08. Dia perhatian?🤔

89 62 208
                                    

HAI KEMBALI LAGI BERSAMA SAYA, AUTHOR YANG SUKA NGEGANTUNG CERITA WKWKW 😂

GIMANA KABARNYA? HARUS BAIK DONG YA, HARUS SERING BEGADANG BIAR SEHAT AWOKAWOK, BECANDA. JANGAN SUKA BEGADANG OKEH? NANTI SAKIT:(

APA WARNA KESUKAAN KALIAN ?🌈

" I- "

Tiba-tiba

Brak

" Michel !! , ya Allah nak. " Kiana panik, Michel tiba-tiba pingsan saat Kiana hendak mengambil kotak P3K.

Kiana pun akhirnya membenarkan posisi Michel, dan mengompres luka lebam yang ada di wajah Michel.

Michel babak belur, seluruh tubuhnya dipenuhi luka pukul, namun Michel sudah biasa mendapatkan itu semua jadi Michel tidak mempermasalahkannya. Menangis? Rasanya air mata Michel sudah habis jika untuk menangisi sakit yang ada di tubuhnya

" Kasian banget sih kamu sayang, maafin Mama ya, Mama nggak bisa bantu kamu. " gumam Kiana menatap iba ke arah Michel yang tengah menutup matanya.

🌼🌼🌼

Michel sudah bersiap-siap untuk berangkat sekolah, luka di wajahnya masih terlihat walau sudah Michel tutupi dengan polesna make up tipis. Michel tidak suka make up an karena menurut nya itu terkesan seperti tante-tante. Jadi untuk menyamarkan luka di Wajahnya akhirnya Michel terpaksa memakai make up walau tipis .

Dengan terpaksa, akhirnya mau tidak mau Michel harus tetap berangkat sekolah Michel harus percaya diri dengan luka lebam di pipi, sudut bibir,kening dan sudut matanya.

Michel mengambil tas biru mudanya dan menggendongnya, dia menuruni tangga dan langsung ke meja makan.

Sarapan? Ou tentu tidak, Michel lebih memilih tidak sarapan di rumah dari pada harus ribut dipagi hari dengan Papanya, apalagi sekarang dirinya sudah terluka.

" Sayang, kamu sudah siap yah? Nggak izin aja dulu sayang? Luka kamu parah loh. " Ujar Kiana sambil berjalan mendekati Michel

" Enggak papa ko Ma, luka kecil doang, ini aja udah sembuh tinggal bekasnya aja." Michel tersenyum simpul kearah sang Mama yang selalu menatapnya penuh kasihan.

" Mamah apa-apaan si? Nggak usah dimanja deh, orang luka kaya gitu doang. " Indri melirik kearah Michel.

" Jangan kaya gitu dong Ka, ini Adik kamu luka-luka kaya gini wajahnya." Kiana mengelus luka Michel perlahan.

Kiana berfikir, mengapa Michel sekuat itu di perlakukan seperti ini oleh Indri dan Indra ? Mengapa Michel terlihat baik-baik saja, mengapa Michel tidak marah? mengapa Michel tidak balas dendam ? Terbuat dari apa hati putri malangnya ini?.

" Nggak usah berangkat ya sayang? Istirahat dirumah aja sampai luka kamu bener-bener sembuh, nanti mama buatin surat izin."

" Ya nggak usah berangkat selamanya aja sekalian, nggak usah sekolah" Indra menyambar ucapan Kiana, nadanya memang santai namun terdengar ketus.

" Papah ini kenapa sih? Jangan kaya gitu, jangan membedakan anak seperti ini, Michel juga pengen kaya Indri dan temen-temen yang lain, dia pengen belajar secara normal." nafas Kiana memburu, dia sangat kesal sekali kepada Indra yang selalu pilih kasih.

" Karena anak pungut nggak bisa ngerasain hidup kaya anak-anak yang lain." Indri menjawab pertanyaan Kiana sambil memakan nasi goreng buatan Kiana.

Sangat tidak sopan.

" Kamu ini ngomong apa sih kak?!" Membentak?tidak, Kiana tidak membentak tapi ada penekanan disetiap katanya.

Michel yang mengerti dengan situasi seperti ini akhirnya dia langsung memutuskan untuk berangkat ke sekolah secepatnya.

FiderawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang