Jennie mengelus kepala lim yang tiduran diatas dadanya.
"Hon, mandi yuk"
"Umm bentar, biarin kayak gini dulu" lim memeluk erat tubuh polos jennie.
Keduanya masih telanjang karena aktivitas mereka baru saja selesai sekitar 5 menit lalu.
Jennie hanya diam dan terus memainkan rambut lim yang mulai memanjang.
"Nanti siang aku temenin ke salon ya, udah panjang ini"
"Ummm oke" balas lim.
"Ini juga" tangan jennie beralih oada dagu lim.
"Enghh nggak mau ah" jail lim yang tau betul kalo jennie ngga suka dia brewokan.
"ihhh harus mau pokoknya" rengek jennie.
"Emang kenapa sih kalo aku brewokan?" Lim mendongak, menatap mata jennie yang selalu berhasil membuatnya tenang.
"Aku nggak suka" jujur jennie.
"Kenapa?"
"Nanti kamu kayak bapak-bapak" jennie tertawa kecil setelahnya.
"Emang kenapa kalo aku kayak bapak-bapak?" Lim menaikkam satu alisnya, menatap jennie dengan tatapan penuh selidik.
"Soalnya nanti yah...misalkan kalo kita jalan-jalan, kamu malah dibilang kakek sikembar sama orang-orang" balas jennie membuat lim cemberut.
"Nggak gitu juga kali yang" rengeknya di ceruk leher jennie.
"makanya mau ya..dicukur brewoknya"
"Ck tapi ngga mau" kekeh lim.
"Kalo aku aja yang cukurnya, gimana? Mau ngga?" Jennie mengelus rahang lim.
Lim akhirnya mengangukkan kepalanya setuju.
"Aku mau, boleh nggak?" Lim kembali mendongak, tangan kirinya meremas dada kanan jennie yang menganggur dengan bebas.
"Iya, tapi sisain juga buat adek sama kakak ya" jennie dengan lembut mengusap pipi lim.
Disisi lain, lebih tepatnya dikamar si kembar.
Lisa menepuk perut bulat rose yang masih berbaring.
Plak plak plak tuk tuk
Rose hanya membiarkan perlakuan lisa padanya. Sudah biasa tuh!
Bugh
"Enghh catit dek" keluh rose saat lisa memukul perutnya dengan kencang.
"Demec banet ade demec banet ade oh my dod!!" lisa menatap gemas perut rose. Setelah itu, anak itu meneggelamkan wajahnya disana.
"Enghhh hahahah deyina yaampun ade tatak deyi banet" rose berusaha mendorong kepala lisa agar menyingkir dari perutnya.
"Main monstel monstel yu!" Ajak lisa membuat rose bangkit dari tidurnya.
"Ade yang dadi monstelna ya" rose membenatkan letak piyamanya
Lisa mengangguk dengan semangat.
Keduanya langsung turun dari kasur dan berlari. Yang satunya menghindar sementara satunya lagi berusaha mengejar kakaknya.
Kelamaan berlari mengitari kamar mereka, si bungsu mulai lelah.
Anak itu menjatuhkan dirinya dilantai begitu saja membuat rose berhenti berlari dan segera menghampirinya.
"Huh huh you otey?" Tanyanya setelah menghampiri lisa.
Lisa menggeleng sambil tercungap-cungap.
"Calm down ade calm down" rose mengelus dada lisa yang naik turun.