BAB 4 : KEKECEWAAN SABRINA

5K 625 81
                                    

Udah vote??? Vote dulu deh 📌

"Lelaki stok sabar dan maafnya harus banyak, kenapa? Karena wanita adalah tulang rusukmu yang bengkok, maka akan patah jika harus diluruskan secara paksa"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lelaki stok sabar dan maafnya harus banyak, kenapa? Karena wanita adalah tulang rusukmu yang bengkok, maka akan patah jika harus diluruskan secara paksa"


"Ayah tega nikahin Bina sama laki-laki yang ngga di cintainnya? Ayah kenapa tega hiks! Ayah udah ngga sayang sama Bina? Iya, Ayah? Ayah jawab, Yah hiks!" Syahila menangis sejadi-jadinya dengan tangan yang terus memegang telapak tangan Seno.

Mata Seno memanas, dirinya telah berhasil membuat kedua putrinya bersedih.

"Ayah tahu kan gimana cintanya Bina sama Dwi? Mereka saling mencintai,Ayah!" marah Syahila memandang sendu sang Ayah.

"TAPI LAKI-LAKI YANG KATANYA MENCINTAI BINA, DIA KABUR ILA! LAKI-LAKI BAJINGAN ITU KABUR MENINGGALKAN ADIKMU DIHARI PERNIKAHAN MEREKA!" Seno dengan lantang mengucapkan alasan yang sejak tadi putri sulungnya tanyakan.

Syahila dan Tama melotot mendengar kenyataan itu. Mereka bak patung yang tidak berkutik dan hanya diam membisu.

Bunda Nirmala kembali meneteskan air matanya dan jatuh terduduk di atas sofa ruangan itu. Tubuh dan jiwanya lemas karena ini semua terjadi akibat ulah putra bungsunya yang tidak bertanggung jawab.

Apa sekarang kamu puas sudah merusak banyak hati Dwi?- batin Bunda Nirmala syarat kekecewaan.

"Jangan pernah berpikir untuk menyalahkan dirimu sendiri atas ulah anak tidak tahu diri itu, Nirmala!" dengan tegas Hermansyah memperingati sang istri. Ia tahu apa yang ada dipikiran sang istri saat ini.

"Tapi ini semua memang salah ku, mas. Aku gagal mendidiknya menjadi lelaki yang bertanggung jawab." Hermansyah langsung memeluk sang istri ke dalam dekapannya.

"Aku madrasah pertama bagi anak-anaku, mas. Jika putraku salah berarti aku pun patut disalahkan!"

"Didikanku yang telah membuat putra kita menyakiti kedua peri kecilnya Fatiah. Di atas sana pasti sahabatku sedang menangis, mas hiks!"

"Hushhh, bukan salah kamu. Kamu tetap bunda dan istri terbaik keluarga Arjuna. Ini terakhir kalinya kamu menyalahkan dirimu sendiri Nirmala. Lupakan anak bajingan itu. Anggap kita tidak memiliki putra sepertinya!" perintah Hermansyah dengan tegas.

"MAS! DIA TETAP DWI PUTRA KITA! DIDALAM TUBUHNYA MENGALIR DARAH KITA MAS!Darah keluarga Arjuna." bunda Nirmala berseru tidak terima perintah suaminya.

"Terserah jika kamu tidak terima. Tapi aku tidak ingin ada yang mengungkit masalah ini lagi sesampainya kita di Jakarta." putus Hermansyah tidak ingin dibantah.

Sedangkan didalam kemar pengantin, kedua anak manusia yang dipersatukan oleh takdir sedang bergelut dengan pikiran mereka masing-masing.

"Apa kau masih tidak ingin mengatakan apapun pada suamimu?" Langit membuka percakapan akhirnya.

Wedding Because AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang