6. Frist kiss

247 43 13
                                    

Aduhh maaf bgt lama ga up haha. Sibuk bgt akhir-akhir ini. Semoga ga bosen sama ceritaku

Happy Reading

NORMAL POV
****
Sinar matahari lagi-lagi menganggu aktivitas tidur gun. Akhirnya dia membuka matanya perlahan, melihat sesosok laki-laki yang kadar tampannya benar-benar diluar batas, bahkan ketika dia sedang tidur seperti ini.

Tangannya bergerak pelan mengelus rambut bersurai hitam di depannya. Bohong jika gun tidak tertarik pada laki-laki yang sedang dia pandangi ini. Tapi gun hanya menyimpulkan bahwa dia ' tertarik ' bukan perasaan cinta atau semacamnya.

Gun merasa agak penasaran dengan mark, bagaimana anak itu bisa selalu ada disekitarnya pada waktu-waktu tertentu, seperti di bioskop kemarin. Dan lagi kenapa Mark terlihat seperti terobsesi padanya? Seperti bertingkah seolah gun adalah kekasihnya.

Dan terlebih lagi gun juga penasaran tentang kesehatan mental mark. Penasaran saja, dia khawatir kesehatan mark terganggu jika dia menolak apa yang mark mau. Dan selain itu dia juga takut jika Mark melukai pacarnya dan orang-orang terdekatnya.

Matanya menatap lekat-lekat bentuk wajah yang terlihat seperti pahatan sempurna dengan rahang kokoh dan hidung mancung serta bibir indah yang membuat gun semakin terpana. Tangan gun pun tiba-tiba terarah untuk menyentuh pipi Mark, menyentuh rahang kokoh tersebut.

"Hmm?" dehem mark ketika menyadari bahwa gun mulai menyentuh pipinya.

"E- eh?" gun spontan menjauhkan tangannya dari wajah mark.

"Gue tau gue ganteng, tapi gausah ngeliatin sampe segitunya" jawab mark penuh percaya diri.

"Ah iya" gun membalikkan badannya membelakangi Mark. kemudian berniat untuk bangun dari tempat tidur, namun Mark menahan tangannya.

"Masih pagi" ujar Mark kemudian menarik tangan gun ke pelukannya, berada di satu selimut bersama Mark, benar-benar dekat dan tanpa jarak. Mark menatap wajah kaget gun dengan senyum kecil.

"Aku mau mandi duluan" jawab gun, dia masih tetap melihat ke arah mark. Kontak mata antara mereka tidak segara terputus, mereka sama-sama mempertahankan tatapan satu sama lain. Menatap mencari suatu perasaan, rasa nyaman, mungkin?

"Gimana kalo mandi bareng?" tawar Mark. Pipi gun bersemu, gila saja mark ini. Gun kan malu.

"Ahh mark kalau kamu pengen mandi dulu yaudah kamu mandi dulu aja, aku mau siapin makanan dulu, aku akan beli makanan ke depan terus kamu mandi. Selesai kamu mandi aku akan mandi terus kita makan bareng, gimana?"

"Gue ga pengen mandi duluan, tapi pengen mandi bareng" penekan disetiap kata yang diucapkan mark sangat jelas.

"Tapi mark.. Aku malu" gun menunduk menyembunyikan raut wajahnya yang bersemu kemerahan saking malunya. Sementara Mark sendiri gemas melihat kelakuan gun. Tangannya terarah untuk mengangkat dagu gun lalu mencengkeramnya cukup kuat.

"M-mark jangan" tiba-tiba gun teringat akan sosok siwat yang selalu menguasai mark apabila mark bersama gun.

"Hm, apa?" jawab mark.

"Kamu mark kan?" gun meyakinkan dirinya. Dia masih trauma. Tidak maksudnya jika diposisi gun, kamu juga akan trauma kan?

"Mungkin" mark menguatkan cengkraman nya di dagu gun, kemudian mendekatkan perlahan wajah nya ke arah gun.

"Kamu mau apa?" Gun masih berjaga-jaga akan hal apa yang mungkin terjadi padanya.

"Diamlah gun"

Mark mendekatkan bibirnya, tak berhenti menatap mata gun yang tampak ketakutan. Tersenyum simpul, mark kemudian menempelkan bibirnya, melihat apa yang akan menjadi respon gun ketika mark menciumnya seperti ini.

Alter Ego (MarkGun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang