[S]ecret

229 50 11
                                    

Cerita ini fiktif, dimohon untuk tidak membawa karakter ke dunia nyata.


Hanya terdengar suara dentingan garpu dan sendok yang beradu dengan piring.

Saat sedang berada di meja makan, tidak boleh ada yag berbicara, harus fokus menikmati makanan.

Momen seperti ini mengingatkan Yeji akan masa lalu.

6 tahun yang lalu

Baru beberapa suap makanan yang berhasil di telan, Yeji segera bangkit dari duduknya dan berlari ke arah wastafel di dapur.

Terdengar suara muntahan Yeji dari arah dapur membuat dua orang yang berada di meja makan mengerutkan kening mereka, dan salah seorang segera menyusul Yeji.

"Kenapa ji? kamu sakit?" tanya Eunbi khawatir pada adik iparnya itu.

Yeji mengangguk, "Aku mau istirahat aja deh kak," ujarnya.

"Kita ke dokter ya?" tawar Eunbi saat melihat wajah pucat Yeji. Dengan cepat Yeji menggeleng, ia menolak.

"Nanti aja sembuh, cuma gak enak badan biasa."

Kalau Yeji sudah menolak, Eunbi tidak bisa memaksa, ia hanya mengikuti keinginan adiknya itu. Setelah itu, Yeji berjalan melewati Minhyun tanpa mengatakan apapun. Ia tidak berselera untuk berbicara, dan pikirannya hanya tertuju pada kamar.

"Kenapa?" tanya Minhyun yang tidak ingin mengusik Yeji.

"Gak enak badan, aku susul Yeji ya."

Minhyun mengangguk lalu mengekori Eunbi menuju kamar Yeji. Setelah menanyakan keadaan Yeji, mereka pamit, Minhyun yang harus berangkat kerja dan Eunbi juga harus mengunjungi butiknya.

Alhasil, Yeji sendiri, Hp-nya terus berbunyi, ia sudah tau siapa yang menghubungi. Itu Hyunjin, laki-laki yang masih menyandang status sebagai kekasihnya.

Segera Yeji meraih Hp lalu ia membisukan notifikasi dari Hyunjin. Sudah terhitung selama seminggu ini Hyunjin terus menghubunginya, bahkan mengunjungi rumahnya tapi Yeji tidak ingin bertemu.

Minhyun yang mengerti mungkin adiknya sedang ada konflik dengan kekasih yang selalu ia elu-elukan itu, mencoba untuk meminta Hyunjin tidak datang lagi atau menghubungi adiknya.

Hyunjin tidak datang tapi dia terus menghubungi Yeji, ada satu kekhawatiran terhadap Yeji yang tersimpan di benak Hyunjin.

Kembali Yeji meraih Hp untuk sekedar menghibur diri dengan melihat-lihat video humor di youtube.

Ting!

Hyunjin: Pliss, jawab aku ji.
Hyunjin: Kalau terjadi apa-apa, aku akan tanggung jawab. Kamu percaya aku kan?

Dua notifikasi yang muncul di lock screen Yeji mencuri perhatiannya cukup lama, sebelum pada akhirnya Yeji teringat akan sesuatu. Ia pun bergegas pergi meninggalkan rumah untuk membeli sesuatu yang akan mengungkap kebenaran isi pikirannya saat ini.

Berulang kali Yeji mengecek, hasilnya tetap saja sama, tidak ada yang berubah. Matanya mulai berair, tangannya bergetar mengakibatkan lima benda pipih itu jatuh ke lantai, tapi segera ia ambil.

Garis dua.

Tangisnya pecah, ia bingung harus bagaimana sekarang, ia sangat takut dengan kenyataan ini. Air shower mengguyur kepala dan tubuhnya, Yeji menangis dalam diam dibawah guyuran air.

My Last ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang