Cahaya mentari pagi dengan malu-malu menyelinap dari celah jendela kamar milik siswi SMA yang sedang tertidur nyenyak di ranjang besarnya. Suara Alarm yang menandakan ia harus segera bangun, membuatnya berjalan dengan malas ke arah kamar mandi.
Tak lama kemudian Alea sudah siap dengan seragam sekolahnya, ia duduk di depan meja riasnya. Menyisir rambut panjangnya dengan perlahan, memakai Lip balm di bibirnya. Ia tersenyum tipis melihat pantulan dirinya sendiri di cermin. Sudut matanya melirik satu buah catur yang terletak di sudut nakasnya. Ia mengambilnya sebelum turun untuk sarapan bersama ayah dan bundanya.
"selamat pagi"
"pagi sayang" di depan Alea sudah banyak berbagai makanan yang tersaji rapi. Para orang kepercayaan sang ayah juga sudah duduk rapi di tempat duduk masing-masing.
Di tradisi keluarga mereka, bukan hanya anggota keluarga yang di persilahkan sarapan di ruang makan utama, namun juga para anggota kepercayaan tuan Chandresh. Mereka beranggota 7 orang, 2 perempuan dan 5 laki-laki. Yang biasa di panggil paman Erik, dia di percaya untuk selalu mendampingi Alea. Nessa yang dulu di percaya menjaga Luna, sekarang ia juga di percaya untuk membantu Erik menjaga Alea. Bora, Yaksa, Deo, Abimanyu dan Fino, mereka berlima di percaya mengurus bisnis gelap keluarga Chandresh.
"permainan catur sudah di mulai?" itu Nessa yang bersuara, saat menyadari nona muda mereka membawa satu buah catur di tangan kirinya. Semua mengalihkan perhatiannya pada tangan Alea, yang di perhatikan hanya tersenyum miring.
"menangkan itu dengan cepat sayang" Alea menatap sang bunda yang mengusap punggung tangannya memberi dukungan, Alea tersenyum dan mengangguk mengiyakan.
"bagaimana dengan foto yang aku minta paman Deo?"
"sudah saya serahkan pada Nessa"
Semua kembali fokus dengan sarapan masing-masing. Tidak ada pembicaraan lebih lanjut. Dentingan alat makan terdengar jelas di area ruang makan, satu persatu dari mereka meninggalkan meja makan untuk memulai pekerjaan masing-masing.
.
.
Mobil yang mengantar Alea berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Dari dalam mobil, Alea, Erik dan Nessa bisa melihat seorang siswa yang baru saja keluar dari mobil mewahnya bersama dengan perempuan yang juga berseragam sama dengannya.
"ah, dia si pemain catur itu?" Nessa tahu semua wajah mereka yang seharusnya sudah mendekam di penjara.
"dan wanita itu yang ada di foto hasil jepretan Deo" Nessa yang mendengar tentang foto, segera memberikan beberapa foto yang ada di tasnya pada Alea.
Alea tersenyum puas saat melihat hasil jepretan itu. Alea keluar dari mobil dan berjalan memasuki area sekolah. Setelah memastikan nona muda mereka masuk, Nessa dan Erik segera meninggalkan sekolah.
Alea berjalan dengan tangan kanannya mengutak-atik buah catur. Hingga seorang siswa menyenggol lengannya dan membuat buah caturnya terjatuh tepat di hadapan tiga pasang sepatu mewah. Alea masih tetap memandang buah caturnya yang tergeletak di bawah dengan tatapan dinginnya, lalu ketika ia mendongak, ia tersenyum ke arah Kara. Alea beralih menatap Kania yang masih bertahan dengan wajah datarnya.
"bisa ambilin?" Kania mengernyitkan dahinya tidak suka dengan pertanyaan yang di lontarkan Alea.
"lo gak mau gue liat daleman lo kan?" Alea berujar dengan menunjuk rok Kania yang super pendek.
Kania mengendus dan dengan terpaksa menunduk hendak mengambilnya, namun tangannya di tahan oleh Kane. Pria yang berstatus kekasih Kania itu mengambil buah catur yang di maksud lalu menyodorkannya pada pemiliknya. Alea tersenyum tipis.

KAMU SEDANG MEMBACA
HEXAGON The Dallin
Novela JuvenilAlea Melody, murid baru di SMA DIWANGKA. Ia memiliki mata berwarna hijau, dengan Paras yang cantik dan otak cerdasnya membuatnya banyak di kagumi baik laki-laki maupun teman perempuannya. Tapi siapa sangka, dibalik wajah indah itu, ia menyimpan si...