Heyyy guysss.....
Ketemu lagi nihh sama authorr.....
Jangan lupa follow authorr yahh jika kamu suka dengan cerita ini..... (Ntar tak follback)Berikan vote dan spam comment yaa guyss, biar tambah semangat authorr ini nulisnya....
Okkee dehh.... See you next time....
♥️♥️♥️Happy reading😘....
Aska dan Aksa berangkat sekolah menggunakan aplikasi penunjuk jalan untuk menunjukkan jalan menuju sekolah baru mereka. Mobil Aksa di depan dan mobil Aska di belakang. Mereka mengadu kecepatan di tengah jalan raya. Dengan lihainya meliuk-liuk kan mobil mereka di jalan yang terlihat cukup padat itu. Maklum Indonesia will always 'macet'.
Mereka memasang alat komunikasi di telinga mereka untuk berkomunikasi. Sudah berkebiasaan seperti ini bila mereka tengah balapan liar seperti ini. Dengan alasan agar dapat mengingatkan bila ada bahaya. Seperti tiba-tiba ada truk mungkin dan saudaranya tidak melihat. Nahh itu gunanya menggunakan alat komunikasi.
Walaupun yang terdengar di telinga Aska hanya ejekan saat mobil Aksa lebih unggul didepan, dan umpatan-umpatan yang sangat tidak enak didengar bila mobilnya tersalip mobil milik Aska. Tapi Aksa hanya membiarkannya saja dan hanya menanggapi sekilas saja. Karena Aksa akan marah bila tidak ditanggapi, kayak ngomong sama tembok katanya.
Saat mereka melewati jalanan yang cukup sepi tiba-tiba Aksa mengurangi laju kecepatannya dan memberi kode lewat lampu sorot mobil agar Aska juga mengikutinya.
Terlihat didepan sana telah terjadi perkelahian lebih tepatnya pengkroyokan. Dilihat dari bajunya mereka terlihat masih anak sekolah. Aksa dapat melihat sekitar lima remaja cowok dengan seragam yang sama dengannya tengah dipukuli habis-habisan oleh segerombolan remaja sekolah lain. Walaupun dapat sesekali membalas akan tetapi mereka tetap kalah jumlah. Sungguh pertarungan yang tidak adil.
"Ka". Panggil Aksa pada sang kembaran lewat alat komunikasi yang masih bertengger di telinga kanannya.
"Hemm". Deheman singkat Aska untuk menanggapi panggilan Aksa. Dia tau apa yang ada dipikiran sang kembaran. Saat melihat aksi pengkroyokan tersebut.
"Sport in morning, Hehh".
"Oke. Jangan sampai lecet". Bukannya apa, ia hanya tidak mau mendengar ledekan dari Alice. Yaahh, Alice memang sosok ibu yang beda. Bukan ungkapan kekhawatiran atau memarahi bila melihat anak-anaknya terluka. Walaupun begitu mereka tau di balik ejekan sang mommy terselip nada khawatir melihat anak-anaknya terluka. Alice mengejek hanya untuk menjadi penyemangat untuk anak-anaknya agar belajar lebih giat dan menjadi yang terbaik.
"Okkee". Setelah mendapat respon positif dari sang Abang, Aksa pun menghentikan mobilnya di dekat tempat perkelahian di ikuti oleh Aska yang juga memberhentikan laju mobilnya di samping mobil Aksa.
Perkelahian itu berhenti disaat melihat dua mobil sport mewah yang berhenti di dekat mereka. Fokus mereka teralihkan pada kedua mobil mewah itu. Bertanya-tanya siapa pemilik mobil itu dan mengapa berhenti padahal kalau mau lewat bisa, karena mereka tidak memenuhi seluruh jalan. Hanya setengah dari jalanan saja yang mereka tempati.
Pertanyaan mereka terjawab disaat sang pengemudi membuka pintu lalu turun dari dalam mobil berjalan ke depan lalu bersandar di kap mobil.
"Are you crazy?!, main kok kroyokan". Celetuk Aska dengan logat yang masih kental luarnya sambil memandang remeh sekumpulan remaja yang berbeda seragam dengannya.
"Siapa nih?, anak bule kesasar mana yang sok mau jadi pahlawan". Remeh salah satu dari mereka. Kini seluruh atensi mereka yang terlibat dalam perkelahian mengarah pada dua pengendara mobil sport yang tiba-tiba berhenti di dekat mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Mommy
RomanceMommy pernah menjadi remaja labil Mommy pernah merasakan indahnya cinta monyet Mommy pernah dikecewakan oleh orang yang mommy cintai Mommy juga pernah mengecewakan orang-orang yang menyayangi mommy Mommy pernah putus asa Mommy pernah hampir menyerah...