Project 36 ; When It's Just You and Me

1.3K 72 9
                                    

warning: this part will contain of explicit contain, for readers who hasn't reach 18, please do not engage, otherwise, read on your own risk

---

Jevano's Living Room
Yogyakarta
[20:00]

•—Jevano

You don't need to know
Where we gonna go
Whenever or wherever
I'll give you what you want
I'll find out
The wish you've been hiding
Deep in your heart

Kedua mata indah Nina memandang ke mata gua dengan begitu banyak sarat emosi, yang jelas, gua merasa sangat bahagia ketika bisa berhadapan dengan Nina saat ini. Kedua tanganya memegangi pinggangku, sebelum kemudian kami berdua tersesat satu sama lain. Keheningan kami mengandung begitu banyak makna, hanya saja, keragu-raguan selalu menjadi yang paling utama dari banyak rasa tersebut. Tapi gua memilih untuk abai dengan segala perasaan yang menggantung dan menyesakkan di udara, tapi gua terlambat, karena Nina menutup jarak di antara kami dan menginisiasi sebuah ciuman lembut. Bibirnya mendarat di bibir gua, lembut, manis, dan basah. Kedua tangannya menarik tengkuk gua dengan lembut, dan berjinjit dengan menggemaskan karena kendala tinggi badan untuk membuat jarak kami semakin terkikis.

Gua jelas nggak bisa menahan diri untuk nggak tersenyum ketika Nina menelingkan kepalanya untuk memperdalam ciuman kami. Nina begitu menggemaskan, jelas itu membuat gua ... shit, I know I shouldn't think about this because ... fuck this is hot!

Gua jelas tahu kalau Nina sangat struggles dengan perbedaan tinggi badan kami, sehingga dengan satu gerakkan lembut, gua meraih pangkal pahanya dan mengangkat tubuhnya selagi kedua kakinya secara otomatis melingkar di pinggang gua. Gua berinisiatif untuk membawa dia ke kamar tidur gua, dan dengan cepat gua menendang pintu kamar gua untuk menutup sebelum membopongnya menuju ke kamar tidur. Hati-hati, gua meletakkan tubuh Nina yang mungil di atas tempat tidur tanpa gua memutus tautan kami.

Gua berada di atasnya, mengungkungnya dengan lengan gua selagi kami melanjutkan pagutan kami. Lidah kami bergulat berusaha saling mendominasi, selagi tautan kami justru menjadi semakin dalam dan panas.

Seperti segalanya tidak akan pernah cukup, Nina kembali menarik gua mendekat dengan kedua tangan melingkar di leher gua, memiringkan kepalanya selagi Nina semakin menekan tubuhnya menempel di tubuh gua dan gua bisa merasakan bagian tubuh tertentu mulai berdenyut tidak nyaman, sial---

Jika ini terus berlanjut ...

"Ssh, Nina, baby," gua menarik diri dari ciuman kami, dan Nina membuka kedua matanya, balas menatap gua dengan sepasang manik indah. Kami berdua sama-sama terengah dan berlomba-lomba mencari udara. Dengan lembut gua belai pipinya menggunakan ibu jari gua, tapi sebelum gua bicara, Nina sudah kembali menarik gua untuk menanamkan ciuman-ciuman kecil di pipi gua, dagu, rahang, lalu turun ke leher sembari mulai mencumbu gua, fuc---

"Nina," gua berusaha untuk memanggil namanya lagi, namun ia sama sekali tidak berhenti, gua nggak tahu dari mana Nina belajar tapi gua yakin banget kalau gua bakalan ...

"N-nina," gua mendesis ketika gua merasakan gigi Nina sudah beradu dengan kulit di bawah telinga gua, dan dia terus melanjutkan sebelum gua mulai tertawa rendah karena merasa malu---Nina jelas sudah menemukan weak spot yang bisa membuat gua gila.

"Hey, babe, stop, jangan di lanjutin, sayang. Nanti nggak bisa berhenti," bisik gua lembut, dengan sangat hati-hati menarik diri, dan ketika gua melihat Nina berusaha menahan gua untuk menjauh, dengan hati-hati gua menahan kedua tangannya di atas matras. Maka kedua mata kami kembali bertumbuk, ia menelan ludah, dan kedua matanya bergerak penuh dengan kegugupan.

When It's Just You and Me - [ DAY6 Lokal! Alternate Universe • pjh ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang