Ch.7 meeting 2

1.2K 106 20
                                    

"Jadi ..apa pekerjaanmu ?"

Tanya jennie dengan nada suara yang begitu datar dan dan tanpa mengalihkan pandangan matanya sedikitpun ke arah lisa di sampingnya.

Lisapun hanya bisa menundukkan kepalanya gugup , dan juga merasa sedikit canggung dengan pertanyaan yang baru saja terucap dari mulut gadis bermata kucing di sampingnya itu.
Namun sekali lagi ? Diapun sudah menerka-nerka dan sudah siap dengan pertanyaan-pertanyaan apa saja yang akan di tujukan kepadanya.
Hanya saja . . . . Ia merasa sedikit segan untuk menjawab pertanyaan itu.

"Jen - " sela tuan kim, mencoba menghentikan putrinya itu dengan pertanyaan - pertanyaan bodoh yang mungkin akan membuat lisa sedikit tidak nyaman.

Lisapun mengalihkan pendangan mataanya dari steak di atas meja ke arah tuan kim di hadapannya.
"No ...tidak apa tuan kim " iapun tersenyum , kemudian mengalihkan pandangan matanya ke arah gadis di sampingnya. " aku bekerja sebagai seorang pelayan, di sebuah restoran di daerah hongdae " tambahnya.

Jenniepun mendengus

"Pelayan ?" Ucapnya dengan nada yang begitu mengejek , membuat lisa merasa semakin tidak nyaman mendengarnya. "Lalu berapa penghasilanmu ?" Tambahnya

Mendengar itu ...tuan kim pun dengan sangat kasar meletakkan sendok serta garpu dalam genggaman tangannya itu ke atas piring di hadapannya , hingga menimbulkan suara gaduh yang membuat jennie dengan cepat mengunci mulutnya.

"Cukup jennie "

"Tapi ayah . . . Dia hany-- "

"Enough is enough jennie "

Jenniepun menundukkan kepalanya.

"Kau akan tetap menikah dengan lisa , jennie. Apapun itu pekerjannya dan berapapun penghasilannya. Dan semua keputusanku sudah bulat , jika kau tidak bisa menerima semua keputusanku? Silahkan lakukan sesukamu , namun satu hal yang kau harus tau, kau juga harus menerima semua konsekuensinya "

Jenniepun hanya bisa menggelengkan kepalanya dan menatap sendu ke arah tuan kim di hadapannya , berharap agar pria paru baya itu mau dan berwelas asih untuk menarik semua perkataan -perkataanya.

Namun semakin lama ia menatap ke arah ayahnya ? Iapun semakin yakin jika tekat ayahnya itu sudah bulat , dan jenniepun tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain hanya bisa memberikan apa yang ayahnya inginkan.

Ya itu menikah dengan lisa .

Jenniepun hanya bisa menghela nafas panjang.

"Baiklah....Jika memang itu maumu ayah , Aku akan lakukannya. Namun . . . . . ? " jeniepun kemudian mengalikan pandangan mata ke arah lisa di sampingnya " aku tidak yakin jika lisa akan mampu bertahan sampai setahun menikah deganku " dan iapun menyeringai.

****

"Menikah . . . Hahahhahaa ??"

Jenniepun mendengus kesal dan menyilangkan kedua tangannya di dada, menatap tajam ke arah gadis nerambut hitam itu di hadapanya

"itu sama sekali tidak lucu , chu " ucapnya menggerutu , hingga membuat gadis pemilik bibir berbentuk hati itu semakin terkekeh melihat tingkahnya.

"ayo lah jennie, kau ??? Menikah ?? Aku hampir tidak bisa membayangkan itu "

"Namun itu kenyataanya chu , jadi berhentilah seolah - seolah kata "menikah" adalah kalimat lelucon bagimu " ucapnya semakin kesal .

"Baiklah ...baiklah " lalu mengangkat kedua tangannya "i am sorry , namun ...setidaknya aku senang , karna kau akan menikah dengan gadis pilihan ayahmu, bukan dengan pacar lelakimu bernama kai itu "

Jenniepun menghela nafas kesal

"Ayolah Chu !! . . . Kai tidak lah seburuk itu, dia tidak seburuk yang kau atau mungkin ayahku fikirkan "

"Ah ...whatever ...bagaimanapun juga, aku sama sekali tidak menyukai lelaki arogan dan mesum itu "

Jenniepun akhirnya terdiam, dan tak sepatah katapun keluar dari mulutnya.
Hanya bunyi dari suara jarum jam di dalam ruangan itu lah yang kini memenuhi ruangan itu.

"Sooo ?" Ucap jisoo ..mencoba mengalihkan perhatian gadis bermata kucing di hadapannya itu " bagaimana rupa calon istrimu ? Apakah dia cantik ? Apakah dia sexi ? Apakah dia menawan ? "

Jenniepun mengehela nafas panjang , dan mencoba mengingat-ingat kembali bagaimana rupa lisa di dalam isi kepalanya .

"Dia sama sekali tidak menarik, i mean ...tubuhnya begitu tinggi setinggi tiang listrik , kulitnya begitu putih pucat seperti seorang vampire , dan dua bola matanyapun sangat besar seeperti bola pingpong dan jidatnya begitu lebar selebar lapangan bola voli, hingga dia harus menutupinya dengan poni tebal " ucapnya kesal hingga membuat gadis di hadapannya itu terkekeh.

"Wow . . . "Jisoo pun terkekeh " Benarkah ?"

"Yeah. . . Apa kau tidak percaya denganku chu ?"

Jisoo pun menggelengkan kepalanya , mencoba menahan tawa dalam dirinya yang dimana membuat jennie terlihat semakin kesal

"Yah " teriaknya "what so funny ?"

"Entah lah ..."iapun terkekeh "aku tidak tahu dosa apa yang sudah kau perbuat terhadap ayahmu, hingga dia mau menjodohkan mu dengan seorang alien "

Jenniepun menghela nafas kesal.

****

YOUR HAPPINES || JENLISAWhere stories live. Discover now