Project 13 ; Close By

837 61 8
                                    

Kamar Nina
Yogyakarta
22:15

Nisrina
Setelah Jevano pergi, aku segera masuk ke dalam rumah dan mulai beres-beres tempat tinggal yang sudah mirip tempat kejadian perkara perampokan. Nggak makan waktu banyak, aku sudah mengembalikan rumahku seperti biasanya dan membuat rumahku layak untuk ditinggali. Aku duduk di depan cermin, menghapus sisa make up yang masih menempel di wajahku. Dari sekian banyak manusia yang aku kenal, hanya Jevano yang memberiku kado. Willy, yang notabene sudah kenal aku sejak lahir saja sama sekali nggak repot-repot untuk beliin aku kado. Boro-boro! Dia justru morotin aku untuk di traktir makan malam, ya kan? Sebenarnya, aku sama sekali nggak masalah, karena keberadaan mereka sendiri adalah sebuah anugerah untukku. Tapi ketika semuanya berakhir aku merasa sendiri lagi. 

Sebelum aku bersih-bersih diri, aku menyempatkan untuk beres-beres kamar tidur yang tadi belum sempat terjamah, capek sih, tapi mau gimana lagi? Namanya juga tinggal sendirian, nggak ada pembantu juga, jadi ya mau nggak mau aku harus melakukan semuanya sendiri. Apalagi nggak ada Mama, kalau bukan aku yang bersih-bersih rumah, siapa lagi coba? 

Apalagi kalau Mama pulang, tuntutannya pasti banyak. Katanya anak perempuan harus ini dan harus itu. Butuh waktu satu jam untukku bersih-bersih rumah, berusaha untuk melihat sudut rumah dan mungkin aku akan melanjutkannya besok. Aku buru-buru mandi lima menit kemudian dan setelah itu aku mengirim pesan kepada Willy dan Dini lewat grup bilang kalau aku sudah sampai di rumah dengan selamat. 

Dan yang terakhir, aku mengirim pesan kepada Jevano. 

Nina
Jev, udah sampai apart?

Pesan tersebut terkirim, dan aku kembali meletakkan gawaiku di atas meja sebelum aku menyelesaikan segala rutinitas skin care dan berbaring di tempat tidur sambil memperhatikan postingan-postingan instagram semua following dan followersku. Lalu mendadak layar gawaiku berubah gelap dan menampilkan sebuah caller ID, R. Jevano. Aku buru-buru mengangkatnya. 

"Jevano?" 

"Hey, aku baru aja sampai apartment kok. Tadi habis isi bensin. Emangnya ada yang ketinggalan?" suara Jevano di sana benar-benar terdengar lelah. 

Saat ini aku tengah berbaring di atas tempat tidur sambil tersenyum memandangi plafond kamarku, mengerjapkan mata beberapa kali karena jantungku mendadak berdebar kencang, "uhm, nggak kok! Cuman mau mastiin aja kalau kamu udah sampai apartment dengan selamat." 

"Kirain ada yang ketinggalan. Hati, misalnya?" aku tahu Jevano suka sekali menggodaku. Entah kapan dan dimana, ia pasti sempat menggodaku. 

"Apaan sih? Lagi nggombal ya?" 

"Nggak sih. Uhm, tidur Nina, udah malam. Besok masih kerja kan?" 

"Iya, aku baru selesai beresin rumah, sama baru kelar pakai skin care, biar glowing kaya artis Korea. Kamu sendiri kenapa belum tidur?" penasaran, akhirnya aku bertanya. 

Kalau di pikir-pikir, pekerjaan Jevano pasti lebih banyak daripada aku. Bahkan ia sampai bolak-balik Wates Yogya tiap harinya. 

"Masih nungguin laporan, baru aja dapet email. Kamu mau nemenin aku?" tanya Jevano. 

"Kok jam segini masih ngurusin kerjaan sih? Boleh juga, tentu kalau kamu nggak keganggu," jawabku. Tidak lama aku mendengar suara ketikan. Jemari Jevano bergerak cukup cepat di atas keyboard laptopnya. Nampaknya ia sangat serius sampai tidak mendengarkanku berbicara, sebelum akhirnya Jevano bergumam, "eh, gimana?" 

"Iya, aku nanya, kamu kok masih ngurusin kerjaan jam segini? Kan harusnya istirahat," jawabku. Jevano terkekeh, "namanya juga jadi atasan, Nina. Sekalian kalau misal ada kesalahan, bisa langsung di benerin." 

When It's Just You and Me - [ DAY6 Lokal! Alternate Universe • pjh ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang