Penginapan, pukul 19.00
"Ada apa denganmu?" tanya SeokJin melihat Namjoon yang berbaring diranjang dengan linglung.
"Apa?" Namjoon menatap SeokJin bingung tak mengerti apa yang dimaksudnya.
SeokJin berjalan menuju ranjang Namjoon, "Setelah berjalan-jalan kau terlihat linglung. Apa yang kamu pikirkan?"
"Aku... hyung apa kau tidak salah pilih tempat untuk beribur?"
"Bukanya kau yang memilih tempatnya?"
"Eh iya? Tapi desa ini.. menyeramkan."
"Sekarang baru menyesal, kan? Sudah kubilang nggak usah ikut -ikut liburan disini, meski udaranya seger, pemandangan indah, tapi ini jauh dari kota! Sangat menyeramkan bukan, apalagi nanti kalau ada binatang buat tiba-tiba muncul, orang di desa ini tuh sedikit banget.... bla bla bla"
Namjoon menghela nafas mendengar SeokJin terus mengoceh. Semenjak bermimpi aneh tadi entah kenapa ia memiliki firasat buruk tentang desa ini, jika dipikir-pikir desa ini benar-benar menyeramkan. Namjoon bahkan belum melihat satu orangpun di desa ini, ia juga tidak melihat pelayanan di penginapan ini.
Namjoon berkedip melihat senter diatas ranjang SeokJin sebelum mengerutkan dahinya, "SeokJin Hyung apa kau tidak akan mengembalikan senter yang sudah kau pinjam?"
"Hah? Senter?"
Melihat wajah bodoh SeokJin membuat Namjoon yakin kakaknya melupakan barang yang sudah dipinjamnya, kakaknya sering lupa dengan hal-hal kecil.
"Senter, itu."
SeokJin melihat senter diatas ranjangnya sebelum mengangguk mengerti, "Kenapa kau tidak mengingatkan ku?"
"Hyung yang lupa aku yang disalahkan." cibir Namjoon malas.
"Lebih baik kau yang mengambalikanya, aku teralu malas untuk bergerak."
"Aku saja tak tahu kau meminjam pada siapa tuh senter."
"Gampang, cari aja rumah agak besar terus didepanya nggak ada peti mati."
"Eh? Memang ada rumah yang tidak ada peti mati? Kenapa aku tidak memperhatikan tadi."
"Salahmu terlalu asik memotret. Jangan malas, cepet kembalikan senternya atau nanti pemiliknya akan berpikir kau malas mengembalikanya."
"Kenapa harus aku? Jelas-jelas SeokJin Hyung yang meminjamnya!!" Namjoon berbaring diranjangnya, memeluk erat guling. Terlalu enggan untuk bergerak.
SeokJin mengeluarkan ponselnya dan memainkan game miliknya, dengan santai melirik Namjoon yang tak ingin bergerak. "Kau akan cepat gemuk jika terus tidur, lebih baik berolahraga, jangan malas. Bangun dan kembalikan senter, rumahnya dekat kok dengan penginapan ini, hanya beberapa langkah."
"Jelas-jelas kau yang malas." gumam Namjoon, meski begitu ia tetap patuh berdiri dengan kasar mengambil senter tersebut. Berjalan dengan kaki yang dihentakkan kesal, mengomeli hyung nya yang terlalu malas. Hih.
Berada diluar penginapan, Namjoon celingak-celinguk dengan curgia. Berpikir apa dirinya berjalan melewati pintu yang salah? Namjoon memeluk dirinya sendiri, sedikit menggingil merasakan embusan angin yang dingin. Tanganya yang memegang senter menguat, melihat lingkungan yang sangat sepi dihdapanya bahkan saking sepinya ia sampai bisa mendengar degub jantungnya sendiri. Apalagi melihat peti-peti yang berjejeran ditiap depan pintu rumah warga menambah kesan menyeramkan bagi Namjoon. Apalagi dimalam hari, karena tidak ada lampu yang terpasang membuat Namjoon kesusahan melihat meski hanya diterangi bulan, ia pun menyalakan senter ditanganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Lain
FanficTentang Namjoon yang menyadari datang ke tempat yang salah berusaha mencari jalan keluar namun bukanya berhasil keluar melainkan ia semakin terjebak! ..... WARNING: - bxb, homo, gay, sesama jenis, bl. - jan sampek salah lapak, kakak. - baca aja d...