7. GREY AS ASHES

2.6K 278 22
                                    

BAB VII
GREY AS ASHES

BLACK SANCTUARYSTORY AND WRITTEN BY KUROSANCL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BLACK SANCTUARY
STORY AND WRITTEN BY KUROSANCL

I WON'T TOLERATE ANY PLAGIARISM

Sore itu hari Minggu, hari di mana Xiao Zhan seharusnya menghabiskan waktu bersama Wu Shixun. Namun lagi-lagi rencana mereka gagal karena Wu Shixun harus melakukan perjalanan bisnis ke luar kota.

Xiao Zhan menantikan telepon dari Wu Shixun sejak pagi, berharap pria itu akan memberi kabar kepadanya.

Apakah Wu Shixun sudah sampai di tempat tujuan dengan selamat? Apakah pria itu sudah makan? Apakah dia tidak merindukanku? Sederet pertanyaan itu terus berputar di kepala Xiao Zhan.

Sudah hampir enam bulan Wu Shixun selalu sibuk seperti ini. Seolah tidak ada waktu bagi pria itu untuk beristirahat. Xiao Zhan menghawatirkan kesehatan kekasihnya. Dia tidak ingin pria itu kelelahan dan berujung jatuh sakit.

Duduk merenung seorang diri di salah satu meja cafe, mengaduk kopi dalam cangkir, sementara pikirannya berkelana jauh ke tempat lain. Xiao zhan sudah berkali-kali mengirimkan pesan kepada Wu Shixun, namun sepertinya pria itu terlalu sibuk bahkan untuk membuka pesan darinya. Xiao Zhan tidak berani menelepon karena takut mengganggu sang kekasih. Namun kekhawatiran justru menyiksa pikirannya sendiri.

"Zhan ...."

Satu suara familiar menyapa. Xiao Zhan mengalihkan atensinya ke sumber suara, mendapati seorang pria manis bertubuh ramping tengah berjalan menghampirinya.

"Luhan ..." sapa Xiao Zhan dengan senyum merekah di bibirnya.

Luhan adalah sahabat Xiao Zhan sejak masih kuliah. Pemuda itu sangat baik, dia menyayangi Xiao Zhan seperti saudaranya sendiri. Begitu pula dengan Xiao Zhan. Meskipun kini mereka jarang bertemu dan sibuk dengan urusan masing-masing, namun persahabatan mereka tetap erat terjalin.

Luhan selalu menghubungi Xiao Zhan kapan pun dia punya waktu luang, begitu pula dengan Xiao Zhan yang selalu mengingatkan pemuda itu untuk menjaga kesehatan. Mereka dua sahabat tidak pernah lupa untuk menanyakan kabar.

Hari ini kebetulan sekali Luhan ada waktu luang. Sehingga ketika Xiao Zhan menghubunginya, pemuda itu langsung mengiyakan ajakan Xiao Zhan untuk berbincang-bincang di sebuah cafe tidak jauh dari apartemen sahabatnya itu.

"Maaf, apa kau sudah lama menungguku?" tanya Luhan seraya mendudukkan dirinya di hadapan Xiao Zhan.

Xiao Zhan menggeleng, masih memasang senyum tipis di wajahnya.
"Tidak lama. Kau datang tepat waktu. Aku juga baru saja sampai."

YIZHAN 21+ BLACK SANCTUARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang