DG ∆∆ 5

2.5K 385 33
                                    

Eyooo ada yang nungguin gak?
Oh iya yang inget Gania adik dari Gamma kan awalnya usia dia 4 tahun, aku ubah jadi 2 tahun kuy!
Lebih menggemaskan

So happy reading 😈

∆∆∆∆

Sesampainya dirumah Azora langsung merebahkan dirinya ke kasur, niatnya hanya memejamkan matanya sejenak namun membuatnya tertidur nyenyak hingga sore hari.

Matanya mengerjap pelan menyesuaikan cahaya, ia melihat sekeliling lalu melihat ke arah baju yang ia kenakan, "ternyata gue ketiduran." Gumamnya.

Ia beranjak dari kasur dan keluar kamar, ia berniat untuk ke dapur mengambil minum, pada saat di dapur Azora melihat Mamanya yang tengah rapi.

"Mama mau kemana?" Tanya Azora.

Zalyn melihat putrinya yang terlihat seperti orang bangun tidur terkejut.

"Kamu lupa?" Tanyanya yang nada kaget.

Azora memutar matanya untuk berpikir. "Apa?" Tanyanya.

Plakk

"Apaa sih Ma.." Azora mengelus lengannya bekas pukulan kecil mamanya.

Zalyn memutar bola matanya. "Abis ini kamu ketemu sama dia, inget gak sih?! Hih!! Untuk anak sendiri."

Azora mengerti apa kata mamanya, ia menggaruk pipinya yang gatal. "Lupa." Ucapnya singkat dengan wajah datar.

Zalyn melihat putrinya tengah mengambil minum dan meneguk air, ia berpikir sejenak dan bertanya.

"Kamu yakin mau nikah?"

"Gak." Jawaban Azora membuat Zalyn berdecak sebal.

"Serius Xin.." Azora yang selesai minum ia berbalik melihat Mamanya.

"Kalau ditanya yakin? Ya engga," Jawabnya.

"Tapi.." Jeda Azora membuat Zalyn mengernyitkan dahi.

Azora menatap Mamanya sekilas. "Azora hanya ingin orang itu tersakiti secara perlahan dan pasti, Azora akan membuat semua orang tau betapa liciknya dia dan seberapa buruknya dia, sikap humoris dan sikap tenangnya itu semua semata image belaka." Ujarnya, baru kali ini Azora mengatakan kata-kata panjang.

Zalyn mengangguk paham, ia tau bahwa Azora telah melewati masa-masa dimana ia telah mengalami itu, tapi Zalyn pastikan Azora tidak akan merasakan rasanya jauh sangat jauh.. Dari seorang ayah..

Zalyn tersenyum rasanya ia merindukan Papanya.

Tanpa sadar Zalyn menitikkan airmata, ia sangat merindukan papanya, wanita itu menatap lekat putrinya dari samping yang tengah terdiam menatap kedepan.

Wajah yang seperti wajahnya, ekspresi datar dan dinginnya seperti Ayahnya, Kevin. Tak lupa sifat keadilan dan rasa ingin membalas sesuatu yang membuatnya kehilangan sangat mirip dengannya dulu, kejadian berawal dari kematian sahabatnya Zevan kemudian masa lalu Papanya datang membuat ia kehilangan seorang kakak laki-laki.

Tanpa sadar Zalyn mengeluarkan isak tangisnya, ia berbalik tangannya seolah mencuci piring menyibukkan dirinya supaya ia tidak diketahui tengah menangis.

Azora sadar mamanya tengah menangis, lihatlah apa yang dilakukan wanita itu, mencuci piring yang telah bersih, bahu yang bergetar dan suara isak Samar-samar bersamaan dengan air kran yang mengalir.

Azora memeluk Mamanya dari belakang membuat tubuh wanita itu semakin bergetar.

"Mama merindukan seseorang?" Tanya Azora meletakkan dagunya dipundak Zalyn, Tingginya melebihi Zalyn sedikit.

Dangerous Girl [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang