~Happy reading~
.
.
.
Komplotan berandalan itu tertawa terbahak bahak. Seraya menghisap sebatang rokok di belakang sekolah mereka semua menikmati momen keberhasilan rencananya.
"Bagus sekali. Bos benar benar melakukannya, hahaha"
"Dengan begini si murid congkak itu pasti sangat menderita"
"Bullyannya bahkan lebih parah dari yg kita lakukan"
Gadis pirang yg bersama siswa berandalan itu juga ikut serta merayakannya di tempat itu.
Duduk di salah satu anak tangga seraya melipat kedua kaki ia juga ikut menghisap sebatang rokok.
Perempuan itu menyeringai.
"Inilah akibatnya jika kau mempermalukanku".
.
.
Pukul 7:30 pagi.
Di papan tulis kelas 11 ipa 1 tertulis.
"Belajar sendiri"
Para guru sedang ada rapat. Seluruh murid diminta untuk belajar sendiri di dalam ruang kelas.
Seperti biasa segerombolan berandalan itu hanya berleha leha sembari bermain kartu poker.
Suara tawa mereka memenuhi satu ruang kelas.Berisik.
Tidak ada satupun murid di kelas itu yang berani menegurnya.
lelaki surai biru yang duduk di bagian belakang menegakkan posisinya. Beranjak dari tempat duduk dan berjalan keluar kelas.
Langkahnya sempat terhenti saat salah satu lengannya di genggam. Lelaki itu berbalik kebelakang dan langsung menepis tangan yg memegangnya itu.
Yg bersangkutan hanya bisa terdiam di tempatnya berdiri. menatap sayu punggung lelaki yg makin jauh meninggalkannya.
Yusuf menoleh ke sekitar kelas. Sekilas semua orang sedang melihat dirinya dengan tatapan sinis seraya berbisik bisik.
Tak terkecuali para siswa berandalan itu. Mereka justru terlihat girang. Tawa mereka makin menjadi jadi.
Tak ingin ambil pusing lelaki blasteran itu melangkahkan kaki keluar kelas. Mengabaikan tatapan seisi kelas 11 ipa 1 itu.
.
.
.
Brugh!
Sebuah talenan berisikan makanan terjatuh ke lantai.
Kuah dari makanan itu sebagian mengenai kemeja putih bersih milik sang siswa murid asal singapura itu.
Sebelumnya seseorang dengan sengaja menubruk punggung lebar itu hingga membuat makanan yg dipegangnya terjatuh ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
fly free
Aléatoireseorang siswa pindahan luar negeri menjadi target bully di sekolah barunya. namun siapa sangka si pembully justru jatuh cinta kepadanya dan berakhir dengan sebuah janji.