fly free

Chapter 12

"hei.."

"pernahkah kau berpikir bahwa burung kenari itu indah? Kicau nya begitu merdu jika itu bersenandung dengan benar di antara burung lainnya.."

"Manusia merawat dan melatih burung itu agar dapat melantunkan melodi yang lembut hingga memenuhi kalbu"

"Burung itu sangat indah, sehingga tak ayal bagi setiap orang akan memeliharanya. Takjub akan keindahan yang dimilikinya.."

=

==

Tapi bukankah dengan begitu mereka tidak bisa terbang bebas di langit?

"Manusia merawatnya. Mereka memberinya makan dan menempatkannya di sebuah sangkar, agar mereka dapat terus mendengar kicauannya"

Itu egois bukan? Karena mereka indah, sehingga harus menghabiskan sisa hidupnya terkurung di dalam sangkar itu. Bagaimana jika burung kenari kehilangan kicauannya?

"Tidak ada yang tau.."

"Mereka mungkin akan dicampakkan atau tidak akan terlalu di perhatikan"

Tuhan menganugerahi tiap manusia dengan bakat yang berbeda-beda..

Tiap individu memiliki bakat dan keunikan masing-masing

Bagaimana jika seseorang itu di anugerahi dengan bakat yang luar biasa?

Orang disekitarmu akan berlomba-lomba memanfaatkannya. Mereka akan melakukan apapun untuk kepentingan mereka sendiri.

Padahal kau yang memiliki bakat tersebut.

Orang-orang mengincarmu..

Mereka mengurungmu dalam genggaman mereka..

Manusia akan berbuat baik padamu hingga kau akan merasa berhutang budi pada mereka..

Mereka mencampur-adukkan perasaanmu, hingga kau harus menuruti keinginan mereka demi membayarnya

Kau tidak bisa hidup dengan tenang..

Sebuah bakat yang luar biasa namun tidak bisa menggunakannya sesuka hatimu..

Hidup dalam genggaman ketamakan orang-orang itu..

Jangan berfikir tiap orang yang dianugerahi bakat luar biasa itu enak.

Jangan berfikir mereka dapat mendapatkan segala sesuatu secara instant. 

Mereka melewati begitu banyak tanjakan.. cemohan.. terkekang.. tekanan.. bercampur-aduk sehingga mereka bisa menjadi sehebat seperti yang kau lihat sekarang.

Orang-orang hanya melihat hasil tanpa tau perjuangan..

=

==

==

"Apakah tuhan itu tidak adil? Mengapa hanya aku yang selalu mengalami nasib buruk?"