Hallooo guysss....
Ketemu lagi nihh sama authorr....
Jangan lupa vote and spam coment yahh guyyss.....Ehh, follooww Akun author juga.....
Happy reading 😎....
Pagi ini terasa berbeda bagi Alice dan kedua anak kembarnya. Terasa lebih bersemangat untuk mengawali hari. hidup di negara baru yang mungkin akan banyak kejutan kedepannya.
Setelah selesai sarapan. Mereka bertiga berjalan beriringan menuju garasi yang katanya uncle James akan ada kejutan yang menanti mereka di garasi. Meraka berjalan sambil ditemani Rio sang kepala keamanan untuk menunjukkan jalan.
Dan waoowww. Memang benar-benar kejutan. Di dalam garasi berjajar 3 mobil sport yang harganya puluhan miliar yang seperti melambai-lambai meminta mereka untuk lekas mengendarai.
Mata Alice dan Aksa berbinar-binar melihatnya. Sungguh mata yang sama dan binar yang sama pula. Tidak ada yang menyangkal jika mereka mengatakan kalau mereka adalah ibu dan anak. Sungguh Aksa sangat mirip dengan ibunya dari segi sikap dan fisik. Berbeda dengan Aska yang hanya menatap datar 3 mobil didepannya. Yaahh walaupun mereka kembar identik tapi dalam segi sifat dan fisik lebih cenderung mirip ke 'daddy' nya, mungkin.
"Mommy mau yang warna putih, fix no debat".
"G bisa mom, Aksa juga mau yang warna putih".
Aska hanya memutar dua bola matanya malas. Perdebatan akan segera dimulai. Nggak yang tua nggak yang muda sama aja.
"Mommy nggak mau, mommy suka yang warna putih, kamu ngalah donk sama yang lebih tua".
"Nggak ada ceritanya yang muda ngalah sama yang tua. Yang ada yang tua ngalah sama yang muda".
"Aksa berani kamu sekarang sama mommy". Alice sudah mengerucutkan bibirnya. Siap-siap mendengar ceramah panjang unfaidah dari sang mommy bila perdebatan ini tidak segera Aska hentikan. Gimana nggak unfaidah bila sang mommy akan membahas kembali masa bayik mereka yang katanya belum bisa apa-apa. Semuanya mommy, dari yang mandi, makan, tidur, sampai cebok habis berak semuanya akan dibahas oleh sang mommy.
Yang katanya anak durhaka, giliran udah remaja gede bisa apa-apa sendiri, udah berani sama mommynya, udah nggak butuh mommynya. Daannn masih panjang lagi ceramahnya bila tidak segera Aska tengahi.
"Udah Aksa, nggak ada mobil untuk kamu. Kamu berangkat sekolah bareng Abang". Putus final Aska dengan suara datar sarat akan jengkelnya pada sang kembaran. Udah tau mommynya nggak akan bisa ngalah walaupun sama anak sendiri. Masih aja di debat.
Senyum kemenangan muncul dari bibir pink plum sexy alice. Matanya menatap remeh Aksa yang kini menampilkan wajah cemberut. Yaahh mommynya memang se kekanak-kanakan itu.
"Yaahhh, nggak bisa gitu donk bang. Mubazir mobilnya kalau nggak di pakek". Bantah Aksa tak terima. Dirinya juga pengen bergaya. Kurang damagenya kalau bareng abangnya.
"Pilih salah satu mobil yang lain. Jangan debat sama mommy". Ujar Aska dingin sambil menatap tajam netra coklat sang adik. Kalau nggak bersikap tegas, bisa-bisa mereka nggak akan jadi berengkat sekolah.
"Okkee. Aku mau yang warna merah". Putus Aksa akqirnya. Daripada nggak jadi bawa mobil sendiri.
"Naaahhh, gitu kek dari tadi. Nggak perlu bikin emosi mommy". Kata Alice kemudian. Aska memang yang terbaik. Mampu menjinakkan adiknya dengan beberapa kata.
Senyum kemenangan Alice sungguh sangat menjengkelkan Dimata Aksa. Pengen tuhh pipi sang mommy ia uyel-uyel Sampek merah pengen digigit sekalian. Gemes sekaligus greget Aksa tuhh. Sama anak kok nggak mau ngalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Mommy
RomanceMommy pernah menjadi remaja labil Mommy pernah merasakan indahnya cinta monyet Mommy pernah dikecewakan oleh orang yang mommy cintai Mommy juga pernah mengecewakan orang-orang yang menyayangi mommy Mommy pernah putus asa Mommy pernah hampir menyerah...