
"Lama nunggu Dir?".
"Nggak kok baru pamit juga, Bunda titip salam buat Kamu."
"Wa'alaikumussalam. Salam balik ya."
"Jalan sekarang Non?."tanya supir Rara.
"Iya Pak, jalan sekarang ya. Alamatnya udah Rara kasih kan Pak?."
"Udah Non."
Dira dan Rara memakan waktu 1 jam untuk kerumah Revan karena sedikit macet. Tapi diperjalanan Mereka merasa ada yang ngikutin dari belakang.
"Non, kayaknya mobil belakang ngikutin Kita terus dari tadi."ucap supir pada Rara dan Dira yang langsung melihat kebelakang.
"Mungkin emang jalannya aja yang sama Pak."ucap Dira dengan jawaban positif.
"Mungkin kali ya Non, tapi mobil itu ngikutin Kita dari rumah Non Dira tadi."celoteh supir lagi dan membuat Dira jadi kepikiran.
"Mobil itu kayak pernah liat deh."pikir Dira sambil melihat luar jalan.
Sedangkan Fahri saat ini mengikuti mobil yang ditumpangi Dira. Entah kenapa Dia malah ngikutin mobil itu seakan-akan ingin melindungi seseorang yang Dia pun belum terlalu mengenal nya.
"Kenapa Gue jadi ngikutin Dira?."
"Kenapa Gue jadi peduli gini?".pikir Fahri yang terus berputar dengan banyak pertanyaan yang Dia nggak tau jawabannya.
***
Akhirnya Rara dan Dira sampai di rumah yang cukup besar. Ya rumah Revan cukup besar dan luas."Assalamualaikum."salam Dira serentak dan Rara.
"Wa'alaikumussalam."ucap Revan menyambut Mereka datang.
"Masuk Dir, Ra. Anak-anak dah didalam."ajak Revan dan ketika ingin masuk Fahri pun datang.
"Assalamualaikum."ucap Fahri melihat Revan, Rara dan Dira.
"Maaf Gue telat."
"Belum mulai kok Rhi."ucap Revan dan mengajak semuanya masuk.
Setelah semua anak-anak datang, Dira yang paham akan tugas sekolah kemaren, mengulangi materi yang diajarkan oleh guru untuk yang belum paham. 2 jam lamanya mereka belajar bersama, akhirnya tugas yang diberikan selesai dan materi yang diajarkan Dira ulang membuat semua yang disana paham dan jelas.
"Makasih ya Dir, dah bantu kita-kita paham materi ini". Ucap salah satu anak-anak kelas
"Iya sama-sama, nanti kalau nggak paham lagi kita bisa buat gini lagi".jawab Dira sambil tersenyum
"Terbaekkk emang Lo Dir".ujar Andre dan memberikan jempolnya ke Dira dengan senyum lebarnya.
"Bisa aja Kamu, Ndre".ujar Dira dengan senyumannya yg memiliki lesung pipi membuatnya terlihat manis.
"Manis" lirih Fahri saat melihat senyum Dira yang menampilkan lesung pipinya. Dan itu terdengar oleh Andre, membuat ide baru dikepala Andre dengan menjaili Fahri.
"Apa Rhi, Manis? Siapa yang manis? Dira yang Manis?".ucap Andre dengan suara besarnya dan membuat semua yang disana fokus ke Fahri.
"Apaan, Gue nggak ada bilang gitu. Salah dengar Lo?".
"Emang iya Gue salah dengar? Tapi keknya nggak deh, jujur aja sih Rhi. Bilang ke orang nya langsung".
"Tinggal Bilang, "Dir, Kamu manis". Ucap Andre lagi membuat semua yang disana tertawa dan Dira juga salting.
"Terserah".putus Fahri dan pergi ke dapur Revan ambil minum
"Jujur aja si dasar manusia es".teriak Andre kesal dengan Fahri yang nggak mau ngakui apa yg dia dengar tadi.
"Lo nggak akan bisa ngubah sifat dingin Fahri sampai ada satu cewek yang buat dia jatuh cinta".ucap Revan bijak karna dia yakin dengan ucapannya.
"Tinggal tunggu waktu nya aja Ndre".lanjut Revan.
"Hmm capek sama sahabat kek gini tapi dia pintar".putus asa Andre dengan wajah dibuat-buat sedih, semua yang lihat kelakuan Andre tertawa.
"Makanya belajar Ndre, jangan nyontek".ucap Andi yang duduk nggak jauh dari dia.
"Gue udah belajar Ndi, tapi rumus tu aja yg nggak masuk. Apa perlu Gue ikutin cara lama?".
"Cara lama apaan?".tanya Revan bingung.
"Itu yang bakar buku terus abunya diminum biar Gue pintar".
"Itu Lo bukan pintar tapi mati!".
Kesal Andi sambil melempar bantal ke Andre dengan kuat."Emosi Gue yang ada lama-lama bicara sama Lo, Van Lo kok bisa betah sahabat dengan Dia?".tanya Andi, semua orang tertawa puas dengan pertanyaan Andi.
Sementara Dira hanya tertawa kecil melihat percakapan diantara mereka. Disatu sisi ada yang memperhatikan Dira dari jauh tanpa ada yang tau sambil tersenyum sesekali.
BERSAMBUNG....
JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YAAA
THANKYOUU 🥰🥰🥰