Kanaya berjalan tertatih sambil terus menyeka air matanya hatinya hancur mendengar tiap kalimat yang keluar dari mulut Amanda, Apa ini? Apakah semua ini mimpi, andaikan semua hanya mimpi kenapa hatinya begitu sakit saat ini.Sementara itu Abraham masih terus mengejar Kanaya, untuk pertama kalinya dia merasakan sakit yang sama saat melihat Kanaya begitu hancur karena kenyataan pahit yang disampaikan oleh Amanda ya dia mendengar semua kalimat yang diucapkan Amanda dia sengaja membiarkannya karena dirinya yakin Kasandra akan menjadi benteng pertahanan yang kuat untuk mendampingi Kanaya namun sebuah kenyataan pahit membuat bahkan seorang Kasandra yang biasanya sigap luruh seketika ya bagi dirinya dan Kasandra juga Kanaya kebersamaan keluarga adalah hal yang teramat mewah semua hampir tak mungkin mereka rasakan karena dari hari kian hari kesibukan orang tuanya dan Kasandra makin meningkat seiring makin berkembangnya perusahaan mereka namun dia masih ada Kasandra yang menemaninya sedang Kanaya dia hanya sendiri tak ada tempat bergantung dan bercerita apalagi tentang kenyataan pahit yang menimpanya Abraham tak dapat membayangkan betapa hancurnya hati Kanaya kini.
Dari kejauhan dilihatnya Kanaya tengah duduk di bangku halte seorang diri sambil sesekali menyeka air matanya, Abrahampun melangkah mendekatinya...
"Kanaya!"
"Pergilah aku tak mengenal kamu!"
"Kamu Kanayakan maka tentu saja aku mengenalmu!" Mendengar kalimat itu mau tidak mau membuat Kanaya mengangkat kepalanya kini didepannya berdiri Abraham dengan menggunakan Jas pesta 'Tentu saja dia datang dia juga alumnidan tentu saja dia telah mendengar semuanya tentang aibnya yang tidak termaafkan dan karena itulah dia ada disini saat ini.
"Pergilah kak aku tidak butuh dikasihani, jangan khawatir aku tidak akan mengganggu, perasaanku adalah milikku aku takkan menggunakan untuk mengusik ketenangan kakak!" Ucap Kanaya lirih sambil masih menundukkan kepalanya.
Abraham merunduk menumpukan salah satu lututnya pada badan jalan dengan pandangan lurus kearah gadis yang diam-diam telah mencuri hatinya.
"Jika memang hatimu milikmu maka hatiku pun milikku dan aku telah menjatuhkan hatiku untukmu!"
Kanaya mendongakkan kepalanya menatap langsung kemata Abraham yang saat ini menatapnya dengan penuh ketulusan. Kanaya kembali menundukkan kepalanya.
"Aku tidak ingin membebanimu kak walau aku belum mempercayai apa yang diucapkan oleh Amanda tapi entah mengapa di sudut hatiku sakit saat mendengar ucapannya dan jika itu benar maka hiks! aku adalah seorang gadis hiks! yang tak patut dicintai oleh siapapun di dunia ini hiks! termasuk kakak!"
Abraham tak tahan lagi direngkuhnya tubuh Kanaya dan membenamkan kepala gadis itu didadanya.
"Ketulusan tidak memandang sebab ataupun alasan Naya! Jangan takut mulai saat ini ada aku yang akan selalu ada di belakangmu,mendukung dan menjagamu, pelan-pelan kita hadapi semuanya dan jangan lupa ada Kasandra yang akan selalu mendukungmu apa itu masih kurang hm!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KANAYA
RomanceCinta Naya selalu teruji untuk Abraham arkantara sang most wanted yang terpaut dua tahun diatasnya. Jatuh bangun dalam mengejar sang pujaan tak pernah dia persoalkan bahkan Nayapun tak bergeming dari tempatnya ketika Abraham telah memiliki pasangan...