DG ∆∆ 3

3.3K 490 90
                                    

Eyoo eyoo eyooo balik lagi!!
Gimana kabar hari ini? Bahagia apa sedih? Apapun itu tetap bersyukur 😈

Btw komen dong yang banyak sedih nih gak ada yang komen sama vote 😓💔

Dhlh...

Happy Reading 😈

Malam ini Gamma tengah makan dimeja makan bersama keluarganya, ia duduk diantara adik perempuannya yang berusia 4 tahun dan kakak perempuannya.

"Gamma kapan kamu mau nikah?"

Uhukkk--uhuukk.

Sania memberikan putranya segelas air,sang empu menerimanya dan meneguknya dengan kasar, Gamma menatap Bundanya,"bunda kok nanya kapan nikah? Dimana-mana tuh tanyain anaknya udah punya pacar belum? Udah ada gebetan belum? Ini malah nikah langsung."

"Ya kalau Bunda nanyanya kapan kamu punya pacar yang pasti kamu bakalan jawab 'gak minat Bunda..' heleh basi." Gamma menggaruk pipinya.

"Ya.. Kan gak nanya gitu juga kali Bun.." Gamma melanjutkan makannya, Sania menatap putranya dengan jengah, "terus kapan mau nikah?" Gamma menatap Sania dengan jengah, "Gamma masih sekolah bun.. Gamma belum mau mikir nikah, masih jauh.." Sania memanyunkan bibirnya.

Saga menatap istrinya, "udahlah sayang kita bahas nanti selesai makan aja." Gamma mendengar itu menghentikan makannya, "bahas apa?" Tanya Gamma.

Sania menggeleng, Saga hanya diam. "Lo mau jadi dijodohin." Yang menjawab bukan Sania atau Saga melainkan Aliora kakak Gamma.

Gamma melotot tidak percaya. "Di.. Jodohin? Gila apa gimana? Bun.. Yah.. Jelasin ke Gamma kalau itu bercanda." Saga menggeleng, "tidak ada yang bercanda, kamu memang Ayah jodohkan dengan anak teman bisnis Ayah." Gamma berdiri menatap Ayahnya ia menggeleng dan terkekeh tidak percaya.

"Bercandanya gak asik, mempertaruhkan masa depan." Ucap Gamma meletakkan sendoknya dengan kasar menimbulkan suara keras.

"Gamma. Bersikap sopan, keputusan Ayah dan Bunda sudah bulat, mau tidak mau dalam waktu dekat kamu menikah dengan anak teman bisnis Ayah." Tegas Saga.

Gamma menatap Saga dengan tajam, "semua tentang bisnis, bahkan Ayah sendiri seolah menjual anaknya pada teman bisnis Ayah."

"Gamma!" Bentak Saga.

Sania mengelus lengan suaminya untuk menetralkan emosi Saga, ia melirik Aliora untuk membawa Gania pergi ke kamarnya, Aliora menggendong Gania menuju kamar anak itu kemudian Sania kembali menatap putranya, "Gamma, maksud kita berdua bukan itu.."

"Terus apa Bunda? Jelasin ke kita apa? Mempererat persaudaraan? Atau mempelancar proyek dan Bisnis Ayah?" Saga mengepalkan tangannya. "Suatu saat kamu pasti akan tahu maksud kita berdua."

Gamma berdecih, "suatu saat Gamma akan tahu? Tahu kalau orang tuanya sendiri yang menjual anaknya?"

Bughh!

Bughh!!

"Mass!!" Teriak Sania ketika Saga memukul Gamma.

Gamma tersungkur dengan decak darah di sudut bibirnya, Sania membantu Gamma berdiri, "kamu gak papa?" Gamma mengangguk.

"Obati lukamu, setelah itu pergi ke ruang pribadi Ayah." Tegas Saga.

Gamma hanya diam, Sania menatap wajah putranya dengan khawatir, ia menuntun Gamma menuju meja makan dan mengambil kotak obat.

Dangerous Girl [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang