✧༺🌸༻∞
Takdir itu lucu, ia mempertemukan dua insan yang tak mungkin disatukan.
✧༺🌸༻∞[Name] PoV
Hari-hari biasa yang kujalani tak ada yang berubah, kecuali—
"Wah kita bertemu lagi [name]-chan~"
Entah mengapa akhir-akhir aku selalu 'tanpa sengaja' bertemu dengan nya.
"Apa lagi mau mu ?" Ucap Ku padanya tanpa mengalihkan pandanganku dari buku.
"Tidak ada sih, oh iya aku ingin mengembalikan sapu tangan mu~"
Ucap nya dengan santainya duduk di sampingku sambil menyodorkan sapu tangan yang aku pinjamkan padanya tempo hari."Terimakasih" ucap ku seadanya.
"Hei hei apa yang kau baca itu?" Ucap nya berusaha untuk memulai pembicaraan, namun aku yang sudah malas menanggapi nya hanya mengabaikan dan kembali pada bacaan ku.
"Jangan abaikan aku dong [name]-chan" ucapnya meminta atensi ku dengan cara menarik Buku yang sedang ku baca, membuatku merasa terganggu dengan keberadaan nya.
"Haah apa mau mu cepat katakan" kesal ku.
"Aku hanya ingin mengobrol dengan [name]-chan itu saja— tunggu jangan pergi"
Sebelum ia selesai berbicara aku sudah meninggal kan nya keluar dari caffe yang aku singgahi.
"Hei [name]-chan maafkan aku" ucap nya setelah berhasil mensejajarkan dirinya denganku.
"Seharusnya aku tetap mengabaikan mu" umpat ku karena merasa sedikit menyesal mengajaknya berbicara saat itu.
"Heee [name]-chan jahaat~" rengek nya yang ternyata masih bisa mendengar umpatan ku.
✧༺🌸༻∞
Sang laut menderu, seakan menjawab semua kesedihan yang terpendam jauh dalam lubuk hatinya.
✧༺🌸༻∞Pantai yang menghadirkan ilusi yang memabukkan, angin lembut yang membelai, derai ombak yang saling bersahutan, menambah kenyamanan untuk para penikmat nya.
Saat aku menikmati suasana yang dihadirkan sang laut, lagi-lagi aku melihat orang itu, orang yang seharusnya aku hindari.
Namun, seperti ditarik sang ilusi tanpa ku sadari aku sudah berada didekatnya.
"Kau benar-benar selalu menangis ditempat ini ya" ucapku padanya.
"!!?? [Na....name]-chan !!? Sejak kapan kau ada disini ?!" Kagetnya saat menyadari kehadiran ku.
"Menurutmu ?" Ucapku sambil duduk disebelahnya.
"Ahaha~ benar-benar tidak keren aku malah kepergok menangis oleh seorang gadis" ucapnya mulai sibuk menghapus jejak air matanya.
"Memang nya apa yang salah dari menangis ? Bukankah semua orang berhak untuk menangis ? Menangis tidak membuat siapapun menjadi tidak keren" Ucap ku tersenyum sekilas padanya kemudian beralih memandang lautan luas yang terpampang di depanku.
"Sepertinya kau benar, seharusnya aku tidak menganggap nya seperti itu" ucapnya sambil memejam-kan matanya.
"Lautan yang menyembunyikan sejuta misteri namun tetap terlihat sangat indah dan memukau, tampak sepertimu" bisik nya membuatku tersenyum dengan sedikit semburat merah di wajah tanpa ku sadari.
"kalau begitu kau bagaikan sang mentari yang tulus memberi kehangatan bagi sang laut"
425 word
❒Yuki Supriadi❒Kalian bingung ga si sama alurnya ?
Maaf aku pake alur maju mundur syanti—Aku pake alur maju mundur ga karuan 😭😭💔
Maaf kan diriku yang absrud ini 😔❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanabata [H.KaoruxReader] ✅
Fanfiction"ne...., tau ga apa bedanya kita sama orihime dan hikoboshi ?" "Hmm~ kalau mereka tidak dapat bersama kalau kita bisa bersama~ ?" "Bukan" "Terus apa ?" "Kalau mereka saling mencintai kalo kita tidak saling mencintai" "[Name]-chan hidoii ಥ‿ಥ" •••••••...