5 - Kencan?

98 40 42
                                    

Annyeong, kekasih Kyungsoo kembali.
Bawa cerita Jan lagi pastinya. Nungguin, nggak?
Btw, kalian di tim mana, sih? Jan Kinan atau Dendra Kinan?

Kalau aku masih sama, aku berada di tim Kyungsoo bersamaku. Wkwkwk.

Ya, udah. Daripada kelamaan basa-basi. Kita langsung gas aja, kuy!
***

***“Jangan pernah takut untuk memulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
“Jangan pernah takut untuk memulai. Jangan pernah takut terhadap kegagalan. Bahkan, kegagalan adalah hasil, maka nikmatilah.” —Jan Pramana Hartanto

***

Sudah seminggu ini hubungan Kinan dan Dendra membaik. Mereka sering jalan bersama, bahkan setiap hari mereka merencanakan kencan, katanya sebagai ganti hari-hari kemarin. Menonton film, belanja, nongkrong di kafe, semua itu mereka berdua lakukan hingga lupa waktu.

“Bentar, kita kencan dalam seminggu penuh. Padahal belum ada kata resmi kita balikan.”

“Emang, kita pernah putus?” Dendra bertanya santai, kemudian menautkan jemarinya di sela-sela jemari mungil Kinan. “Enggak ada kata balikan kalau enggak putus. Kemarin itu, kita cuma istirahat aja,” lanjutnya diselingi senyuman.

Saat Dendra tersenyum seperti itu, alam semesta seperti sedang ditaburi gula menurut Kinan, manis, melenakan, dan memabukkan. Begitulah cinta, bahkan hanya dengan senyuman, semua beban seperti terlupakan.

“Hari ini, kita ke mana lagi?”

“Hmm, maaf, sepertinya hari ini aku harus ngajak si Rambut Blonde itu makan bersama. Sebagai tanda terima kasih.”

Dendra hanya menanggapi dengan anggukan sembari ber-oh-ria.

“Kamu enggak cemburu kalau aku keluar sama cowok lain?”

Laki-laki jangkung itu hanya tersenyum seraya membentuk huruf C dengan telunjuk dan ibu jarinya. “Dikit. Tapi mau gimana lagi? Dia yang bikin kita jadi kembali gini, kan?”

Kinan mengangguk pelan, menyetujui apa yang Dendra katakan. Sebelum ini, ia sudah bercerita banyak, tentang nasihat Jan, juga tentang alasan ia pergi dari Dendra.

Perpisahan itu terjadi begitu saja, karena Kinan menganggap bahwa menjauhi Dendra adalah yang terbaik. Mereka berasal dari keluarga dengan latar belakang yang sangat jauh berbeda. Orang tua Dendra mendatangi Kinan secara langsung, memintanya untuk sadar diri dan pergi.

Call Me Nuna |Park Jihoon| Tamat√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang