Hari ini adalah hari pernikahan Fathia dan Adnan, yang akan dilaksanakan di rumah mempelai pria.
Saat ini, Fathia sudah didandani dan memakai gaun pernikahannya, sedang menuju ke kediaman orangtua Adnan. Yang bisa Fathia lakukan saat ini, hanya menatap jalanan yang dilaluinya dari jendela mobil, sedangkan tangannya menggenggam erat tangan sang Mamah yang kebetulan duduk di sampingnya.
Yang Fathia lakukan saat ini, hanya berdoa semoga semuanya berjalan lancar. Ia hanya ingin pikirannya terfokus akan hari ini, mencoba melupakan pemikiran dan perasaan yang mengganggunya belakang ini, selama perjalanannya menuju pernikahan yang dilaksanakan hari ini.
"Tenang aja, jangan nervous kayak gitu. Doa dan shalawat jangan lupa diucapin terus." Ucap sang Mamah sembari mempererat genggaman tangannya, sedangkan ia hanya mengiyakan ucapan sang Mamah dengan anggukan kepalanya.
"Mah, tapi Adnan bakal bisa kan buat ngucapin ijab qabul nya?"
"Ya pasti diajarin sama disuruh hapalin sama orangtuanya lah, ini kan menyangkut masa depan, gak bisa sembarangan dan main-main. Gimana sih kamu, gitu aja nanya."
"Ya takutnya kan nanti ada kesalahan atau gimana. Tapi ya semoga berjalan dengan lancar. Oh iya mah, Fathia belum denger nih alasan mamah mau menerima Adnan, mumpung masih jauh juga jarak rumahnya. Kenapa alasannya mah? Mamah tahu sendiri kan kekurangan dia apa." Tutur Fathia, ia baru memberanikan diri bertanya seperti itu pada hari h pernikahannya. Sebelum-sebelumnya merasa enggan dan takut merasa terbebani dengan ucapan sang Mamah, kalau sekarang, ya mau terbebani pun, akad nikah akan dimulai beberapa saat lagi.
"Gak punya alasan yang pasti sih, cuman feeling mamah yakin bahwa Adnan pria yang baik. Ia sukses dididik dengan baik oleh orangtuanya, beda sama kakaknya. Anak sama cucu mamah pasti bisa dijaga baik sama dia, meskipun dia memiliki kekurangan. Mamah cuman berharap semoga setelah ini kamu bahagia menjalani kehidupan baru dengan Adnan, bisa melupakan semua permasalahan dan masa lalu kamu. Setelah Adnan mengucapkan akadnya, kamu harus menatap dan memikirkan semuanya ke depan, dan mulai simpan masa lalu sampai sini saja. Terakhir, semoga kamu sepemikiran sama mamah tentang ini, ya."
Fathia hanya menganggukan kepalanya saat mendengar tutur kata sang Mamah. Sejujurnya ia merasa bersalah saat melihat mata sang Mamah yang terlihat berbinar.
Tentu saja, tanpa sepengetahuan sang mamah, hatinya belum menerima sepenuhnya takdir yang akan ia terima setelah ini. Ia memang sudah mencoba sekeras mungkin untuk meninggalkan dan melupakan masa lalunya, di detik ia merasa dikecewakan, namun pada kenyataannya hatinya masih tidak bisa. Yang ia pikirkan dan harapkan saat ini, Tuhan bisa membuka dan melapangkan hatinya untuk menerima apapun takdir yang akan menemaninya setelah ini. Hanya harapan dan doa yang bisa ia panjatkan kepada Tuhan saat ini.
***
Fathia menunggu dengan cemas dan deg-degan saat ijab qabul akan dilangsungkan. Ia berada di salah satu ruangan yang ada di rumah Adnan. Ia akan keluar jika Adnan sudah mengucapkan ijab qabulnya.
Masih terdengar lantunan doa yang diutarakan penghulu, sebelum akad akan dimulai.
Yang Fathia lakukan saat ini hanya berdoa, menggenggam tangan sang Mamah dan Nadia yang berada di sisi kiri kanannya, kemudian pasrah. Ia hanya bisa pasrah dan menyerahkan semuanya kepada Adnan, apakah pria itu dapat mengucapkan semuanya dalam satu kali tarikan napas dan berjalan lancar, atau bahkan gagal dan harus mengulang kembali.
Fathia yang sedari deg-degan, langsung lemas saat mendengar Adnan gagal pada percobaan pertamanya mengucapkan ijab, ia takut pria itu kembali gagal karena salah berucap. Padahal sebenarnya hal yang wajar jika sang mempelai pria salah menyebut nama mempelai perempuan atau terserimpet kata-katanya, tapi Fathia malah terlihat tegang dan panik sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia, Adnan. (Completed)
General FictionNamanya Muhammad Adnan Arrasyid. Seorang pria penyandang Autism Spectrum Disorder (ASD) yang dibebani tugas berat pada umur 24 tahun oleh keluarganya. Ia diminta untuk mempertanggung-jawabkan kesalahan yang bukan dilakukan olehnya. Akankah ia mampu...