prolog

42 3 1
                                    

Di ujung jalan terlihat pria tua mendekati jalanan sepi di tengah kota, langkah kakinya ditemani langit malam yang dihiasi oleh kilatan petir, arah langkah kakinya tak terarah mencari seseorang untuk ia jadikan teman. Hingga kini ia berhenti didepan bocah remaja dengan cincin biru yang melekat dijemari tangannya yang saat itu bersinar terang pada gelapnya malam.

Kini ada seorang anak remaja berada tepat didepan pria tua dengan jarak dua meter, matanya bersinar menatap pandangannya, entah apa yang harus dilakukan si remaja ia terus membuang tatapan matanya dan bertekad untuk segera sampai rumah.

Sekelabat cahaya mengubah pandangan, merubah keadaan menjadi mencekam pria tua itu terus menatapnya, si remaja sangat takut dan ingin sekali berlari menjauh dan terbebas darinya.

Semua itu sangat mustahil matanya kini terpaku untuk berpandangan dengannya hingga si pria tua berjalan semakin dekat menghampiri si remaja, menatap dalam bola mata si remaja, tanpa sengaja terdengar bisikan ditelinga anak remaja itu dan ia mengucapkan sebuah mantra.

Kilatan cahaya dari langit menusuk mata membuat keduanya tidak sadar bahwa mereka telah berubah menjadi seekor hewan, hewan berbulu yang disukai banyak orang. Kucing adalah wujud mereka sekarang. Mantra itu telah merubah seorang manusia menjadi kucing hitam.

Kucing berambut hitam dengan mata berwarna hijau toska, mereka terlihat hampir sama yang membedakan hanya dari ukuran tubuh mereka, si pria tua terlihat gemuk dan si kucing anak remaja itu berbadan kurus.

Mata anak remaja itu menatap serius pria tua, dengan mengeluarkan suara erangan kucing, dan dibalas dengan tatapan dalam pria tua.

Mereka saling berbicara:
"Mengapa, mengapa aku?" tanya si remaja sangat kaget melihat dirinya sudah menjadi seekor kucing, ia meminta jawaban dengan banyaknya pertanyaan yang sudah bersarang dikepalanya.

"Maafkan aku, kau telah melanggar aturan!" jawab pria tua.

"Apa yang aku langgar!?, aku tidak mau hidup menjadi kucing!!" ucapnya yang terus menatap tajam mata pria tua yang ia sadari air matanya telah jatuh di pipi.

"Kenyataannya kamu belum pulang ke rumah saat ini, padahal hari sudah sangat larut malam, aku tahu kamu habis berkencan dengan gadis mu, itulah mengapa aku mengutuk mu bersamaku!" jelas pria tua dengan senyuman tengilnya sehingga memunculkan gigi taringnya.

"Aku mencari teman untuk hidup bersamaku menjadi kucing" lanjutnya.

"Kau tidak boleh seperti ini aku mempunyai keluarga dan itu hal wajar bagi anak usia lima belas tahun untuk berkencan, kamu tidak boleh seenaknya menyihirku seperti ini!!" ucapnya kesal.

Setelah menjelaskan mengapa ia di sihir kucing tua itu pergi meninggalkan remaja itu sendirian. Tapi bagi si remaja alasan itu tidaklah logis, sangat janggal.

"Ah tunggu!, shiittt, mengapa harus aku padahal ada banyak anak remaja nakal yang harus kau beri hukuman juga!!" ucapnya terus mengeong tetapi kucing tua itu berlari semakin jauh dari hadapannya.

"Ttolloooooong, siapapun tolong aku!!" isaknya.

***

MageiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang