18 - Sebuah Rencana

36 18 49
                                    

Hai hai, ada yang kangen aku? Kangen Jihoon, Daniel? Atau kangen Jan, Dendra?
Aku kembali, Gaes. Kemarin beneran sibuk banget. Wkwk. Aku ngarit.

Ya udah, ini aku kasih foto orang ganteng biar kangennya ilang.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***"Hal yang paling aku sesalkan adalah sebuah rencana yang belum aku laksanakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
"Hal yang paling aku sesalkan adalah sebuah rencana yang belum aku laksanakan." —Jan Pramana Hartanto
***

Siang begitu cerah, matahari begitu terik, seolah-olah membakar kulit Jan dan Dendra. Selama ini, mereka hidup dalam kemewahan dan selalu tinggal di ruangan ber-AC. Jadi, berkebun seperti itu adalah hal baru bagi mereka.

"Kalian lapar? Ini sudah tengah hari, waktunya kita makan siang. Ibu akan memasakkan sesuatu." Maira begitu semangat. Ia melepas kaus tangan, kemudian mencuci tangannya di keran yang sudah tersedia di pintu masuk kebun.

"Jadi, kita makan lagi? Yes!" Jan berseleberasi, menggerakkan tangannya seperti orang yang baru saja memasukkan bola ke gawang.

"Jan mau makan apa?" Maira tersenyum di akhir kalimatnya.

"Hmm ...." Jan berpikir sejenak, matanya tampak menyipit dan dahinya sedikit berkerut. Ia benar-benar serius memikirkan menu. "Aku mau makan—"

"Terserah Ibu aja yang masak." Dendra menyela, membuat Kinan dan Maira tertawa. Sementara Jan memasang muka cemberutnya.

***

Seorang lelaki berpakaian serba hitam duduk dalam mobil dengan pandangan awas ke rumah Kinan. Ia memakai masker, topi, juga kaca mata hitam. Sesuai rencana yang sudah disusun dan diperintahkan kemarin, ia akan melaksanakannya hari ini. Laki-laki berbadan atletis itu memegang kemudi dengan kuat, ia bersiap untuk melajukan mobilnya dengan cepat saat melihat gerombolan orang sedang tertawa bersama.

Itu adalah keluarga Kinan bersama Jan dan Dendra. Mereka asyik berjalan kaki sambil mengobrol sepulang dari kebun yang terletak beberapa meter dari rumah Kinan.

Call Me Nuna |Park Jihoon| Tamat√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang