DG ∆∆ 1

6.9K 628 101
                                    

Hai apa kabar? Balik lagi samaaa aku yeay! Siapa yang masih stay baca cerita dari Inow? ☺

Kira-kira kalian baca cerita apa aja nih? Dan tau salah satu karyaku dari mana?

Udah follow belom?

Eh-eh bentar, mau nanya deh, kalian.. Kangen gak sih ama akoeh? Uhuyyy. Ceilah dhlh.. Yang penting harus vote dan komen banyak-banyak!

Btw Happy Reading 😈

****

Seorang gadis bermata tajam melangkahi kakinya ke SMA Airlangga, Pembalasan dendam selama 2 tahun akan dimulai saat ini.

"SMA Airlangga I am Back." Gumamnya dengan senyum smirk.

Ia melangkahkan kakinya menuju koridor, dengan wajah datar dan dingin, mata tajam yang mampu menusuk siapapun.

Matanya menelisik kedepan, ia memejamkan matanya sejenak menahan amarah ketika melihat beberapa cewek sedang melakukan pembullyan.

Ia melanjutkan jalannya.

"Bersihin sepatu gue!" Bentak seorang cewek yang terlihat paling menonjol dari kedua temannya.

Seorang gadis tengah tersungkur di depannya dan menangis memohon ampun.

"Maaf kak.. Aku gak sengaja." Kata gadis itu sembari menangis.

"Gue gak perduli, cepet bersihin atau lo jadi korban gue selanjutnya!"

"Ma-maaf.." Gadis itu hendak membersihkan sepatu cewek itu tapi dengan cepat ia langsung menarik tangan gadis yang tengah tersungkur itu hingga berdiri disamping.

"Beraninya Lo!!" Bentak cewek itu.

Ia menaikkan sebelah alisnya dan bertanya. "Apa?"

"Ngapain Lo ikut campur?!"

Ia hanya menatap datar cewek itu, " Tau kata maaf?"

Cewek itu terdiam menahan emosi.

"Dinda Putri Arsyadi anak kedua dari Arsyadi Pratama dan Derinda Anya Pratama mempunyai seorang kakak laki-laki bernama Adhitama Arsyadi. Apakah tuan Arsyadi tidak mengajarimu arti kata maaf?" Ujarnya mampu membuat cewek yang bernama Dinda itu terdiam.

"K-kenapa lo tau? Siapa lo?" Tanya Dinda.

Ia menatap datar Dinda. "Lo mau tau gue? Nanti. Sekarang pergi." Usirnya.

Dinda yang tak bisa berkata apa-apa kini menatap tajam ia dan gadis dibelakangnya, "pergi sekarang, atau gue cungkil mata lo."

Dinda dan kedua dayang-dayangnya kini pergi meninggalkannya, gadis di belakangnya masih menunduk takut.

"Jadi lemah gak buat lo menang." Ucapnya dan meninggalkan gadis itu yang terdiam.

"Terimah kasih!" Teriaknya ketika ia melenggang pergi, ia hanya menunjukan jempolnya pertanda ok.

Ia sadar, ada seseorang yang mengawasi tindakannya dari tadi, ia tidak bodoh atau pura-pura tidak tahu, ia tahu hanya saja diam, "banci." Katanya dengan senyum miring.

Ia kembali melangkahkan kakinya menuju tujuannya.

Dibalik itu seseorang yang dimaksudnya tengah terheran dan memikirkan sesuatu.
"Siapa dia?"

****

Ia pergi menuju ruang kepala sekolah tapi matanya kembali melihat kumpulan seorang cowok tengah bersantai di depan koridor kelas padahal ini sudah jam pelajaran.

Dangerous Girl [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang