8️⃣

47 4 1
                                    

Taehyung kembali ke markas dengan membawa Hwanhee yang sudah begitu mabuk, Taehyung itu sangat kuat jika dia minum jadi dia masih bisa mempertahankan kesadarannya.

"Ada tugas untukmu" Taehyung yang baru saja menaruh tubuh Hwanhee di Sofa langsung di berikan sebuah amplop kuning dari Daehyun. Taehyung membukanya dan membaca juga melihat target selanjutnya orang seperti apa, Taehyung menyeringai seakan bahagia mendapatkan tugas ini.

"Hahahahahahaha, apa kau bercanda?" Kini Taehyung tertawa begitu kerasnya, Daehyun geram, Taehyung begitu meremehkan musuhnya kali ini. Jangankan untuk di bunuh di sentuhpun target kali ini akan susah untuknya begitulah pikiran Daehyun.

"Kau menyuruhku untuk bermain di taman bermain?" Taehyung yang begitu angkuh membuat Daehyun semakin kesal.

"Dalam 1 minggu, ku tunggu kabarnya jika dia sudah mati" Daehyun memberikan waktu pada Taehyun untuk membunuh sasarannya kali ini karena menurutnya waktu dalam satu minggu itu begitu sulit.

"Apakah ini atas perintah atasanmu? Jika tidak aku tidak mau, aku mau melakukan hal ini demi uang, kau tau? Aku bahkan bisa membuhunya sebelum 7 hari" Begitulah jawaban Taehyung.

"Tak perlu besar kepala, kau buktikan saja dulu" Daehyun memberikan peralatan apa saja yang Taehyung butuhkan bahkan jika Taehyung membutuhkan yang lebih dari itu dia juga akan menyediakannya.

"Baik, akan ku ambil tugas ini, aku kan pergi ke kamar untuk tidur" Taehyung berjalan begitu saja melewati Daehyun.

Taehyung melihat lagi lemar lembaran gambar orang itu, Taehyung mengenali wajah ini tentu dia sangat kenal dengannya.

"Dasar bodoh, dia menyuruhku untuk membunuhnya? Ck, tak masalah lagi pula aku juga tidak membutuhkan pria tua bangka itu" Taehyung melempar ke segala arah foto foto tersebut hingga berserakan. Lalu dia tertidur.

Ke esokan harinya Taehyung melihat Hwanhee yang bolak balik ke kamar mandi, dia terlalu mabuk jadi dia mual.

"Aku rasa dia harus berhenti minum, itu tidak baik untuk dirinya" Ucap Taehyung yang mengambil roti selai dan duduk di meja makan bersama ke dua hyung lainya.

"Haha kau benar, Hwanhee memang buruk kalau urusan minum" timpal Baekhyun.

"Kapan kau akan memulainya?" Daehyun mengintimidasi.

"Hay tenanglah, lagi pula itu hal gampang" Taehyung kembali meremehkannya, Daehyun sedikit kesal krena dia merasa Taehyung terlalu angkuh berbeda sekali saat pertama bertemu dengannya. Krena kesal akhirnya Daehyun pergi namun sebelum dia jauh Taehyung berkata

"Bagaimana jika kita bantai semua keluarganya saja? Anggap saja bermain? Sepertinya seru bukan?" Ucapan Taehyung seperti meledek. Daehyun hanya berbalik dan berkata "Apapun terserah kau saja, krena itu tugasmu" begitulah kata Daehyun lalu pergi meninggalkan mereka tapi Taehyung tetap santai menikmati sarapannya.

Baekhyun yang melihat interaksi keduanya cukup sedikit heran, sejak awal sampai skrang mereka tidak pernah akur. Bahkan Taehyung seperti sengaja membuat Daehyun jengkel, begitulah yang di pikiran Baekhyun.

"Hyung, aku akan keluar sebentar" Taehyung beranjak dari meja makannya dan pergi.

Si sisi lain.

"Sial bocah itu terlalu merendahkan lawan dia pikir siapa orang yang akan dia hadapi kali ini?" Daehyung mengoceh sendiri, sambil mengamati target buruannya? Iya Daehyun sedang berburu, kali ini buruannya hanya seorang wanita yang sangat angkuh.

"Aisttthhh... Anak itu membuat aku jengkel, aku tidak bisa bekerja jika seperti ini" Daehyun merapihkan kembali senjatanya pikirannya kacau targetnya kali ini pun dia biarkan lolos.

"Yak! Apa yang kau lakukan bodoh? Kenapa kau tidak membununya?" Suara di serbang telpon memaki Daehyun krena tadi itu kesempatan yang begitu bagus.

"Akan ku urus nanti, kau akan menerima kabar secepatnya" begitulah ucapan Daehyun lalu dia menutup telponnya sepihak jelas pria yang menelponnya yang sekarang sedang memaki² Daehyun krena menutup telponnya.

Daehyun melajukan mobilnya pergi jauh, dan tibalah di sebuah pantai, dia menghentikannya lalu keluar, menghirup udara sore menikmati angin kencang dan mencoba merilekskan pikirannya.

Menatap handponenya, ada beberapa panggilan masuk, si bos yang menyuruh dia membunuh seseorang dan juga dari Baekhyun.

"Haruskan aku berhenti?" Daehyun menatap ke arah laut yang tak terujung.

Flashback.

"Kau yakin ingin masuk organisasi ini?" Seorang pria dengan jas yang begitu mewah, wajahnya begitu tegas itu trus saja menanyakan dengan jelas kesungguhannya.

"Tentu saja" yakin Daehyun, kala itu Daehyun masih berumur 15tahun, dan dia berani menghampiri seorang bos mafia.

"Kau tau? Jika kau sudah terjun kedalamnya jangan pernah kau berfikir untuk mengakhirinya, krena jika kau ingin berhenti dari ini itu tandanya kau mati" pria itu mempertegas keseriusannya Daehyun, dia masih berani untuk gabung atau dia tidak akan bergabung?.

"Baik saya akan melakukannya, lagi pula untuk siapa saya hidup, mereka semua iblis yang berkedok dalam ke baikan, tidak sudi untuk saya ampuni" pria dewasa itu tersenyum senang, dan dari mulai hari itu Daehyun banyak belajar, juga berburu target siapa saja orang yang akan mereka bunuh. Begitulah sifat dingin Daehyun berawal.

Flash back and.


"Aku muak dengan smua ini, tapi ... Aku harus melindungi Baekhyun, dia mengikuti jalan ini krena diriku, jika aku mati lalu bagaimana dengannya" Daehyun kembali ke mobilnya lalu mengangkat telpon dari Baekhyun dan pergi ke rumah.












Bersambung........

Jangan lupa comen.
Kalau lama sorry
Jangan lupa baca juga Destny ok! Cari di work aku thanks 😘

KILLER BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang