Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-
Irene memijit pelipisnya setelah membaca dm terakhir dari Lisa.
Enggak biasanya Lisa kaya gini, pasti dia lagi ada masalah sampe gak mau diganggu. Pikir Irene.
Irene melirik jam dinding dikamarnya yang menunjukan pukul 4 sore, sebenarnya dia males makan diluar tapi mau gimana lagi cuman biar cegah Jennie sama Wendy yang bakal berantem lagi.
Irene meraih hpnya dan msngetikkan sesuatu dengan cepat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-
Irene terkekeh mengunci layar HP nya dan menatuhnya di meja nakas.
Sekarang masih jam 4 lebih, pergi jam 7 masih lama, sambil menunggu jam 7 Irene berniat membantu bundanya yang berada di halaman belakang tengah menyirami tanaman.
"Bunda.." Panggil Irene sambil mengambil alih selang dari tangan bunda Tiff.
Bunda Tidd terkejut lalu menepuk pelan tangan Irene.
"Kaget tau teh!"
"Maaf, teteh bantu ya."
Irene dengan teliti menyirami tanaman dan pohon kecil.
"Oh iya bunda, karina mana?" Tanya Irene mengingat beberapa hari tidak melihat adeknya di rumah.
Bunda Tiff mengetuk dagunya, "Turing ke gunung sama temen-temen nya.."
Irene msngangguk.
"Kamu juga gak ada rencana main sama temen?"
"Ada, nanti malem bakal makan bareng sama temen-temen bun.."
"Mino ada?"
"Ada."
"Wah sekalian bunda baru bikin kue nanti bunda bungkusin buat Mino, kamu tolong ya kasihin ke Mino.." Ucap bunda Tiff semangat.
Irene mematikan selang, menatap bunda nya. "Bunda suka sama Mino?"
"Iya, cocok jadi calon mantu!" Seru bunda Tiff.
Irene membelalakan matanya, lalu membuang muka malu.
