04.

224 38 2
                                    

Bersandar dipohon, Jungkook menatap Namjoon yang tidur dengan pahanya yang dijadikan bantal. Menatap matahari yang akan tenggelam, ia menusuk pipi bulat Namjoon dengan jarinya membuat protesan keluar dari bibirnya.

Tusukan dipipi tidak berhenti malah semakin sering membuat Namjoon membuka matanya, cemberut menatap Jungkook yang menampilkan senyum usilnya.

"Sudah mau malem, yok balik." tak ingin kembali digigit Jungkook segera menyeruakan alasanya.

Sedikit bingung Namjoon segera bangun, menggenggam tangan Jungkook dan berjalan pergi.

"Aku baru sadar kulitmu dingin sekali." Namjoon sedikit mengerutkan dahinya. Terus membolak-balikan tangan Jungkook dengan heran, menyentuh sana-sini termasuk lehernya membuat Jungkook sedikit menghindar.

"Tidak sopan meyentuh orang."

Namjoon mengangguk. Berhenti di depan penginapan Jungkook menatap bingung Namjoon yang hanya diam.

"Kau tidak masuk? Ini sudah di depan penginapan."

"Hah?" Namjoon berkedip sebelum menggelengkan kepalanya, "Aku mau menginap saja dirumahmu, boleh?"

Jungkook menatap dalam Namjoon sebelum menganggukkan kepalanya, "Ya."

Rumah Jungkook.

Namjoon duduk di ruang tamu, meminum teh yang disajikan Jungkook. Menatap sekeliling dengan penuh minat, rumah Jungkook tidak seburuk yang dibayangkanya. Terlihat kuno dan rapuh dari luar, tapi saat masuk benar-benar bersih dan peralatan yang kebanyakan terlihat kuno membuat rumah ini menjadi seperti antik. Memasuki rumah ini Namjoon merasa hangat, rasanya seperti... pulang ke rumah.

Meletakan cangkir teh di atas meja, Namjoon mengeluarkan dan memainkan ponselnya, menunggu Jungkook yang entah sedang apa di dalam. Lumayan lama Jungkook tidak keluar-keluar membuat Namjoon sedikit bosan, mematikan ponsel Namjoon sedikit mengangkat kakinya tanpa sengaja merasa seperti menendang sesuatu. Ia menunduk, mengulurkan tangan ke bawah meja menemukan album foto yang ditebaknya berisi semu foto Jungkook dari kecil.

"Namjoon Hyung, bantu aku!!"

Mendengar teriakan Jungkook dari dalam, Namjoon segera meletakan album foto diatas meja, bangun dan berjalan cepat menuju tempat Jungkook berada. Melihat Jungkook yang kesulitan membawa kardus besar dari dalam kamar, ia segera membantunya. Meletakkan kardus digudang belakang, Namjoon mengelap keringatnya. Sangat lelah, sebenarnya bingung apa isi kardus itu sampai bisa seberat ini tapi ia tak akan menanyakan hal itu, toh ia hanya menumpang tak enak menanyakan itu.

"Ayo aku akan menunjukkan kamarmu."

Namjoon mengangguk, berjalan dibelakang Jungkook melihat-lihat. Ia pikir sangat aneh Jungkook memiliki banyak patung dirumahnya, apalagi digudang tadi patung-patung berjejer ada juga yang menumpuk rusak.

Namjoon berhenti dipintu kamar bercat putih, melihat Jungkook mengeluarkan kunci untuk membuka pintu sebelum memasukinya.

"Sangat rapi." ujar Namjoon menatap kamar yang akan menjadi tempat tidurnya, tidak banyak hal disini. Hanya ada satu kamar yang hanya muat untuk 1 orang, satu jendela kayu tanpa kaca, satu lemari, dan meja rias.

"Aku senang hyung menyukainya, btw kamar mandinya terpisah, hanya ada satu dibelakang sebelah gudang. Tidak apa-apa?"

"Tentu saja tidak apa-apa, terimakasih sudah membiarkanku menginap disini."

"Hem, kamarku tempat di depan kamar mu, nanti kalau ada apa-apa hyung bisa pergi ke kamarku."

"Oke."

Dunia LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang