07. Mendapat Kekerasan

104 96 276
                                    

Setelah aksi siram menyiram tanaman, emm maksudnya aksi saling siram antara Michel dengan Ka Via dan berakhir Michel yang dibela oleh Cakra, kini Michel sudah mengikuti pelajaran terakhirnya.

Baju putih yang sudah berubah warna menjadi kuning dan yang tadinya bau parfum Marlboro kini menjadi bau jeruk segar.

Noda kuning bekas jus jeruk tadi sulit untuk dihilangkan, Al hasil Michel hanya bisa memudar kan warna kuning tersebut, walau baju putih tersebut berbalut jas almamater, tetap saja terlihat sangat jelas nodanya karena hampir seluruh bagian depan baju putih Michel terkena jus jeruk.

Jas almamater Michel juga terkena jus jeruk namun warnanya yang gelap jadi tidak terlihat kotor.

Michel mengerjakan latihan soal yang sudah diberikan oleh guru mata pelajaran yang saat ini sedang mengajar di kelas X MIPA 1

Dengan perasaan gelisah dan tidak tenang Michel terus menerus menghembuskan nafasnya gusar

" Duh.... " Michel meletakan pulpennya lalu menggigit-gigit kuku jarinya

" Lo kenapa sih chel, dari tadi gue perhatiin kaya orang kebingungan." Rissa akhirnya menanyakan apa yang dari tadi iya pendam dalam hatinya.

" Emmm "

" Kenapa chel? Ngomong aja, "

" Gue takut pasti nanti kalau gue pulang dimarahin sama Papa. "

" Nggak chel, jangan berfikir negatif. Okeh? Jangan takut Lo nggak salah ko " ujar Rissa menenangkan Michel yang sudah keringat dingin

" Huufft okeh riss, semoga aja gue nggak di siksa lagi."

Kring

kring

Bel pulang sekolah pun berbunyi

Seluruh siswa-siswi SMA JIS berbondong-bondong keluar dari gerbang dan ada juga yang ke parkiran untuk mengambil kendara mereka masing-masing.

Saat Michel mengambil sepedanya, Michel bertemu dengan Kaka kelas yang tadi menyiramnya menggunakan es jeruk.

" Kak via " bantin Michel

Tapi sekarang Via tidak sendirian, via bersama Dengan satu temannya. Via menatap Michel dengan tatapan sinis.

Michel yang malas dan tidak ingin menanggapi nya pun, mengambil sepedanya dan berlalu meninggalkan Via yang senyum-senyum sendiri bagai orang gila.

Tapi, saat Michel hendak melewati Via, tangan Michel langsung di pegang oleh Via.

" Mau kemana? " Tanya Via dengan tatapan tajamnya.

" Kepo. "

" Dasar adik kelas songong loh ya, urusan kita belum selesai!!! " emosi Via tersulut karena mendengar jawaban Michel yang tidak memiliki rasa takut sama sekali kepadanya.

" Urusan kita? Sorry ka, gue nggak punya urusan sama orang gabut kaya Kaka."

" Berani ya Lo ngomongin gue gabut hah?!! Maksud Lo apa?!! "

" Iya Kaka itu gabut, ngejar-ngejar cowok yang sama sekali nggak mau ngelirik Kaka."

" HEH!! GUE SAMA DIA LAGI MARAHAN KITA ITU PACARAN !! " Kini Via benar-benar sudah kehabisan kesabaran menghadapi Michel yang menjawab santay namun nusuk  mental.

"Pacar? Ko dia nggak ngakuin Kaka yah ? Bangun ka jangan halu terus pfft, " Michel menahan tawanya dan melanjutkan ucapannya " nih ya Ka, kodrat wanita itu dikejar bukan mengejar."

" gue ingetin sama Lo, Lo jangan deketin Cakra!!" Nafas Via memburu, ada penekanan disetiap katanya

" Gue deketin Cakra? Haha nggak mungkin, paling cuma gue nikahin. "

FiderawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang